LINGKUNGAN

BMKG Ingatkan Masyarakat Waspada Potensi Cuaca Eskstrem

Jakarta, FNN - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat atau petir, hujan es dan lainnya. Dikutip dari laman bmkg.go.id pada Ahad, BMKG juga meminta masyarakat untuk mewaspadai dampak yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin. BMKG mengingatkan masyarakat di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada 22 Agustus dan 23 Agustus 2021. Selanjutnya pada 24 Agustus hingga 26 Agustus 2021, BMKG mengingatkan masyarakat di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua. BMKG menambahkan kondisi cuaca pada periode 20 Agustus hingga 26 Agustus 2021 cukup bervariasi. Wilayah Bali hingga Nusa Tenggara akan cenderung cerah berawan hingga berawan dengan potensi hujan intensitas sedang dan lebat yang bersifat lokal akan terjadi di sebagian wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sementara untuk wilayah Sumatera, sebagian besar akan berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Di wilayah Kalimantan akan dominan hujan ringan dengan potensi hujan sedang hingga lebat terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Potensi curah hujan yang cukup signifikan diperkirakan terdapat di sebagian besar wilayah Sulawesi bagian tengah, Maluku dan Papua. (mth)

Pemkot Batu Ajak Anak-anak Tanam Pohon Jaga Kelestarian Lingkungan

Kota Batu, Jawa Timur, FNN - Pemerintah Kota Batu mengajak anak-anak yang ada di wilayah Kota Batu, Jawa Timur, untuk turut serta menjaga kelestarian lingkungan dengan melakukan gerakan satu nama satu pohon. Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko, di Kota Batu, Sabtu, mengatakan bahwa dalam gerakan penanaman pohon satu nama, satu pohon tersebut, dilakukan oleh anak-anak yang tinggal di Dusun Krajan, Kampung Ramah Anak, di Desa Punten, Kecamatan Bumiaji. "Gerakan penanaman pohon berjuluk satu nama, satu pohon ini menjadi momentum pelestarian lingkungan di Kota Batu," kata Dewanti. Pada pelaksanaan program satu nama satu pohon di Dusun Krajan tersebut, anak-anak yang terlibat melakukan penanaman pohon durian. Pohon durian yang ditanam itu, masih dalam bentuk bibit. Menurutnya, penamaan pohon yang ditanam oleh anak-anak tersebut, bertujuan agar menimbulkan rasa memiliki, dan kepedulian terhadap lingkungan, khususnya pada pohon yang ditanam oleh anak-anak itu. "Penamaan ini agar menimbulkan rasa memiliki, dan peduli terhadap kesinambungan tumbuh kembang pohon, dan secara luas terhadap lingkungan," katanya. Identitas anak yang melakukan penanaman pohon tersebut, akan dicantumkan pada tanaman yang ditanamnya. Sesuai dengan rekomendasi, bibit pohon yang ditanam oleh anak tersebut adalah pohon yang nantinya menghasilkan buah. Dewanti menambahkan, program satu nama satu pohon tersebut, merupakan bentuk kerja sama antara Pemerintah Kota Batu dengan Among Tani Foundation (ATF). Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan. "Program ini, diatasnamakan oleh anak-anak yang berada di Dusun Krajan. Nantinya, akan menjadi cerita pada saat mereka besar, dan buahnya bisa dipanen," ujarnya. Program hasil kerja sama tersebut, nantinya akan dilakukan di seluruh wilayah Kota Batu, dengan berbagai jenis pohon. Pohon yang ditanam, nantinya akan menghasilkan buah yang bisa dipanen oleh si penanam pohon tersebut. Gerakan satu nama satu pohon tersebut, merupakan upaya Pemerintah Kota Batu, bersama Among Tani Foundation untuk mengembalikan keasrian salah satu kota unggulan wisata di wilayah Jawa Timur itu. (mth)

Limbah Gelas Kertas Capai Lebih dari 320 Miliar per Tahun

Jakarta, FNN - Pendiri organisasi pemerhati lingkungan hidup The Earth Keepers Indonesia Teguh Handoko mengungkapkan dalam satu tahun terdapat lebih dari 320 miliar limbah gelas kertas di seluruh dunia yang rupanya sangat sulit untuk terurai. "Berdasarkan data yang dihimpun, limbah dari gelas kertas ada 320 miliar per tahun di seluruh dunia, hanya kurang dari 1 persen yang bisa di daur ulang," jelas Teguh dalam jumpa pers virtual "Ngopi Membumi" pada Kamis. Kendati gelas plastik kerap digadang-gadang sebagai kemasan yang ramah lingkungan, rupanya sebagian besar gelas kertas yang diproduksi di dunia masih menggunakan lapisan plastik untuk melindungi bagian dalam. Lapisan plastik inilah yang menyebabkan gelas-gelas kertas ini sulit bahkan tidak bisa didaur ulang. "Memisahkan lapisan plastik dengan gelas kertas itu prosesnya sulit sekali dan memakan biaya yang sangat besar, maka kurang dari 1 persen gelas kertas yang pada akhirnya bisa didaur ulang, sisanya menjadi limbah tak teruraikan," jelas Teguh. Sebagai perbandingan, Teguh memaparkan bahwa limbah 320 miliar gelas kertas bila dijejer menjadi satu garis lurus bisa mencapai 25,6 juta kilometer. "Jarak itu setara dengan 33 kali perjalanan bolak balik dari bumi ke bulan," ujar Teguh yang menambahkan bahwa jumlah limbah gelas kertas ini diperkirakan terus mengalami peningkatan tiga hingga lima persen per tahunnya. “United Nation Environment Program (UNEP) memprediksi pada tahun 2050 akan ada lebih banyak plastik di lautan daripada jumlah ikan. Kebanyakan plastik tidak dapat terurai secara hayati," papar Teguh. Plastik sendiri membutuhkan waktu lebih dari 400 tahun untuk dapat terdegradasi, dan itu pun sebenarnya tidak pernah sepenuhnya terdegradasi, melainkan menjadi potongan-potongan kecil yang akhirnya dapat mengkontaminasi kehidupan laut dan membahayakan manusia, tambah Teguh.(mth)

Menteri LHK Dorong Bank Sampah Jalankan Fungsi Edukasi

Jakarta, FNN - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengharapkan agar bank sampah dapat juga menjalankan peran melakukan edukasi kepada masyarakat terkait pengelolaan sampah. "Apabila sebelumnya bank sampah hanya fokus pada kegiatan menabung sampah untuk mendapat nilai ekonomi saja, sekarang diharapkan bank sampah dapat menekankan fungsinya pada edukasi masyarakat," ujar Siti saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bank Sampah ke-6, dipantau virtual dari Jakarta, Kamis, 12 Agustus 2021. Menteri Siti mengharapkan, bank sampah dapat mendorong perubahan perilaku sambil tetap meningkatkan kegiatan produktif dalam prinsip-prinsip ekonomi sirkular. Dengan adanya aturan yang mendukung pemberdayaan bank sampah diharapkan pemerintah pusat dan daerah serta swasta dapat mengoptimalkan sumber pendanaan yang ada sebagai bentuk dukungan operasionalnya. Siti menegaskan, bank sampah tidak dapat berjuang sendiri dalam pelaksanaan fungsinya. Oleh karena itu, agenda kemitraan juga menjadi penting. Keberadaan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) diharapkan dapat menjadi salah satu sumbernya. Untuk itu, dia mengajak untuk mendorong pengembangan kapasitas elemen bangsa yang ada sekarang bagi kemajuan bank sampah agar bermanfaat bagi pelaku dan masyarakat sekitarnya. Hal itu penting mengingat peran bank sampah dalam pelaksanaan ekonomi sirkular dan perannya untuk mendukung industri daur ulang dan dunia usaha dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku di dalam negeri. Dikutip dari Antara, kini terdapat 11.566 unit bank sampah yang tersebar di 363 kabupaten/kota di Indonesia. Angka itu memperlihatkan penambahan sekitar 3.500 unit sejak 2016. "Pemerintah dan pemda dengan rambu-rambu governing prosedur yang tepat sebagai suatu negara dan dengan sistem pemerintahan yang ada harus mendukung dan memfasilitasi upaya kolaboratif ini antara bank sampah dan para pihak," demikian Siti.* (MD).

Menteri LHK: Bank Sampah Berperan Penting Membangun Bangsa

Jakarta, FNN - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menegaskan bahwa bank sampah memiliki peran penting dalam membangun bangsa dan memberikan dampak nyata di tingkat akar rumput. "Disadari atau tidak, bank sampah berperan penting dalam membangun bangsa ini, di antaranya melalui, pertama, kegiatan bersama di tengah masyarakat dalam menumbuhkan dan melembagakan gaya hidup bersih," ujar Menteri LHK, ketika membuka Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) Bank Sampah 2021, yang dipantau virtual di Jakarta, Kamis. Siti juga menegaskan bahwa bank sampah dapat menjadi wahana pendidikan masyarakat dengan pengembangan inisiatif dan inovasi di masyarakat. Di situ juga terdapat kesempatan memberdayakan masyarakat untuk bisa menjadi produktif. Bank sampah, katanya, juga merupakan ruang aktualisasi masyarakat dan kehidupan bermasyarakat, berpermerintahan dan bernegera. Namun, tidak hanya sekadar tempat berkumpul dan bekerja sama, tetapi juga merupakan nilai dalam pengelolaan sampah. Selain itu, menurut Siti, bank sampah di Indonesia juga memiliki nilai gotong royong dan kebersamaan. Dia menjelaskan bahwa bank sampah berperan sebagai organisasi dan tempat aktivitas serta sebagai kegiatan produktif anggota masyarakat yang terus berkembang dan berpartisipasi dalam program negara mengurangi dan mengelola sampah sesuai target nasional dan daerah. "Untuk saat ini dibarengi atau bersamaan dengan berkembangnya konsep sirkular ekonomi," ujar Siti. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sampai saat ini terdapat 11.566 unit bank sampah yang berada di 363 kabupaten/kota di Indonesia. Angka itu menujukan penambahan sekitar 3.500 unit sejak 2016. (mth)

BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi di Selatan Jawa Timur

Surabaya, FNN - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi lebih dari enam meter di Selatan Jawa Timur tanggal 11 sampai 12 Agustus. Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo dalam keterangan tertulis di Surabaya, Rabu mengatakan, selain di selatan Jawa Timur potensi gelombang tinggi juga berpotensi terjadi di Perairan Timur Enggano, Perairan Selatan Banten dan juga di Samudera Hindia Barat Bengkulu. "Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari timur - selatan dengan kecepatan angin berkisar 5 - 20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari timur - tenggara dengan kecepatan angin berkisar 8 - 30 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan utara Sabang, Selat Sunda bagian selatan, dan Perairan selatan Banten," katanya. Ia mengatakan, untuk gelombang antara 1,25 meter sampai dengan 2,5 meter di antaranya berpeluang terjadi di Perairan Timur Kepulauan Nias hingga Mentawai, Selat Sumba bagian timur, selat Ombai, Perairan Selatan Kepulauan Anambas, Perairan Timur Bintan-Lingga, Perairan Belitung-Selat Gelasa. "Sedangkan tinggi gelombang antara 2,5 meter sampai dengan 4 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka Bagian Utara, Perairan Timur Simeulue, Teluk Lampung bagian Selatan, Selat Sape bagian Selatan, Perairan Pulau Sawu-Pulau Rotte-kupang," ujarnya. Ia mengatakan, harap diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran perahu nelayan dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. "Kapal Tongkang dengan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, Kapal Ferry dengan kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2, 5 meter Kapal Ukuran Besar seperti Kapal Kargo atau Kapal Pesiar kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter. Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," ujarnya. (mth)

Pakar Lingkungan Sebut Penggunaan BBM Ramah Lingkungan Perbaiki Iklim

Solo, FNN - Pakar Lingkungan dari Universitas Diponegoro Semarang Syafrudin mengatakan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang ramah lingkungan mampu memperbaiki iklim udara yang saat ini mulai mengalami perubahan. "Saat ini mulai terjadi perubahan iklim akibat polusi udara. Oleh karena itu, perlu didorong untuk penggunaan BBM ramah lingkungan, yakni BBM yang pembakarannya tidak menambah beban kualitas udara, seperti Pertamax Series," katanya di Semarang, Rabu. Apalagi, katanya, sektor transportasi berkontribusi sekitar 5-10 persen terhadap pencemaran udara yang selanjutnya berdampak pada perubahan iklim. Ia mengatakan salah satu jenis BBM yang mampu menghasilkan pembakaran yang baik dengan tingkat karbon dan timbal rendah yakni Pertamax dengan RON di atas 91. Oleh karena itu, menurut dia penggunaan BBM jenis ini agar lebih digencarkan lagi mengingat dengan iklim yang makin baik akan berdampak pada peningkatan indeks kesehatan masyarakat. "Jika polusi minim tentu iklim akan makin baik, masyarakat juga makin sehat," katanya. Untuk percepatan perpindahan penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan oleh masyarakat tersebut, dikatakannya, pemerintah perlu memberikan dukungan berupa insentif seperti keringanan pajak. "Selain itu, juga dari sisi aturan, misalnya bagi masyarakat yang sudah menggunakan bahan bakar ramah lingkungan pada kendaraan masing-masing, maka mereka diberi insentif dengan pengurangan pajak. Ini karena dia sudah memberikan kontribusi dalam lingkungan yang lebih baik," katanya. Sementara itu, jika dilihat dari aspek kesehatan, Direktur RSUD KRMT Wongsonegoro Susi Herawati mengatakan dengan udara yang lebih bersih akibat kadar gas karbondioksida (CO2) yang mengalami penurunan maka kesehatan paru-paru juga akan tetap terjaga. "Karena udara yang masuk ke paru-paru merupakan udara bersih. Penggunaan BBM ramah lingkungan memang harus, karena kalau CO2 tinggi maka akan menyebabkan flek di paru-paru," katanya. (mth)

Hujan Abu Vulkanik Gunung Merapi Meliputi 19 Desa di Magelang

Jakarta, FNN - Hujan abu vulkanik dari Gunung Merapi berdampak pada 19 desa di tujuh kecamatan di wilayah Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Menurut data BPBD Kabupaten Magelang yang dikutip dalam siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Rabu, hujan abu tipis akibat aktivitas vulkanik Gunung Merapi di antaranya meliputi Desa Paten dan Sengi di Kecamatan Dukun; Desa Ketep dan Wonolelo di Kecamatan Sawangan; serta Desa Pakis, Gejagan, Rejosari, Banyusidi, Ketundan, Petung, dan Daleman Kidul di Kecamatan Pakis. Selain itu, hujan abu meliputi Desa Pucungsari, Pesidi, dan Lebak di Kecamatan Grabag; Desa Kaliurang di Kecamatan Srumbung; Desa Kebonagung di Kecamatan Tegalrejo; serta Desa Karangkajen, Donorejo, dan Krincing di Kecamatan Secang. "Kondisi aman. Aktivitas masyarakat masih terpantau aman dan tidak terganggu. Kita tetap siaga 24 jam," kata Kepala BPBD Kabupaten Magelang Edi Wasono. Guna mencegah dampak abu vulkanik terhadap kesehatan masyarakat, BPBD Kabupaten Magelang sudah membagikan masker kepada warga di Kecamatan Sawangan dan Dukun. Menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran sejauh 2.500 meter ke arah barat daya pada Selasa (10/8) pukul 20.27 WIB. Awan panas guguran tersebut memicu terjadinya hujan abu tipis. BPPTKG menyatakan bahwa status aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih berada di level 3 atau Siaga. Warga belum direkomendasikan mengungsi ke tempat yang lebih aman, namun diimbau waspada. ​​​​​​​"Tetap tenang dan waspada dengan tetap jalankan protokol kesehatan dengan baik. Jangan beraktivitas di luar jika tidak mendesak,” kata Edi. (mth)

BMKG: Waspadai Hujan Disertai Angin Kencang di Sumatera Utara

Medan, FNN - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di Sejumlah wilayah di Sumatera Utara, Rabu. Prakirawan BBMKG Wilayah I Medan, Budi Prasetyo, dalam keterangan tertulisnya mengatakan, waspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang. Kondisi tersebut dapat terjadi di wilayah Kabupaten Mandailing Natal, Kepulauan Nias, Tapanuli Tengah, Langkat, Deli Serdang, Medan, Simalungun, Humbang Hasundutan dan sekitarnya," katanya. Secara umum kondisi cuaca siang hari berawan dan Berpotensi Hujan Ringan hingga Sedang di Wilayah Kep Nias, Tapanuli Tengah, Sibolga, Pakpak Bharat, Mandailing Natal, Langkat, Deli Serdang, Medan, Humbang Hasundutan, Asahan dan sekitanya Sore-malam hari berpotensi hujan ringan hingga lebat di wilayah Kepulauan Nias, Tapanuli Tengah, Humbang Hasundutan, Mandailing Natal, Samosir, Simalungun, Medan, Langkat, Deli Serdang, Toba, Binjai, Serdang Bedagai, dan sekitarnya . Dini hari berawan dan berpotensi hujan dengan intensitas ringan di wilayah Langkat, Medan dan sekitarnya.Suhu udara 24.0-33.0 derajat Celcius, kelembapan udara 60-99 persen angin berhembus dari Tenggara-Barat Laut dengan kecepatan 10 – 30 km/jam. (mth)

Laporan PBB Sebut Tidak Ada yang Aman dari Efek Pemanasan Global

Barcelona, FNN - Sebuah laporan ilmiah utama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan, tidak ada yang aman dari efek percepatan perubahan iklim. Terdapat kebutuhan mendesak mempersiapkan dan melindungi orang-orang ketika cuaca ekstrem dan naiknya permukaan laut menghantam lebih keras dari yang diperkirakan. Laporan dari Panel Antar-Pemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC), dikeluarkan Senin (9/8) dan ditulis oleh 234 ilmuwan. Laporan itu menyebutkan, pemanasan global sebesar sekitar 1,1 derajat Celcius telah membawa banyak perubahan di berbagai kawasan. Mulai dari kekeringan dan badai yang lebih parah hingga naiknya permukaan laut. "Semua itu akan terus meningkat dengan pemanasan lebih jauh. Namun, belum terlambat untuk mengurangi emisi pemanasan iklim untuk menjaga kenaikan suhu ke tujuan yang disepakati secara internasional yakni “jauh di bawah” 2 derajat Celsius. Idealnya 1,5 derajat Celsius - yang akan membantu menghentikan atau memperlambat beberapa dampak," kata laporan tersebut. Sebagaimana dikutip dari Antara, Rabu (11/8/2021}, para pejabat PBB mengatakan, IPCC semakin membunyikan alarm dalam laporan regulernya selama tiga dekade terakhir. Akan tetapi, hal itu tidak mendorong adanya tanggapan kebijakan yang memadai. “Dunia mendengar, tetapi tidak mendengarkan. Dunia mendengar, tetapi tidak bertindak cukup kuat- dan akibatnya, perubahan iklim adalah masalah yang ada di sini sekarang,” kata Inger Andersen, Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB. “Tidak ada yang aman. Hal tersebut semakin memburuk dengan cepat,” katanya pada para wartawan pada peluncuran laporan secara daring.Ketua IPCC, Hoesung Lee, mengatakan laporan itu memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perubahan iklim dan bagaimana hal itu telah terjadi di seluruh dunia. "Ini memberi tahu kita, tidak dapat disangkal aktivitas manusia menyebabkan perubahan iklim dan membuat peristiwa cuaca ekstrem lebih sering dan parah," katanya, menggambarkannya sebagai "kotak peralatan yang berharga" bagi para negosiator pada pembicaraan iklim COP26 November. Semua bagian dunia terpengaruh. Laporan tersebut berisi informasi terinci tentang dampak berdasarkan wilayah, serta pengetahuan yang berkembang pesat tentang menghubungkan peristiwa cuaca ekstrem dengan perubahan iklim. Laporan itu juga menawarkan atlas interaktif yang memungkinkan orang untuk memeriksa perubahan iklim di tempat mereka tinggal. Petteri Taalas, Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), yang menjadi tuan rumah IPCC mengatakan, jika dikonfirmasi dan dilaksanakan, rencana pemerintah mengurangi emisi dapat membatasi pemanasan global hingga 2,1 derajat Celcius. Akan tetapi, tingkat kenaikan suhu itu masih akan membawa banyak masalah. Termasuk kekurangan pangan, panas yang ekstrem, kebakaran hutan, kenaikan permukaan laut, potensi "krisis pengungsi". Juga dampak negatif bagi ekonomi global dan keanekaragaman hayati. "Selain pengurangan emisi, "sangat penting untuk memperhatikan adaptasi iklim. Sebab, tren negatif dalam iklim akan berlanjut selama beberapa dekade dan dalam beberapa kasus selama ribuan tahun", kata Petteri Taalas dalam peluncuran laporan. Salah satu cara ampuh untuk beradaptasi, katanya, adalah berinvestasi dalam layanan peringatan dini untuk ancaman seperti kekeringan dan banjir. Akan tetapi, hanya setengah dari 195 negara anggota WMO yang saat ini memilikinya, memicu kerugian manusia dan ekonomi. "Terdapat juga kesenjangan parah dalam sistem meteorologi dan prakiraan cuaca di Afrika, sebagian Amerika Latin, Karibia, dan Pasifik," ujarnya. (MD)