lingkungan
PTPN V Siagakan 55 Embung Antisipasi Karhutla di Riau
Pekanbaru, FNN - PT Perkebunan Nusantara V menyatakan telah menyiagakan sebanyak 55 embung yang tersebar di seluruh unit perkebunan perusahaan milik negara tersebut untuk membantu pemerintah memerangi kebakaran hutan dan lahan di Bumi Lancang Kuning, Riau. "Selama 25 tahun berdiri areal PTPN V tidak pernah terbakar. Kami terus mengedepankan langkah pencegahan, termasuk di antaranya menyiapkan 55 embung dengan beragam ukuran. Ini bisa menjadi sumber air saat dibutuhkan baik oleh internal maupun satgas di luar perusahaan," kata Chief Executive Officer PTPN V, Jatmiko K Santosa dalam keterangannya di Pekanbaru, Rabu. Menurutnya, keberadaan embung menjadi vital mengingat salah satu masalah yang kerap dihadapi satuan tugas (Satgas) ketika menghadapi karhutla adalah minimnya sumber air. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Riau terus mendorong pembangunan sumber-sumber air baru di lokasi rawan karhutla, baik itu melalui pembuatan sumur bor, sekat kanal, maupun embung-embung air yang masif dilakukan dalam beberapa tahun terakhir. PTPN V hingga kini tercatat telah memiliki puluhan embung beberapa di antaranya berukuran cukup besar yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat penampungan air. Embung ini menjadi bagian dari sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan untuk terus dalam kondisi siap dan siaga menghadapi musim kering tiba. "Kita semua dalam status siaga, jangan sampai lengah dan terus meningkatkan kewaspadaan agar langit Riau tetap biru tahun ini," ujar Jatmiko yang juga merupakan Ketua GAPKI Riau tersebut. Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Provinsi Riau kembali memasuki musim kering gelombang paruh kedua pada Juni hingga September 2021 mendatang. Pada Rabu (22/6), Citra Satelit Terra dan Aqua mendeteksi sebanyak lima titik panas atau indikasi karhutla di Riau dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen. Angka tersebut menurun dibandingkan sehari sebelumnya yang tercatat sebanyak 18 titik panas menyebar di tujuh kabupaten di Provinsi Riau. Walau BMKG memperkirakan pengaruh La Nina dalam kondisi netral, artinya masih terjadi hujan walau sesaat di beberapa wilayah, Jatmiko mengatakan perusahaan akan terus meningkatkan kewaspadaan mengingat Riau yang berada di perlintasan ekuator memiliki tingkat suhu panas lebih tinggi di saat musim kering tiba. "Insya Allah embung-embung kita selama ini dalam keadaan yang baik dan siap untuk digunakan. Pada intinya kita tidak boleh lengah. Pencegahan kebakaran harus terus kita utamakan," tegasnya. Pemprov Riau diketahui telah menetapkan status Siaga Darurat Karhutla sejak 15 Februari hingga 31 Oktober 2021 sebagai langkah antisipasi musim kering. Hingga saat ini, terdapat lima helikopter pengebom air dan satu pesawat modifikasi cuaca bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) siaga di Riau. (mth)
BKSDA Bengkulu Melepasliarkan Ribuan Burung Hasil Sitaan
Pesawaran, FNN - Petugas Seksi Konservasi Wilayah III (SKW) Lampung BKSDA Bengkulu melepasliarkan ribuan jenis burung hasil sitaan di Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdul Rachman (Tahura WAR), Pesawaran, Selasa. Ribuan burung berbagai jenis seperti cucak daun lebar, cucak daun kecil, cucak sayap biru, dan burung madu leher merah ini merupakan hasil tangkapan yang diamankan tim gabungan bersama kepolisian dan LSM/NGO Flight Protecting Indonesia Bird. Kasi SKW III BKSDA Bengkulu Hifzon Zawahiri menyebutkan dari sebanyak 3.726 ekor burung, 36 ekor di antaranya burung yang dilindungi yang disita saat hendak dibawa ke Pulau Jawa, pada Senin (21/6) di Jalan Tol Trans Sumatera, Lampung. "Yang kami lepasliarkan ini merupakan jenis burung yang tidak dilindungi. Untuk jenis yang dilindungi akan menjalani rehabilitasi," katanya. Menurut dia, sebanyak 36 ekor burung yang menjalani rehabilitasi sekaligus dijadikan sebagai barang bukti proses hukum oleh aparat kepolisian. "Jenis burung yang direhabilitasi adalah beo, jalak kebo, trucukan, prenjak, dan cucak ijo," ujarnya. Direktur Komunikasi Flight Protecting Indonesia's Bird Nabila Fatma menyatakan pihaknya mengapresiasi Polda Lampung, BKSDA Bengkulu, dan Balai Karantina Lampung atas kerja kerasnya dalam upaya menggagalkan penyelundupan ribuan burung tersebut. Menurut di, perburuan dan penyelundupan burung Sumatera ini seakan tidak ada habis-habisnya untuk memenuhi permintaan pasar pasar burung di Pulau Jawa, hal ini harus dihentikan. "Perburuan yang marak mengancam populasi dan ekosistem burung di Sumatera, mengingat burung memiliki fungsi ekologi bagi ekosistem, seperti menyebarkan benih tanaman dan penyeimbang rantai makanan," ujarnya. Nabila menambahkan, dalam tiga tahun terakhir penyelundupan 165 ribu ekor burung Sumatera menuju Jawa berhasil digagalkan petugas. Sebagian besar terjadi di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. "Burung-burung ini sebagian berasal dari luar Lampung, seperti Riau, Sumatera Barat, Jambi, dan Bangka Belitung. Lampung adalah tempat transit sebelum burung diselundupkan ke Jawa," katanya. (mth)
Partai Gelora: Stop Impor Sampah dari Negara Maju
Jakarta, FNN - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menyesalkan negara-negara maju di Eropa dan Amerika Serikat yang masih menjadikan Indonesia sebagai tempat pembuangan sampah mereka, terutama sampah plastik. Baru-baru ini terungkap kalau negara kita tercinta ini, ternyata juga dijadikan tempat sampah oleh negara-negara maju seperti negara-negara di Eropa maupun di Amerika Serikat. Padahal produksi sampah kita sudah banyak," kata Ratih Sanggarwati, Ketua Bidang Perempuan DPN Partai Gelora Indonesia dalam keterangannya, Senin (21/6/2021). Hal itu disampaikan Ratih saat menjadi Keynote Speaker dalam acara 'Rumpi Gelora #9' (Ruang untuk Maju Perempuan Indonesia Partai Gelora) dengan tema 'Tips Minim Hidup Sampah'. Menurut Ratih, sampah plastik sangat berbahaya bagi kehidupan kelangsungan hidup ekosistem di bumi. Sehingga kondisi bumi saat ini semakin memprihatinkan. Permasalahan sampah plastik sangat kompleks, harus kita pikirkan solusinya karena menjadi ancaman serius bagi kehidupan masa depan makhluk hidup di bumi ini," katanya. Salah satu solusi yang bisa dilakukan oleh para perempuan Indonesia, lanjutnya, adalah mengubah gaya hidup dalam berbelanja maupun dalam kehidupan sehari-sehari untuk tidak menggunakan produk berbahan plastik, dan beralih ke produk ramah lingkungan. "Kita miris dengar ada ikan paus mati di suatu pantai dan terdampar, ketika dibedah perutnya ditemukan banyak sekali sampah plastik. Ada pula yang hidungnya tertancap sedotan, tentunya ini sangat memprihatinkan," ungkapnya. Ratih berharap 'Rumpi Gelora' ini bisa membuka mata semua pihak bahwa permasalahan sampah di Indonesia sudah pada taraf mengkhawatirkan. "Untuk itu, kita semua perlu berjuang bersama-sama untuk menjadi solusi bagi masalah tersebut setidaknya dengan mengurangi sampah dalam lingkup keseharian kita," ujarnya. Sementara Efi Femiliyah, penerima Kartini Gelora Award 2020 asal DKI Jakarta ini mengatakan, ia telah menerapkan gaya hidup minim sampah dalam kehidupan sehari-hari, mengelola sampah organik dan tidak menggunakan produk plastik. "Ini yang membuat saya akhirnya memiliki toko tanpa kemasan. Kita tidak lagi pakai air kemasan, dan kalau kita beli apa misalnya beli pecel ayam kita bawa tempat sendiri, termasuk buat sambelnya. Sementara kalau anak-anak tiba-tiba jajan minuman kekinian, saya bawakan gelas sendiri," kata Efi. Efi menegaskan, gaya hidup serba instan membuat peningkatan sampah plastik secara signifikan. Ia menilai, Indonesia saat ini darurat sampah plastik yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Efi pun mengungkapkan sebuah penelitian di luar negeri yang diliris pada 2019 lalu, bahwa ditemukannya mikroplastik dalam feses manusia yang tidak bisa terurai, ditemukan dalam bentuk kecil-kecil. "Plastik sudah tertelan kita, dan ditemukan di feses kita ada mikroplastik. Feses kita sudah diteliti, sebuah fakta yang sangat mengagetkan di akhir 2019 lalu," katanya. Penerima Kartini Gelora Award 2020 menambahkan, Jakarta tengah kesulitan dalam mencari lokasi baru tempat membuang sampah, selain TPA Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat karena peningkatan jumlah sampah setiap harinya. "TPA Bantar Gebang akhir tahun ini diprediksi tidak bisa menerima sampah dari DKI Jakarta. Bantar Gebang saat ini sudah terlihat seperti Candi Borobudur. Jadi persoalan sampah adalah persoalan serius, yang harus cepat dicarikan solusinya," pungkasnya. (*)
Pemkab Badung Ajak Masyarakat Aktif dalam Pelestarian Alam
Badung, FNN - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, mengajak seluruh masyarakatnya untuk aktif dalam pelestarian alam dan lingkungan. "Pelestarian alam dapat dilakukan dengan menanam dan memelihara pohon maupun merawat lingkungan, sehingga tersedia oksigen yang berlimpah dan tercipta lingkungan yang bersih demi keberlangsungan hidup masyarakat," ujar Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta saat Gerakan Serentak Penanaman Pohon dan Aksi Kebersihan Lingkungan di Mangupura, Senin. Ia mengatakan gerakan dalam rangkaian peringatan Bulan Bung Karno 2021 itu merupakan bentuk implementasi ajaran Tri Sakti Bung Karno, yakni berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, bertujuan mewujudkan keharmonisan alam dan manusia. Melalui gerakan itu, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk kembali pada ajaran Bung Karno, salah satunya melalui Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana sehingga ide, gagasan, dan cita cita dalam perjuangan Bung Karno bisa diteruskan dan implementasikan dalam kehidupan sehari hari. Pemkab Badung melibatkan aparatur sipil negara (ASN) dalam gerakan serentak penanaman pohon dan aksi kebersihan lingkungan di seluruh wilayah setempat. Bupati Giri Prasta menjelaskan cara itu untuk memberikan motivasi dan contoh kepada masyarakat luas bahwa ASN di Badung juga peduli dengan pelestarian lingkungan. "ASN dari organisasi perangkat daerah Badung saja peduli dengan kebersihan lingkungan mengapa kita yang ada di lingkungan sendiri tidak peduli, untuk itulah kami bangun sikap gotong royong melalui konsep merawat Bumi," ungkapnya. Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Badung Nyoman Suendi melaporkan gerakan tersebut bertujuan mengimplementasikan Tri Sakti Bung Karno untuk mewujudkan keharmonisan alam dan manusia. Selain itu, untuk mengajak semua masyarakat Badung berpartisipasi aktif dalam pelestarian alam dengan menanam, memelihara pohon, dan merawat lingkungan. "Dengan begitu dapat tersedia oksigen yang cukup dan tercipta lingkungan yang bersih demi keberlangsungan hidup masyarakat Badung," ujarnya. (mth)
Produk Premium Alam dengan Memberdayakan Masyarakat Lokal
Jakarta, FNN - Talasi berupaya menghadirkan produk premium dari alam dengan mengeksplorasi daerah yang punya potensi pertanian baik dengan memberdayakan masyarakat melalui inovasi pertanian berkelanjutan. Tidak hanya membeli bahan pertanian dan bahan baku lain dari petani kecil, Talasi bertujuan menyediakan kehidupan lebih baik bagi masyarakat. Pendiri Talasi Alisjahbana Haliman mengatakan Talasi memiliki filosofi Discover The Origin dalam menerapkan bisnis. "The Origin tidak hanya memiliki pengertian sumber atau asal, tetapi juga awal dari sebuah kehidupan. Talasi adalah tentang eksplorasi dan menemukan potensi. Tidak hanya mengeksplorasi alam untuk menciptakan produk premium, kami juga menggali potensi masyarakat untuk semakin maju," kata dia dalam siaran resmi, Minggu. Alam dan manusia merupakan dua unsur penting untuk menciptakan ekosistem yang kuat dan berkualitas. Oleh karena itu, Talasi konsisten melakukan program pemberdayaan masyarakat mengenai rantai produksi, sistem kerja, hingga pelatihan pertanian yang dapat membantu mereka berkembang dan berkontribusi dalam upaya kami mengurangi jejak karbon dalam setiap produk. Talasi memperkenalkan laman resmi berisi tiga konten utama, yakni Products from The Origin untuk mendapat produk alam yang mereka buat, Activities at The Origin mengajak konsumen menikmati alam, dan Experience by The Origin mengajak konsumen melihat proses pembuatan produk dari masyarakat setempat. Produk alam yang disuguhkan terdiri dari dua merek produk, yakni Watu dan To-yé. Watu terdiri dari berbagai produk pangan seperti teh, kopi, madu, kacang- kacangan, hingga konsentrat dan ekstrak tumbuhan seperti vanila, jahe, dan kunyit. Sementara To-yé terdiri dari produk hand sanitizer, natural mist untuk ruangan, hingga minyak alami seperti minyak kayu putih, minyak telon untuk bayi, juga minyak untuk pijat. Petani kopi dan mitra Talasi, I Wayan Winarsa, mengapresiasi upaya memberdayakan petani lokal di daerahnya dengan penerapan pertanian berkelanjutan. "Tidak hanya memberikan banyak pengetahuan baru di bidang pertanian, kami juga memiliki pemahaman baru tentang pentingnya melestarikan lingkungan. Semoga kerja sama ini dapat terus berlanjut dan menginspirasi banyak petani lain untuk mulai menerapkan pertanian berkelanjutan yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan sekaligus kesejahteraan hidup." Saat ini Talasi memiliki dua lokasi pemberdayaan yaitu Talasi Batukaru, Bali, dan Talasi Weetabula, Sumba. Di Talasi Bali, konsumen dapat mencoba tiga jenis aktivitas yaitu Talasi Product Journey yang menawarkan pengunjung untuk tahu lebih banyak cerita di balik layar pembuatan produk Talasi. Dalam perjalanan ini pengunjung juga dapat berbincang dengan petani dan berbagi pengalaman bersama mereka. Aktivitas selanjutnya yang dapat dipilih adalah Rainforest Walking Experience. Pengunjung dapat mengeksplorasi hutan hujan Batukaru sebagai salah satu hutan paling indah di Bali. Di hutan ini pengunjung dapat menjumpai berbagai macam tumbuhan obat, pohon buah-buahan, hingga keindahan warna burung liar. Pengunjung juga dapat merasakan kesejukan mata air alami yang terdapat di dalam hutan Barukaru. Aktivitas terakhir yang dapat dinikmati adalah Biking Experience. Pengunjung akan diajak bersepeda mengelilingi tempat indah di sekitaran Batukaru yang memiliki lanskap pegunungan dan juga laut. (mth)
KKP Sosialisasi Aturan Pemanfaatan Ruang Laut Raja Ampat
Jakarta, FNN - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan telah melakukan sosialisasi berbagai aturan dalam pemanfaatan ruang laut khususnya yang terkait dengan penanaman modal di wilayah Raja Ampat, Papua Barat. "Undang-Undang No. 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja dan peraturan turunannya memberikan perhatian lebih dalam pemanfaatan ruang laut, ini perlu kami sosialisasikan kepada masyarakat, termasuk para stakeholder yang terkait dalam pemanfaatan ruang laut di wilayah Raja Ampat ini," kata Plt. Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP Antam Novambar dalam siaran pers di Jakarta, Minggu. Ia mengemukakan KKP di era Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menunjukkan perhatiannya dalam mendorong keseimbangan pemanfaatan ruang laut, termasuk di Raja Ampat. Antam juga menjelaskan bahwa salah satu amanat yang krusial adalah terkait dengan penanaman modal asing dalam pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan sekitarnya. UU Cipta Kerja, lanjutnya, juga telah mengatur bagaimana mekanisme penanaman modal asing agar benar-benar bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan tidak merugikan kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan. "Sesuai amanat pasal 26A, penanaman modal asing harus memenuhi perizinan berusaha dari Pemerintah Pusat serta harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang penanaman modal," ucap Antam. Sementara itu, Plt. Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan, Matheus Eko Rudianto memastikan bahwa aparat PSDKP yang ada di lapangan akan melaksanakan pengawasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh sebab itu, dia mengimbau agar pelaku usaha segera mengurus rekomendasi atau izin yang diperlukan. “Tentu pengawasan akan kami laksanakan sesuai peraturan yang berlaku”, tegas Eko. Dalam sosialisasi yang dilaksanakan di Raja Ampat pada 10 Juni 2021, Direktorat Jenderal PSDKP menggandeng sejumlah pihak seperti Pemerintah Daerah Raja Ampat, Kepolisian Perairan, Kelompok Masyarakat Pengawas, serta para pelaku usaha pemanfaatan ruang laut di wilayah Raja Ampat. (mth)
Populasi Badak Jawa dan Elang Jawa Bertambah
Jakarta, FNN - Populasi badak jawa (Rhinoceros sondaicus) dan elang jawa (Nisaetus bartelsi) bertambah setelah kelahiran dua anak badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon dan menetasnya telur elang jawa di Taman Nasional Indonesia Indah (TMII). Menurut siaran pers Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta, Sabtu, dua anak badak jawa terekam kamera jebak di wilayah Semenanjung Ujung Kulon, Taman Nasional Ujung Kulon, bagian paling barat Pulau Jawa, sejak Maret 2021. Menurut KLHK, anak badak jawa betina yang mulai terekam kamera jebak pada 18 Maret 2021 lahir dari induk bernama Ambu, yang sebelumnya tercatat melahirkan anak badak jawa pada 2017. Sedangkan anak badak jawa jantan yang usianya diperkirakan sudah satu tahun mulai terekam kamera jebak pada Maret 2021 bersama induknya yang bernama bernama Palasari. Menurut KLHK, kedua anak badak jawa itu merupakan anak badak jawa pertama yang lahir pada tahun 2021. KLHK menyatakan, kelahiran anak badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon menunjukkan keberhasilan kebijakan pelindungan habitat badak jawa di kawasan taman nasional tersebut. Menurut KLHK, jumlah badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon hingga Mei 2021 tercatat 73 individu, terdiri atas 40 badak jawa jantan dan 33 badak jawa betina. TMII Sambut Kelahiran Elang Jawa Lembaga Konservasi Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 29 Mei 2021 berhasil menetaskan satu telur burung elang jawa. Induk elang jawa koleksi TMII bertelur mulai tahun 2014. Upaya penetasan dilakukan dari tahun 2014 sampai 2020 melalui proses pengeraman secara alami oleh induk. Namun tidak membuahkan hasil. Berdasarkan hasil evaluasi, pada 2021 proses pengeraman dilakukan dengan bantuan mesin tetas. Selama 23 hari proses pengeraman dari 6 sampai 29 Mei 2021 satu telur menetas menjadi anak elang jawa dengan berat 53 gram. Pada 11 Juni 2021, anak elang jawa itu sudah berusia 14 hari dan dalam kondisi sehat. Elang jawa dan badak jawa merupakan jenis satwa langka yang masuk dalam daftar 25 spesies dengan prioritas utama konservasi di KLHK. Kedua jenis satwa tersebut termasuk satwa yang dilindungi menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018. International Union for Conservation of Nature (IUCN) menggolongkan badak jawa sebagai satwa dengan status critically endangered atau sangat terancam punah dan elang jawa sebagai satwa dengan status terancam punah. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Wiratno menyatakan kelahiran badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon dan elang jawa di TMII menunjukkan upaya serius pemerintah dalam melestarikan satwa endemik Indonesia. "Kita harus bersama mendukung konservasi satwa Indonesia ," kata Wiratno. (mth)
Gempa Bumi Magnitudo 5,7 Guncang Sulut
Jakarta, FNN - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,7 mengguncang Sulawesi Utara pada Selasa sekitar pukul 09.23 WIB, menurut informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diterima di Jakarta. Episentrum gempa berada di 0,06 Lintang Selatan dan 124,40 Bujur Timur sejauh 66 kilometer tenggara daya Bolaanguki-Bolsel dengan kedalaman 14 kilometer. (sws)
Toko Bahan Bangunan di Tangerang Terbakar
Tangerang, FNN- Kebakaran terjadi di sebuah toko bahan bangunan yang berada di Jalan Raya Serang-Balaraja, Desa Cangkudu, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten Selasa malam menghanguskan beberapa barang-barang yang ada di dalamnya termasuk enam unit mobil. Willy (26), salah satu karyawan toko bahan bangunan, di Tangerang menjelaskan, bahwa awal mula kebakaran tersebut dari korsleting listrik di sebuah gardu yang ada di dalam tokonya. Bahkan, dirinya sempat mendengar beberapa kali ledakan sebelum kobaran api itu membesar dan menghanguskan semua isi di dalamnya. "Sekitar jam 21.30 WIB. Saya mau tidur waktu itu, cuman sebelumnya dengar suara ledakan kaya petasan di arah gardu listrik toko," katanya. Ia mengungkapkan, sekitar satu jam kemudian api terus membesar dan merembet ke arah gudang penyimpanan bahan bangunan yang berisi bahan tiner dan cat. Kemudian, api juga telah menghanguskan 6 unit mobil milik toko tersebut. "Di dalam memang ada gudang penyimpanan cat, dan ada 6 unit mobil termasuk mobil pribadi," tuturnya. Selang beberapa jam kemudian, satu unit mobil pemadam kebakaran dari BPBD Kabupaten Tangerang datang dan langsung berusaha memadamkan api di sekitarnya. Akibat dari peristiwa kebakaran itu, menyebabkan kemacetan di sekitar jalur arah Balaraja-Serang dan begitu juga sebaliknya. (sws)
KKP Ajak Tangani Kerusakan Perairan Akibat Pertambangan di Sorong
Jakarta, FNN - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak berbagai instansi untuk berkolaborasi dalam menangani potensi pencemaran dan kerusakan perairan akibat aktivitas pertambangan di sekitar daerah Tanjung Saoka, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat. "Kolaborasi ini merupakan bentuk sinergi antar lembaga dalam menyikapi permasalahan pencemaran di Tanjung Saoka," kata Plt. Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Antam Novambar dalam siaran pers di Jakarta, Rabu. Ia mengemukakan KKP menggandeng Kemenkopolhukam, Kementerian LHK, Kementerian ESDM, Kementerian ATR/BPN, Kementerian Perhubungan, Pemerintah Provinsi Papua Barat, Pemerintah Kota Sorong dan Komisi Pemberantasan Korupsi, dalam menangani potensi pencemaran dan perusakan perairan akibat aktivitas tambang galian C di daerah tersebut. Lebih lanjut Antam menjelaskan bahwa dengan kolaborasi antar instansi ini diharapkan akan ada pendekatan yang lebih komprehensif dalam penanganan permasalahan pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas pertambangan tersebut. "Kami harap pendekatan penyelesaiannya lebih komprehensif. Ada beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti oleh masing-masing instansi," ujar Antam. Sementara itu, Plt. Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Matheus Eko Rudianto, yang memimpin langsung rapat koordinasi dan inspeksi lapangan, menyampaikan bahwa KKP melalui Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Sorong menerima laporan dugaan pencemaran perairan akibat tambang Galian C yang dilakukan salah satu perusahaan yang melakukan kegiatan penambangan. "Setelah dilakukan analisis lebih dalam, dan mendengarkan laporan dari berbagai instansi diduga ada beberapa hal yang perlu didalami potensi pelanggarannya antara lain terkait dengan dampak penambangan terhadap kawasan wisata dan nelayan," terang Eko. Sementara itu, Ketua Satgas Korsuv Wilayah V Komisi Pemberantasan Korupsi Dian Patria mengharapkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat menciptakan sinergi dalam penanganan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan tambang tersebut. Hal senada juga disampaikan oleh Pemerintah Kota Sorong yang berharap agar permasalahan ini dapat diselesaikan secara win-win solution, mengingat kegiatan usaha tambang yang ada saat ini memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat lokal, khususnya di Kota Sorong. Selain berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait, KKP juga melakukan peninjauan lapangan ke Tanjung Saoka, lokasi dugaan terjadinya pencemaran perairan dan perusakan pesisir oleh aktivitas tambang Galian C. Ada 5 perusahaan yang ditinjau dalam kegiatan inspeksi lapangan tersebut pada Senin (7/6). (sws)