LINGKUNGAN
Spesies Baru Kodok-Pucet Ditemukan di Hutan Pantai Garut
Jakarta, FNN - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyebutkan penemuan spesies baru katak-pucat pantaiselatan dari marga Chirixalus Boulenger di hutan dataran rendah di Kabupaten Garut, Jawa Barat yang menambah koleksi data keanekaragaman hayati Indonesia. "Setelah dilakukan analisis morfologi, molekuler dengan menggunakan DNA mitokondria dan suara kawin (advertisement call) maka jenis tersebut tidak cocok dengan jenis dari marga yang sudah ada. Oleh karena itu, didukung oleh bukti morfologi, molekuler, dan akustik maka jenis ini dideskripsikan sebagai jenis baru," kata peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI Amir Hamidy dalam keterangan di Jakarta, Jumat. "Katak-pucat pantaiselatan (Chirixalus pantaiselatan sp. nov.) merupakan kelompok katak Rhacophorid kecil dengan panjang tubuh jantan 25,3–28,9 mm. "Sampel katak-pucat pantaiselatan itu dijumpai pada 2017 dalam kegiatan citizen science yakni Gerakan Observasi Amfibi Reptil Kita (Go ARK). "Hasil penelitian tersebut telah diterbitkan pada Raffles Bulletin of Zoology pada 5 Juli 2021. Temuan itu dapat memberikan informasi baru tentang distribusi beberapa spesies atau bahkan jenis baru dari area umum. "Amir yang merupakan salah satu penulis dalam penelitian itu mengatakan Chirixalus pantaiselatan sp. nov. secara morfologi paling mirip dengan Chirixalus nongkhorensis dari Chonburi, Thailand. "Pola warna punggungnya serta secara genetik paling dekat dengan Chirixalus trilaksonoi yang juga berasal dari Jawa Barat," ujar Amir. "Selain Amir, Misbahul Munir yang merupakan salah satu kontributor utama dari penemuan tersebut menuturkan saat ini, status konservasi Chirixalus pantaiselatan kemungkinan terancam kritis. "Berdasarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN), kriteria Daftar Merah Spesies Terancam adalah tingkat kemunculannya
Kilang Minyak Sawit Terungkap Menerima Pasokan Minyak Sawit dari Perusahaan Nakal
Aceh, FNN - Investigasi lapangan RAN menemukan PT Rezeki Fajar Andalan sebagai pabrik baru yang terlibat dalam perusakan Kawasan Ekosistem Leuser. Laporan Leuser Watch terbaru dari Rainforest Action Network (RAN) mengungkap keterlibatan PT Rezeki Fajar Andalan (PT RFA) sebagai kilang minyak sawit baru yang menerima pasokan minyak sawit bermasalah dari PT Surya Panen Subur (SPS II) —perusahaan nakal yang terkenal karena membakar dan menghancurkan “Ibukota Orangutan Dunia” di Kawasan Ekosistem Leuser. Hasil investigasi menemukan truk pengangkut minyak sawit dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik SPS II Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya memasok minyak sawit ke PT. RFA yang berada di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada April 2021, selain itu ditemukan juga bukti pengiriman minyak sawit mentah dari PT. SPS II kepada PT. RFA pada bulan yang sama, padahal RAN selama bertahun-tahun telah mendokumentasikan PT. SPS II sebagai perusahaan nakal yang dikeluarkan dari rantai suplai minyak sawit dunia karena terus terlibat aktivitas deforestasi dan konflik lahan, bahkan perusahaan ini pernah dibawa ke pengadilan dan didenda karena terbukti melanggar hukum membakar hutan lahan gambut Tripa yang terletak di pantai barat Aceh. Merek besar seperti PepsiCo dan Nestlé menyikapi reputasi buruk PT. SPS II dengan memberlakukan kebijakan 'No Buy' (tidak membeli) dari perusahaan nakal ini. Bahkan perusahaan pedagang minyak sawit raksasa seperti Golden Agri Resources, Wilmar dan Musim Mas sudah memberlakukan larangan untuk memasok dari PT SPS II, meski hingga saat ini tidak ada satu pun dari perusahaan pemasok minyak sawit tersebut yang mampu membuktikan bahwa pelarangan tersebut telah ditegakkan sepenuhnya. “PT Rezeki Fajar Andalan kini menjadi salah satu perusahaan minyak sawit bermasalah yang patut disorot di Indonesia karena memasok minyak sawit dari PT SPS II —perusahaan yang telah terbukti melanggar hukum Indonesia dan kebijakan perusahaan manufaktur barang konsumsi di seluruh dunia.” ungkap Gemma Tillack, Direktur Kebijakan Hutan RAN. “Sedangkan PT SPS II akan tetap menjadi perusahaan paling kontroversial yang tidak patuh pada aturan hukum di Indonesia hingga mau memenuhi kewajibannya membayar denda atas kebakaran yang terjadi di lahan gambut Tripa dan ikut terlibat dengan itikad baik dalam proses resolusi konflik yang transparan, kredibel dan independen untuk menyelesaikan konflik dengan masyarakat lokal yang terkena dampak operasionalnya”, Gemma menambahkan. Laporan investigasi terbaru ini menunjukkan bahwa merek-merek besar mungkin sekali lagi mendapatkan pasokan dari perusahaan minyak sawit nakal seperti SPS II melalui pabrik minyak sawit baru yang terlibat dalam rantai pasokan minyak sawit di Sumatera. Ini jadi hal yang mendesak bagi merek-merek besar dunia seperti, Ferrero, Procter & Gamble, Mondelēz, PepsiCo, Mars, Nestlé dan Unilever untuk menempatkan PT Rezeki Fajar Andalan pada daftar 'Tidak Membeli' dan menuntut agar perusahaan menghentikan suplai dari PT SPS II serta mendorong perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam rantai pasoknya untuk mengadopsi Kebijakan Nol Deforestasi, Nol Pembangunan di Lahan Gambut dan Nol Eksploitasi (NDPE). Jika perusahaan-perusahaan ini gagal melakukannya, perusahaan tersebut harus diblokir secara permanen dari rantai pasok minyak sawit ke merek-merek besar dunia dan pasar global. (sws).
Guguran Lava Pijar Meluncur 15 Kali dari Gunung Merapi
Jogjakarta, FNN - Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Jogjakarta dan Jawa Tengah 15 kali meluncurkan guguran lava pijar ke arah tenggara dan barat daya pada Minggu. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Jogjakarta, menyebutkan guguran lava pijar ke arah barat daya meluncur 10 kali dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter mulai pukul 00.00 sampai 06.00 WIB. Sedangkan guguran lava ke arah tenggara meluncur lima kali dengan jarak maksimum 1.000 meter. "Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah," ujar Hanik. Selain guguran lava pijar, Merapi juga mengalami 25 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-26 milimeter (mm) selama 28-102 detik, dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 4 milimeter (mm) selama 11.9-13.8 detik. Berikutnya, 54 gempa fase banyak dengan amplitudo 3-22 milimeter (mm) selama 5.6-7.7 detik dan 13 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 55-75 milimeter (mm) selama 8.7-13.2 detik, dan satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 8 milimeter (mm) selama 61 detik. Sementara untuk periode pengamatan pada Sabtu (24/7) malam, pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi mencatatkan delapan kali meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter ke arah barat daya dan enam kali ke tenggara sejauh 1.000 meter. Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. Adapun jika terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak gunung. (mth)
KLHK: Penumbuhan Kesadaran Masih Jadi Tantangan Pengelolaan Sampah
Jakarta, FNN - Kepala Sub Direktorat Barang dan Kemasan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ujang Solihin Sidik mengatakan menumbuhkan kesadaran publik masih menjadi tantangan terbesar terkait isu pengelolaan sampah di tanah air. Dalam diskusi virtual Forum Ekonomi Sirkular Indonesia kr-4 yang dipantau dari Jakarta, Jumat, Ujang mengutip data Indeks Perilaku Ketidakpedulian Lingkungan Hidup oleh Badan Pusat Statistik pada 2018 yang menemukan 72 persen masyarakat masih tidak peduli dengan pengelolaan sampah. "Kalau ini tidak ditumbuhkan ini masih akan menjadi PR besar kita sampai generasi berikutnya. Ini tantangan yang harus kita hadapi, salah satu PR terbesar kita adalah membangun kesadaran publik," kata Ujang. Terkait proses peningkatan kesadaran publik akan pentingnya proses pengolahan sampah, Ujang menegaskan edukasi memiliki peran besar dan memerlukan waktu dan konsistensi. Di KLHK sendiri, menurut Ujang, memiliki rancangan terkait komunikasi informasi edukasi pengelolaan sampah yang bertujuan untuk mencapai pengurangan dan penanganan sampah. Pesan terkait manfaat yang bisa didapatkan dari pengurangan dan penanganan sampah juga harus disampaikan kepada publik agar dapat mendorong perubahan perilaku. "Pesan-pesan ini penting yang sedang menjadi grand design kami di KLHK ketika berbicara soal komunikasi informasi dan edukasi ini," jelasnya. Dia juga menjelaskan terdapat beberapa tantangan untuk melakukan edukasi yaitu anggaran yang terbatas dan sering kali tidak menjadi prioritas, produksi yang tidak murah dan sulit dilakukan di beberapa jaringan serta dampak edukasi yang tidak bisa terlihat secara instan. (mth)
Kayu Jati Indonesia Ramah Lingkungan, Diminati di Jerman
Jakarta, FNN - Kayu jati asal Indonesia, yang telah menerapkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SLVK) yang diakui oleh Uni Eropa, banyak dicari di Jerman. Kayu yang diproduksi secara berkelanjutan, legal, dan bertanggung jawab sosial itu memiliki kelebihan dibandingkan kayu jati dari negara Asia Tenggara lainnya, yang beberapa tahun belakangan ini ditengarai mengalami kemerosotan reputasi karena tuduhan eksploitasi berlebihan lahan hutan dan kerusakan lingkungan akibat pembukaan lahan untuk perkebunan kayu jati. “Hal ini membuat industri kayu Indonesia tidak hanya memperhatikan bahwa kayu yang mereka produksi berasal dari perkebunan kayu, tetapi juga bahwa kayunya diproduksi secara berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ujar Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno dalam keterangan, Kamis. Indonesia dikenal dunia sebagai salah satu penghasil kayu jati terbesar. Jenis kayu keras ini menjadi komoditas bernilai tinggi karena tampilan dan sifat kayunya yang unik. Industri furnitur kayu jati berkembang pesat di Indonesia dan didominasi oleh pelaku usaha kecil dan menengah. Kayu jati banyak dicari di Asia, umumnya untuk konstruksi bangunan, pintu, jendela, dan bahkan sebagai materi pembuatan kapal. Namun di Jerman, kayu jati banyak ditemui di pekarangan dan taman, baik untuk bahan lantai parquet maupun furnitur luar ruang. Perlahan, menurut Dubes Oegroseno, masyarakat Jerman dan Eropa lainnya mulai menyadari banyaknya kayu hasil penebangan liar yang merusak lingkungan. Mereka mulai memperhatikan informasi dari mana kayu yang mereka beli berasal dan apakah ditebang dari perkebunan kayu yang ramah lingkungan. “Dan itu bagus dan hal yang baik,” tutur dia. Industri kayu sudah ada di Indonesia sejak abad ke-18. Saat ini pemerintah melalui SVLK mengontrol dan mendokumentasikan kepatuhan pelaku industri kayu terhadap aspek keberlanjutan dan kelestarian lingkungan. Label "Indonesian Legal Wood" akan diberikan kepada produk kayu yang telah lolos uji SVLK. Indonesia merupakan negara pertama yang diberi wewenang untuk menerbitkan izin Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) untuk kayu yang dijual di pasar Uni Eropa. Bergabungnya Indonesia ke dalam sistem kontrol FLEGT diharapkan mampu meyakinkan konsumen kayu tropis Uni Eropa bahwa kayu Indonesia yang dibelinya diproduksi secara legal dan ramah lingkungan. Perusahaan importir di Eropa pun diuntungkan karena kayu-kayu berizin FLEGT dapat dengan mudah didistribusikan di seluruh wilayah Uni Eropa tanpa membutuhkan izin tambahan. "Dengan bergabungnya Indonesia di sistem kontrol FLEGT, kita dapat membuktikan bahwa kayu jati Indonesia tidak berasal dari pembalakan liar, dan bahwa jumlah pohon yang ditebang akan sama dengan jumlah bibit pohon yang ditanam kembali,” kata Dubes Oegroseno. “Sistem sertifikasi FLEGT yang akan diperkenalkan secara global ini bahkan jauh lebih baik dibandingkan FSC. FLEGT menekankan pada legalitas kayu, tanggung jawab sosial, dan keberlanjutan. Sistem ini memperhatikan sungguh-sungguh aspek keberlanjutan yang ditargetkan oleh Uni Eropa,” katanya menambahkan. Pohon jati di perkebunan umumnya baru layak tebang setelah berumur 15-25 tahun. Namun, pohon jati hutan memerlukan waktu setidaknya dua kali lebih lama untuk mencapai ukuran dan kualitas setara. "Tetapi kualitas kayu tidak hanya bergantung pada umur pohon, namun juga terkait teknologi pengolahan selanjutnya,” ujar Atase Perdagangan KBRI Berlin Nurlisa Arfani. Teknologi pengolahan kayu jati Indonesia sekarang ini semakin baik sehingga konsumen bisa mendapatkan kayu yang lebih berkualitas dan tahan lama serta tahan cuaca apapun. Pada 2020, produk kayu Indonesia diekspor ke Eropa dengan nilai 660 juta euro (sekitar Rp11,3 triliun), umumnya sudah dalam bentuk furnitur. Perputaran uang global dari jual beli kayu mencapai 2,4 miliar euro (sekitar Rp41 triliun). Selain kayu jati dan produk rotan, industri furnitur Indonesia juga mulai merambah ke kayu trembesi sebagai alternatif yang lebih berkelanjutan. Produk kayu trembesi juga disukai di Eropa, dikenal sebagai rain tree karena tampilannya yang sangat cantik. Urat kayu trembesi dengan warna coklat emas dan kelir hitam membuatnya cocok dibuat dijadikan furnitur meja yang menghiasi rumah-rumah di Jerman dan negara Eropa lainnya. Artikel tentang keunggulan produk kayu jati Indonesia dimuat di Mobelmarkt, majalah desain interior dan furnitur yang tidak hanya terbit di Jerman, tetapi juga di beberapa negara lain yang berbahasa Jerman seperti Swiss dan Austria. (mth)
Gunung Merapi Meluncurkan Guguran Lava Sejauh 1.200 Meter
Jogjakarta, FNN - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi menyebutkan Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Jogjakarta dan Jawa Tengah empat kali mengeluarkan guguran lava dengan jarak maksimum sejauh 1.200 meter ke arah barat daya pada Rabu mulai pukul 12.00 sampai 18.00 WIB. Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, selama periode pengamatan itu Merapi juga mengalami 57 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-17 mm selama 21-113 detik, lima kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-5 mm selama 14-25 detik. Berikutnya 23 kali gempa hybrid atau fase banyak dengan amplitudo 3-22 mm selama 5.4-8 detik, dan sembilan gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 27-75 mm selama 8.7-17.2 detik. Selama pengamatan itu, asap berwarna putih juga terpantau keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas tebal setinggi 150 meter di atas puncak. BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Guguran lava dan awan panas Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah sektor selatan-barat daya, yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. Apabila terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau radius tiga km dari puncak gunung. (mth)
Kapolda Jambi Berharap Tidak Ada Lagi Karhutla Tahun Ini
Jambi, FNN - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jambi Irjen Pol A Rachmad Wibowo berharap tidak ada titik api lagi atau kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jambi pada tahun ini. Hal ini diungkapkan Kapolda Jambi saat memimpin apel siaga Karhutla di Desa Betung, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi, Rabu. Dalam kesempatan ini, Irjen Pol A Rachmad Wibowo mengucapkan terimakasih kepada para petugas gabungan yang telah bekerja tanpa mengenal lelah sehingga saat ini tidak terjadi karhutla di Kabupaten Muarojambi.. "Kita tahu bahwa di wilayah yang cukup berat degan kondusi yang serba minim, tetapi rekan rekan telah melaksanakan tugas dengan baik dan dedikasi yang sangat tinggi dalam mengantisipasi terjadinya karhutla," kata jenderal bintang dua tersebut. Selanjutnya Kapolda didampingi Kapolres Muarojambi, AKBP Yuyan Priatmaja dan rombongan meninjau lokasi yang rawan akan titik api yaitu di daerah Seponjen dan selama ini tim satgas fokus dikawasan Kumpeh yang pekerjaannya sudah hampir 100 persen siap menghadapi karhutla. "Kita akan berupaya dan bekerja keras dengan saling bekerja sama dengan unsur terkait dalam upaya penanganan Karhutla dan mudah mudahan tidak ada lagi titik api selama 2021 dan selanjutnya," kata Irjen Pol A Rachmad Wibowo. Untuk saat ini langkah-langkah strategis yang sudah dilakukan dalam mengantisipasi karhutla yang sudah ada dimasyarakat akan dipertahankan dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya tetap lestari. Pada kesempatan itu, Kapolda juga menghimbau kepada seluruh warga Betung agar selalu menerapkan protokol kesehatan COVID-19 dan berharap warga Desa Betung selalu sehat tidak ada yang sakit karena jauh dari kota dan yang menjadi khawatiran warga adalah ketika orang dari Kota datang ke desa ini, kita harus waspada setiap orang yang datang kesini, setiap gejala yang timbul agar segera dilaporkan kepada Kapolsek atau Kapolres untuk segera ditangani. Selanjutnya Kapolda memberikan bantuan sembako kepada masyarakat Desa Betung yang terdampak COVID-19, serta mengecek posko PPKM Desa Betung. Hadir dalam acara apel karhutla itu Ketua DPRD Provinsi Jambi Edi Purwanto, Bupati Muaro Jambi Hj Masnah Busro, Ketua DPRD Muaro Jambi, Kajari, Kapolres Muaro Jambi AKBP Yuyan Priatmaja, Dandim 0415 Jambi Kolonel J Hadiyanto, para OPD Lingkup Kabupaten Muarojambi, para Kades se-Kecamatan Kumpeh, anggota BPBD, dan Manggala Agni, serta masyarakat peduli api. (mth)
BPPT Terapkan Modifikasi Cuaca untuk Cegah Karhutla di Riau
Pekanbaru, FNN - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) kembali menerapkan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna menekan potensi kejadian bencana karhutla di Provinsi Riau sejak 3 Juli 2021 hingga 15 hari setelahnya. Kepala BPPT Hammam Riza melalui pernyataannya yang diterima di Pekanbaru, Kamis, mengatakan penerapan iptek modifikasi cuaca dengan mengoptimalkan potensi curah hujan mampu berkontribusi mencegah kebakaran hutan dan lahan. "Teknologi Modifikasi Cuaca dapat menjadi salah satu bagian dari solusi permanen dalam pengendalian karhutla di masa depan," kata dia. Dalam dua tahun terakhir melalui Inpres RI Nomor 3 Tahun 2020, kegiatan TMC diarahkan untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan. "BPPT diamanahkan dalam aturan tersebut melaksanakan tugas TMC. BPPT merupakan satu-satunya institusi yang mampu melaksanakan TMC dan merupakan bagian dari keunikan BPPT sebagai lembaga kaji terap teknologi yang dikuatkan oleh UU Sisnas Iptek sebagai penyelenggara iptek" kata dia. Oleh karena itu, dalam proses kelembagaannya BPPT terus mengupayakan berbagai layanan teknologi agar berkelanjutan dan semakin diperkuat dalam konteks integrasi riset dan inovasi secara nasional. BPPT memiliki independensi dalam mengoperasikan TMC melalui unit teknologi yang dimilikinya dan akan terus berinovasi memberikan kemanfaatan penerapan TMC yang lebih besar serta berkontribusi dalam fokus teknologi lainnya. Pada pelaksanaan Operasi TMC yang memasuki hari ke- 4 di Riau, sudah mampu menghasilkan volume air hujan yang signifikan. Hujan yang terjadi, menurut Hammam, mampu mempertahankan TMAT (Tinggi Muka Air Tanah) lahan gambut dan meredam munculnya titik panas. "Dapat dipantau dari jumlah 'hotspot' (titik panas) nol dengan tingkat kepercayaan lebih 80 persen selama kegiatan TMC berlangsung," katanya. (mth)
Mereka Mengenang Sosok Pejuang Lingkungan Hidup Emmy Hafild
Jakarta, FNN - Kabut duka kembali menyeruak di Indonesia khususnya bagi sektor lingkungan hidup Indonesia dengan berpulangnya salah satu pejuang terbaiknya Emmy Hafild pada 3 Juli 2021 di Jakarta. Nurul Almy Hafild atau yang akrab disapa Emmy Hafild lahir Pertumbukan, Sumatera Utara pada April 1958 dan meninggal dunia karena sakit kanker paru dan telah dimakamkan pada 4 Juli 2021 di TPU Tanah Kusir. Dia meninggalkan suami dan dua orang putri. Meski kini menjadi tokoh politik, dengan jabatan terakhir sebagai Ketua DPP Partai NasDem bidang kemaritiman, sosok Emmy lebih akrab sebagai aktivis lingkungan yang malang melintang di berbagai organisasi lingkungan hidup. Dia pernah menjabat sebagai direktur eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) periode 1996-2002 dan sempat berkiprah di Greenpeace Asia Tenggara. Atas keberanian dan perjuangannya, dia pernah mendapatkan penghargaan dari majalah Time sebagai Hero of the Planet pada 1999. "Keluarga besar WALHI sangat berduka, kami telah kehilangan seorang sahabat, kakak, dan mentor bagi banyak aktivis lingkungan hidup. Seorang perempuan yang sepanjang hidupnya terus memperjuangkan apa yang dipercayainya," ujar Direktur Eksekutif WALHI Nasional Nur Hidayati. Menurut Nur Hidayati, jejak yang ditinggalkan Emmy sangatlah banyak dengan sejak 1990 sudah aktif melakukan advokasi lingkungan bersama WALHI. Dia adalah seorang perempuan yang sepanjang hidupnya terus memperjuangkan apa yang dipercayainya. Ada begitu banyak kasus besar lingkungan hidup yang diadvokasi WALHI di bawah kepemimpinannya. Emmy memiliki keberanian dan ketegasan yang tidak pernah ragu mengkritik kebijakan yang dinilai menghancurkan lingkungan hidup dan hak-hak masyarakat. Namun, sosok Emmy sebagai pejuang lingkungan hanyalah satu dari berbagai sisi yang dimiliknya. Nur Hidayati juga mengenangnya sebagai pemimpin yang memiliki gaya komunikasi yang khas. "Mbak Emmy kami kenang sebagai sosok yang selalu peduli dengan kondisi keluarga sahabatnya," tuturnya. Tidak hanya isu lingkungan, Emmy juga turut bergerak untuk melakukan advokasi terhadap isu perempuan dan memberikan sumbangsih besar bagi gerakan perempuan di Indonesia. Dia juga aktif di gerakan demokrasi dan anti korupsi di Tanah Air. Hal itu disampaikan oleh Risma Umar sebagai Dewan Nasional WALHI, yang menegaskan bahwa kemampuan Emmy Hafild dalam mengkonsolidasikan gerakan masyarakat sipil dari berbagai sektor dan isu telah teruji. Khususnya pada peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Tanah Air seperti pada masa reformasi dan juga memimpin perhelatan Indonesian Peoples Forum, Bali PrepCom pada 2002. "Mbak Emmy meyakini bahwa tidak bisa memisahkan antara perjuangan lingkungan hidup dengan perjuangan hak-hak perempuan," ujar Risma. Hal itu karena Emmy menyakini bahwa tidak bisa memisahkan antara perjuangan lingkungan hidup dengan perjuangan hak perempuan. Pengkader Sejati Sosok Emmy, yang merupakan alumni IPB dan Universitas Wisconsin di Amerika Serikat, juga meninggalkan kesan mendalam kepada Kepala Divisi Lingkungan Hidup di Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) PPP Aisyiyah, Hening Parlan. Hening mengenal Emmy ketika bekerja sebagai salah satu staf WALHI yang mengurusi media dan komunikasi. Selama enam tahun di WALHI di bawah kepengurusan Emmy, Hening mengenalnya sebagai sosok pengkader sejati. Menyebut Emmy sebagai orang yang sangat unik, cerdas dan pemberani, Hening mengaku mendapatkan banyak pelajaran apalagi saat itu WALHI banyak memberikan masukan kepada pemerintah terkait beberapa isu seperti Freeport, Inti Indorayon, Kali Banger, kebakarna hutan, isu demokrasi, gender dan HAM pada umumnya. "Saya belajar dari setiap apa yang beliau sampaikan, saya berusaha menyimak. Pada akhirnya saya belajar banyak dari Mbak Emmy tentang keberpihakan, politik dan strategi," kata Hening. Tidak hanya itu, bertahun-tahun "mengintil" Emmy di banyak jaringan lembaga swadaya masyarakat dan pertemuan membuat Hening memiliki banyak jaringan serta ikut memahami pola-pola pergerakan. Ada satu pengalaman berkesan yang Hening ingat tentang sosok Emmy tepatnya usai turunnya Presiden Soeharto setelah terjadi reformasi. Emmy dikritik karena "menyembah" Abdurrahman Wahid atau yang dikenal sebagai Gus Dur. Pemberitaan bahwa Emmy "menyembah" Gus Dur menyeruak di mana-mana. Dia dikritik karena dianggap takluk pada penguasa. Saat itu, Hening menerima telepon dari Emmy yang mendorongnya meluruskan kejadian tersebut kepada media bahwa yang dilakukan Emmy adalah jongkok di depan karena menganggap Gus Dur sebagai orangtua sehingga untuk menghargai bukan menyembah. Meski sempat kesal dengan media yang masih belum menerima penjelasan tersebut, Emmy mengikuti argumen Hening untuk tidak membagikan cermin kepada media dalam silahturahmi yang dilakukan di LIPI dengan tujuan membuat media berkaca dengan pemberitaan yang ditulisnya. Tidak hanya itu, Hening bercerita bahwa Emmy juga melibatkan dirinya dalam berbagai advokasi penting seperti kampanye komodo untuk menjadi salah satu keajaiban dunia dan saat ada arus pengungsian besar di Aceh. "Begitulah Mbak Emmy selalu menjebloskan saya ke banyak hal yang saya sendiri sering merasa takjub, bingung dan bahkan sering merasa tak mampu. Namun cara beliau menjebloskan saya ke banyak hal, ku sadari bahwa itu adalah cara unik mengkader diriku," ujar Hening. Hening menyampaikan rasa bangga dan syukur dapat mengenal Emmy yang adalah guru yang baik. Darinya, Hening banyak belajar cara berkampanye dan membawa isu ke publik, kemampuan advokasi terasah, memahami isu lingkungan dan politik, dan belajar bagaimana berpihak pada rakyat kecil serta banyak lagi. Pejuang lingkungan itu kini sudah berpulang ke pangkuan Yang Maha Kuasa dalam damai. (mth)
Gubernur Kaltim Prihatin Kerusakan Lingkungan Akibat Pertambangan
Samarinda, FNN - Gubernur Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor menyatakan prihatin atas kondisi kerusakan lingkungan di wilayah setempat diduga karena aktivitas pertambangan batubara. Isran Noor ketika peringatan Puncak Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia 2021 di Balikpapan, Selasa mengatakan, saat ini proses perizinan kegiatan pertambangan telah beralih ke pemerintah pusat. Hal itu membuat pemerintah daerah khususnya provinsi tidak bisa berbuat banyak untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Diketahui, kegiatan pertambangan khususnya batu bara di wilayah Kaltim tumbuh subur. Bahkan tidak hanya perusahaan yang memiliki izin legal saja yang aktif beroperasi namun perusahaan tanpa surat izin juga marak ikut mengeruk kandungan tambang tersebut. Sejumlah bencana akibat pertambangan kerap disuarakan oleh para aktivis pertambangan di antaranya jalan umum rusak parah, longsor hingga terjadinya musibah banjir besar. "Jika saya bupati atau wali kota mungkin saya bisa gugat. Tapi karena saya gubernur dan wakil pemerintah pusat di daerah, tentu tidak bisa. Artinya, sama dengan menggugat diri sendiri," tegas Isran. Menurut Isran, untuk menertibkan itu, maka hanya satu kata saja yang diinginkan kepala daerah, khususnya Kaltim. Yaitu adanya aturan yang menetapkan kepala daerah memiliki tanggung jawab moral terhadap pengawasan pertambangan. Saat ini, lanjut Isran, kata-kata yang dimaksud itu tidak ada dalam aturan perundang-undangan perizinan pertambangan. "Jadi, satu kata saja, meski aturan itu ditarik ke pusat. Tetapi kepala daerah memiliki tanggung jawab moral dalam pengawasan pertambangan di lapangan. Itu saja yang diperlukan. Sehingga kepala daerah bisa berkoordinasi dengan pihak keamanan, baik TNI maupun Polri," ungkapnya. Bagi Isran, hal itu penting agar pertambangan tidak merugikan masyarakat di lingkungan sekitar aktivitasnya. Produksi batubara masih diperlukan bagi pembangunan di sejumlah negara luar di Asia maupun Eropa. Diperkirakan lima hingga 10 tahun ke depan. (mth)