SENI-BUDAYA

Silat Tani, Petani Bersilat

Oleh Farid Gaban - Ekspedisi Indonesia Baru DUNIA sedang terancam resesi. Masih diperdebatkan apakah Indonesia akan, misalnya, mengikuti Srilanka terjerumus dalam krisis ekonomi yang berimbas ke politik. Mudah-mudahan tidak. Tapi, setiap krisis sebenarnya memberi kita peluang untuk merenungkan tentang apa yang salah dengan fondasi ekonomi kita. Bahkan tentang fondasi pembangunan kita keseluruhan: ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Resesi kali ini diperparah oleh pandemi dua tahun terakhir. Dan kalau melihat data sekilas, kita bisa tahu tentang prioritas apa yang mesti dilakukan.  Menurut data BPS, selama wabah sektor pertanian tumbuh positif sekitar 15% sementara GDP secara keseluruhan justru turun 5%. Artinya, sektor pertanian menjadi tumpuan hidup ketika sektor manufaktur, wisata dan jasa di perkotaan melempem. Di Desa Wadas (Jawa Tengah), misalnya, saya mewawancara petani yang mengaku diminta mengirimkan kimpul atau talas ke saudara-saudara mereka yang bekerja sebagai buruh di Jakarta ketika pandemi mencapai puncaknya. Sektor pertanian menjadi suaka dari krisis. Itu bahkan terjadi ketika sektor pertanian sendiri cenderung terpuruk selama beberapa tahun terakhir akibat banyak tekanan internal maupun eksternal. Secara internal, lahan pertanian terus menyusut demikian pula jumlah petani; biaya produksi pertanian meningkat akibat memburuknya kesuburan tanah; sementara pendapatan dari pertanian mengecil. Secara eksternal, petani ditekan oleh kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada mereka: prosekusi dan kriminalisasi ketika mempertahankan lahan mereka; oleh kebijakan impor pangan yang membuat harga komoditas jatuh; serta oleh perubahan iklim yang memicu banjir, longsor, kenaikan muka laut, serta ketidakpastian panen. Meski terus surut, menurut BPS, sektor pertanian ini masih menyerap sekitar 35% tenaga kerja nasional. Data Kementerian Koperasi dan UKM bahkan menunjukkan sekitar 95% lapangan kerja nasional disediakan oleh usaha kecil, menengah dan mikro, yang sebagian besar tak lain adalah petani dan nelayan. Data FAO sendiri menyebutkan sekitar 70% warga negara berkembang tergantung hidupnya dari pertanian; pertanian keluarga yang diusahakan secara turun-temurun. Fakta lain menunjukkan bahwa 70% pangan dunia sebenarnya dihasilkan oleh pertanian keluarga yang secara total hanya memakai 20% lahan pertanian dunia. Ini menunjukkan bahwa pertanian keluarga, dengan segala kekurangannya, justru lebih efisien dibanding pertanian skala besar seperti food-estate swasta. Kalau ingin bicara tentang ketahanan dan kedaulatan pangan tak bisa lain kecuali kita memperkuat kembali sektor pertanian rakyat. Tapi, pertanian bukan tentang pangan atau ekonomi semata. Dia juga fondasi sosial dan budaya. Runtuhnya pertanian merontokkan jalinan sosial dan memiskinkan keragaman budaya. Menjadi kepentingan bersama untuk memikirkan bagaimana memperkuat kembali sektor pertanian, bahkan jika itu hanya upaya-upaya kecil di tingkat desa. Film dokumenter perdana Ekspedisi Indinesia Baru, SILAT TANI, berusaha memotret masalah pertanian yang kompleks tadi. Tunggu tanggal tayangnya.***

Peringatan 50 tahun Paguyuban WO Bharata Berkiprah di Jakarta

Jakarta, FNN – Sebuah malam bersejarah yang sangat membahagiakan karena berkesempatan untuk ikut merayakan usia emas (50 tahun) Wayang Orang Bharata dalam pertunjukan wayang orang dengan lakon ‘Gatutkaca’ yang bertajuk ‘Langgengmu adalah Harapanku, Lestarimu adalah Tanggung Jawabku’. “Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua yang telah merawat selama 50 tahun ini. Kita berterima kasih atas 9 generasi yang telah dihasilkan di Wayang Orang Bharata,” ungkap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. “Jadi walau Wayang Orang Bharata ini sudah berusia 50 tahun, tapi tidak pernah mengalami penuaan, karena terus-menerus muncul generasi baru,” lanjut Anies usai menyaksikan pertunjukan Wayang Orang Bitu, Selasa malam (5/7/2022).Menurutnya, melalui perayaan 50 tahun ini, sekaligus juga kita menyiapkan untuk berbagai langkah ke depan agar Wayang Orang Bharata terus makin berkembang dan terus menjadi sebuah tempat di mana warga datang menyaksikan tontonan yang penuh dengan tuntunan.Pemprov DKI mengapresiasi sekaligus mendukung segala aktivitas WO Bharata dalam memainkan seni wayang orang, sehingga menjadi daya tarik tersendiri dari sisi keanekaragaman budaya di Jakarta. “Untuk menjaga keberlangsungan fasilitas pertunjukan kesenian, Pemprov DKI Jakarta akan merenovasi Gedung WO Bharata,” kata Gubernur Anies Baswedan.Semua lapisan masyarakat yang mencintai seni wayang patut berbangga, karena telah menyaksikan momen bersejarah perjalanan 50 tahun Paguyuban WO Bharata berkiprah di Jakarta. Insya’ Allah dapat terus berkiprah dalam waktu panjang.“Sekali lagi, selamat dan terima kasih kepada semua yang sudah terlibat,” ujar Anies Baswedan. (mth)

Dubes Bangga Desainer Berbakat Indonesia Tampil di KazanSummit 2022

Bandarlampung, FNN - Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, Jose Tavares mengatakan patut berbangga bahwa dalam rangkaian KazanSummit 2022, terdapat desainer-desainer berbakat Indonesia yang berpartisipasi memamerkan koleksi busana Muslim dalam ajang bergengsi ini.Siaran pers dari KBRI Moskow diterima di Bandarlampung, Rabu menyebutkan perhelatan Kazan Modest Fashion Show di Rusia itu dihadiri 250 orang dari kalangan desainer, pengamat fesyen, pejabat asing dan setempat, serta korps diplomatik di kompleks budaya dan hiburan “Pyramid” Kazan pada 19 Mei 2022.Dubes Jose Tavares yang hadir dalam agenda itu mengungkapkan kualitas dan desain yang ditampilkan desainer Indonesia dalam Kazan Modest Fashion Show tersebut sangat bagus, modis, dan tetap menjaga nilai-nilai kesopanan dan Islami.“Sambutan hangat dan antusiasme peserta dan penonton memberikan optimisme dan kesan positif yang mendorong karya anak bangsa bersaing di dunia internasional,\" ucapnya.Kazan Summit 2022 atau the 13th International Economic Summit \" Russia-Islamic World: KazanSummit” merupakan ajang pertemuan ekonomi internasional tahunan yang berlangsung pada 19-21 Mei 2022 di Kazan, ibu kota Republik Tatarstan.Dalam rangkaian KazanSummit 2022, selain KFMS, diselenggarakan pula Russia Halal Expo, the 6th OIC Young Diplomats Forum, dan Pleno Grup Strategic Vision Russia-Islamic.KazanSummit tahun ini didedikasikan untuk peringatan ke-1100 tahun diadopsinya agama Islam oleh masyarakat Volga Bulgaria dengan puncak acara di Kota Bolgar yang dihadiri Presiden Tatarstan.KMFS 2022 yang menjadi ajang pertunjukan koleksi perancang busana terkemuka Rusia dan asing, bertujuan untuk mendukung dan menumbuhkembangkan komunitas perancang busana modest sebagai bagian dari tren busana global yang berkembang pesat.Acara ini diselenggarakan tim internasional, yakni Tatarstan Investment Development Agency (TIDA), Markamarie (Franka Soeria, Indonesia), Modest Russia, dan Council of Modest Fashion (COMF).“Saya sangat bangga dapat berpartisipasi dalam KMFS di Rusia ini dan optimistis berbagai koleksi busana Muslim dan modest fashion lainnya buatan Indonesia mampu bersaing dengan negara lain, bahkan Indonesia dapat menjadi kiblat modest fashion dunia,” ujar Restu Pratiwi salah seorang desainer Indonesia.Dalam KMFS 2022 ditampilkan karya busana anggun dan elegan koleksi putra-putri Indonesia, yaitu Restu Pratiwi, Anaras, dan Li Scarf bersama Franka Soeria yang menjadi event organizer. Koleksi lain yang tampil, antara lain Asheri (Kazakhstan), dari Rusia terdapat koleksi dari Buro Banu, Inshelline, Al – Shiira, Kuzma, Bloombia dan Sultan Saliev.Elizaveta, salah satu pengunjung KMFS menyatakan kekagumannya pada berbagai koleksi busana Muslim karya desainer Indonesia yang ditampilkan. “Sungguh rancangan yang elegan dan indah ketika dikenakan,” kata dia.Industri modest fashion menjadi bagian tak terpisahkan dalam tren busana dunia dan memiliki potensi besar untuk berkembang di Indonesia, mengingat mayoritas penduduknya Muslim. Laporan State of Global Islamic Economy (SGIE) 2022 oleh DinarStandard menempatkan Indonesia pada peringkat ke-3 untuk Modest Fashion setelah Uni Emirat Arab dan Turki. (mth/Antara)

Minyak Goreng dan Balap Motor

Sastra & Satir Media massa ramai Susul menyusul berita Antre minyak goreng dan persiapan balap motor Ya, sesekali diselingi berita bagi-bagi lahan di IKN   Dilema memang, Bagaimana upaya agar ibu-ibu lebih tertarik membeli tiket balap motor daripada mendapat kupon belanja minyak goreng murah Perlu kerja keras untuk mendapatkanya Kerja! Kerja! Kerja! Keras! Keras!Keras!   Memang teramat susah Perlu kerja kreatif Bagaimana mas Menteri ekonomi kreatif ? Agar ibu-ibu itu bisa paham Menonton balap motor beserta gemerlap persiapan dan pelaksanaannya  Jauh lebih penting dari hanya sekadar mendapat minyak goreng murah, begitukah?     Konon balap motor yang sukses Dapat melambungkan nama Indonesia Investasi melaju kencang Pariwisata menjulang Ekonomi bangsa melesat bak roket Rusia menuju Ukraina   Dilema itu pun perlu Kerja kreatif dan inovatif Di bidang pendidikan Dipandang perlu perubahan kurikulum mendasar Agar mampu menghasilkan generasi cerdas Sesuai amanat, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Kelak nantinya lahir generasi ibu-ibu cerdas Yang mengerti, Menonton balap motor Itu jauh lebih penting dibanding hanya sekadar mendapat minyak goreng murah   Dilema keduanya itu Perlu upaya semua pihak Semua media masa perlu berlomba menunjukkan kepiawaian Menyajikan berita yang gencar Pagelaran menonton balap motor Jauh lebih penting dan bergengsi Daripada mengantre minyak goreng yang amat sepele   Antre balap motor  Harus lebih panjang dibanding Antre minyak goreng Itu tanda sukses yang patut dipuji   Semua jenis usaha Baik itu swasta Milik pemerintah terlebih lagi, Perlu menunjukkan jati diri Berpartisipasi melambungkan gemerlap balap motor Segala upaya tentu ditandai Agar mendapat bumbu di kemudian hari Pawai pembalappun disediakan hari   Keberhasilan balap motor adalah bukti, Tepati janji-janji kampanye, Sebagai bakti pada negeri Kelangkaan minyak goreng bisa diurus nanti-nanti   Pegawai negeri juga perlu berpartisipasi Beli tiket balap adalah bukti Bakti padamu negeri Mari sisihkan uang minyak gorengmu  Untuk menonton balap motor yang jauh lebih berarti   Kekuasaan pun Nampaknya perlu diperpanjang Agar balap motor yang sukses dan gemerlap bisa merata di seluruh pelosok negeri   Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa Memberi kekuasaan yang diberkati Dilema menjadi pergi Kesejahteraan dan keadilan sosial merata tak lagi mimpi   Nah loh nyatanya masih mimpi ya?    Jakarta, 17 Maret 2021 E. Firmansyah (Ahli Sastra UNJ)

Musisi Doddy Hermanto: Musik dan Teknologi Keniscayaan

Jakarta, FNN - Hari Musik Nasional Tahun 2022  masih diwarnai kondisi keprihatinan, karena masih berlangsung di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Hampir tiga tahun Covid-19 mengganggu aktivitas masyarakat, termasuk kegiatan musik nasional. Menurut musisi Doddy Hernanto, kondisi pandemi seperti memaksa para musisi, tidak ada pilihan lain agar siap memasuki era baru yang serba mengandalkan  teknologi internet. \"Suka atau tidak suka, revolusi digital tidak bisa dihindari, meski masalah rasa yang tidak bisa digantikan,\", tutur gitaris one finger, kepada FNN, di Jakarta, Sabtu, 12 Maret 2022.  Menurut gitaris yang akrab disapa Mr D, kini sudah tidak zaman lagi musisi harus tampil di panggung  lalu mengumpulkan  masa. Zaman kejayaan musisi aksi atau show di panggung cenderung  berisiko tinggi dan akan memicu covid-19 yang kini variannya semakin banyak. \"Bukankah  pertunjukan musik kini kebanyakan secara daring hybrid?\" Menurut pria  yang tinggal di Surabaya itu, para musisi termasuk para seniman lain,  harus sungguh-sungguh memanfaatkan  teknologi sebagai  keharusan agar terus  eksis diterima pasar. \"Berkarya dan terus  berkreativitas adalah kunci mati tidaknya dalam menghadapi pasar musik yang ketat,\" ujarnya.  Sedangkan terkait peran teknologi dan musik itu, Doddy Hernanto berupaya mempersembahkan QR Art kepada para seniman dan para pencipta lagu kebangsaan Indonesia. Langkah kreativitas itu,  antara lain bertujuan  mengeksplore sekaligus mengingatkan rakyat kembali  tentang maestro para pencipta lagu kebangsaan Indonesia dalam balutan teknologi QR Art.   “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Bung Karno mengingatkan,  jangan sekali-kali meninggalkan sejarah,\" tuturnya. Mengutip ahli saraf  Massachusetts Institute of Technology (MIT),  otak dapat mengindentifikasi  gambar yang dilihat hanya dalam 13 milidetik. \"Statistik telah menunjukkan, visual diproses 60.000 kali lebih cepat di otak ketimbang teks,\" kata Doddy.  Jadi Doddy mengingatkan, agar para musisi dan seniman tidak putus asa,  harus  bergairah dan  ramah memanfaatkan teknologi informasi. Sebab, keadaan telah berubah. Faktanya, dunia pendidikan termasuk di tanah air juga berubah. Sekolah dan kampus-kampus tetap melakukan daring.  Selama pandemi, Doddy  sudah memamerkan karya  QR Art - nya secara virtual melalui ragam medsos (media sosial) dan dapat ditengok di  @sabakdigital https://instagram.com/sabakdigital?r=nametagserta media-media lain yang sudah terverifikasi. Menyinggung soal QT Art dan musik  Doddy  berpendapat, QR Art adalah  satu jejak rekam digital yang penting juga bagi dunia musik.  Ia telah membuat  sebanyak  9 QR Art yang khusus dipersembahkan bagi  para musisi atau pencipta lagu kebangsaan Indonesia. (BS).adi Doddy mengingatkan, agar para musisi dan seniman tidak putus asa,  harus  bergairah dan  ramah memanfaatkan teknologi informasi. Sebab, keadaan telah berubah. Faktanya, dunia pendidikan termasuk di tanah air juga berubah. Sekolah dan kampus-kampus tetap melakukan daring.  Selama pandemi, Doddy  sudah memamerkan karya  QR Art - nya secara virtual melalui ragam medsos (media sosial) dan dapat ditengok di  @sabakdigital https://instagram.com/sabakdigital?r=nametag serta media-media lain yang sudah terverifikasi. Menyinggung soal QT Art dan musik  Doddy  berpendapat, QR Art adalah  satu jejak rekam digital yang penting juga bagi dunia musik.  Ia telah membuat  sebanyak  9 QR Art yang khusus dipersembahkan bagi  para musisi atau pencipta lagu kebangsaan Indonesia. (BS).

KBRI Tunis Kenalkan budaya Indonesia pada Hari Perempuan Internasional

Jakarta, FNN - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tunis, Tunisia, memperingati Hari Perempuan Internasional dengan mempromosikan kebudayaan Nusantara. Pada pekan budaya yang digelar oleh lembaga kebudayaan Culturama pada 4-8 Maret di La Marsha, Tunis, KBRI memperkenalkan kesenian Indonesia, seperti tari tradisional dan musik dangdut, dan beragam produk khas, seperti batik, angklung, wayang, dan makanan. Duta Besar RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi mengaku senang dan bangga karena KBRI mendapat kehormatan untuk mempromosikan budaya Indonesia. \"Itu artinya, Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai kebudayaan yang sangat kaya, dan berperan dalam mewarnai kebudayaan dunia, khususnya Tunisia,\" ujar Duta Besar RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi seperti dikutip dalam keterangan tertulis KBRI Tunis, Rabu. Dubes Zuhairi mengatakan bahwa kebudayaan Indonesia mendapatkan perhatian berkat hubungan bilateral dengan Tunisia yang sudah berlangsung sejak lama. Presiden pertama RI Soekarno mengunjungi Tunisia pada 1960 dan disambut baik oleh Presiden pertama Tunisia Habib Bourgaiba. Pekan kebudayaan itu dilaksanakan bersamaan dengan peringatan Hari Perempuan Internasional sebagai apresiasi terhadap peran perempuan dalam merawat kebudayaan, kata KBRI Tunis dalam keterangan tertulisnya. Pekan kebudayaan tersebut juga diikuti oleh perwakilan dari tiga negara lain: Irak, Iran, dan Venezuela. Dubes Zuhairi mengatakan KBRI Tunis sangat aktif mempromosikan kebudayaan Indonesia di Tunisia. \"Kebudayaan Indonesia sangat disenangi di Tunisia karena berhasil mempersatukan kebhinnekaan agama, suku, dan bahasa di tanah air. Kebudayaan adalah kekuatan sebuah bangsa. Sebab itu, negara-bangsa yang mampu melestarikan kebudayaan, akan mampu membangun peradaban yang lebih baik,\" ujarnya. Menurut Zuhairi, kuliner Indonesia sangat diminati, khususnya sate dan kue-kue. \"Mereka menyampaikan kuliner Indonesia enak dan lezat. Yang sangat mengejutkan, mereka juga suka lagu dangdut, yang disertai dengan joget bersama di arena pameran kebudayaan,\" kata Dubes Zuhairi. (mth/Antara)

"Anomaly" Tayang Perdana 25 Februari

Jakarta, 23/2 (ANTARA) - Perusahaan produksi Good Form Bali akan merilis film aksi fiksi sains \"Anomaly\" garapan sutradara Brian L. Tan pada 25 Februari.Film ini bercerita tentang Alpha yang memimpin sebuah tim terdiri dari lima tentara elit. Mereka diturunkan ke beberapa reruntuhan kuno di tengah hutan dengan misi untuk mengamankan sebuah misteri anomali yang menunjukkan aktivitas paranormal aneh.Proses pengambilan gambar film \"Anomaly\" dilakukan di Bali dengan penggabungan kru dari luar negeri dan Bali. \"Anomaly\" dibintangi oleh Salvita De Corte, Mike Lewis, Joseph J. U. Taylor, Quisha Saunders, dan John Walker Six.Melalui film tersebut, Brian mengatakan dirinya ingin menjelajahi sisi pulau yang lebih gelap dan menyeramkan yang belum pernah ditangkap. Proses syuting di Sanur, menurutnya, menawarkan latar belakang unik yang tidak dapat diberikan oleh tempat lain di dunia.\"Bali adalah kanvas yang sangat unik untuk ‘Anomaly’. Hollywood hanya mengetahuinya sebagai tempat pesta, atau tempat spiritual,\" kata Brian melalui keterangan resmi, Rabu.Brian sendiri dikenal dengan pengalaman menggarap visual effects untuk film-film blockbuster Hollywood seperti \"Tron: Legacy\", \"X-Men\", dan \"Girl with the Dragon Tattoo\".Brian mengaku proses syuting \"Anomaly\" menantang sekaligus menyenangkan baginya. Menurutnya, film ini sangat sulit untuk dikerjakan, namun dirinya dengan senang hati akan melakukannya lagi mengingat bagaimana hasilnya.Ia bercerita bahwa tim produksi menemukan berbagai tantangan, mulai dari menggunakan banyak senjata Airsoft mainan dari Jakarta, membangun seluruh portal yang tampak seperti dunia lain di tengah hutan, hingga bekerja selama 14 jam pada akhir pekan di tengah hutan.“Belum pernah ada yang mencoba film aksi sebesar ini di Bali sebelumnya,\" tuturnya.Sinematografer dan Produser Austin Ahlborg berpendapat bahwa bekerja di pulau dan budaya baru merupakan pengalaman unik dan menginspirasi.\"Kami syuting di beberapa lokasi hutan liar dengan kru campuran ekspatriat dan Bali yang membuatnya sangat beragam dan menarik,\" katanya.Sementara Produser Eksekutif Patrick Tashadian menilai bahwa Indonesia punya potensi besar dalam industri film.“Indonesia selama beberapa waktu telah memiliki banyak produksi internasional dan telah memberikan pengalaman yang tak terhapuskan di mana kita dapat belajar dan tumbuh dari dalam industri,\"Patrick berharap film pendek ini dapat diadaptasi menjadi sebuah film layar lebar yang dapat memanfaatkan bakat-bakat lokal yang tersedia dikemas dengan arahan Brian dan fotografi Austin.\"Sebagai bukti konsep kami yakin bahwa kami mampu mengeksekusi film aksi internasional yang juga dapat beresonansi secara lokal,” pungkasnya. (mth)

Sutradara: Serial "Grid" Bawa Pesan untuk Menyelamatkan Bumi

Jakarta, FNN - Sutradara asal Korea Selatan Lee Khan mengatakan bahwa serial fiksi ilmiah \"Grid\" yang ia garap mengandung pesan mengenai upaya penyelamatan bumi dan manusia di dalamnya dari bencana.   \"Tidak mudah memutuskan untuk mengarahkan serial ini. Yang mengejutkan saya adalah tema serial ini, yaitu \'kita harus melindungi planet bumi kita\',\" kata Lee dikutip dari The Korea Times pada Kamis.   Serial tersebut tayang perdana di platform streaming Disney+ pada Rabu (16/2).   \"Grid\" berkisah tentang sosok misterius bernama \"Ghost\" (diperankan oleh Lee Si-young) yang menghilang setelah mengembangkan sistem Grid yang melindungi manusia dari bencana yang mematikan. Setelah 24 tahun menghilang, dia muncul kembali dan membantu seorang pembunuh berantai melarikan diri.   Detektif Jung Sae-byeok (Kim A-joong) bekerja sama dengan pejabat pemerintah Kim Sae-ha (Seo Kang-jun) berusaha mengungkap rahasia di balik makhluk misterius sekaligus mengejar pembunuh berantai itu.   Serial yang memiliki 10 episode ini ditulis oleh Lee Soo-yeon, yang merupakan penulis dan pencipta serial thriller kriminal \"Stranger.\"   \"Sampai sekarang sebenarnya saya masih bertanya-tanya kenapa tidak ada serial atau film di Korea yang berbicara tentang menyelamatkan Bumi. Jadi saya bergandengan tangan dengan penulisnya,\" kata sutradara yang mengarahkan film \"The Divine Move 2: The Wrathful\" (2019) itu.   Ia mengatakan bahwa serial ini akan menjadi genre fiksi ilmiah dengan efek visual yang lebih sedikit. Ia juga mencatat bahwa fokus utamanya dalam membuat serial \"Grid\" adalah menciptakan alam semesta fiksi ke plot yang tidak dikenal.   \"Ada banyak elemen fiksi ilmiah tetapi serial kami tidak menampilkan efek visual dari itu. Serial ini mengembangkan cerita berbeda yang ingin diungkapkan oleh penulis, berdasarkan pada kenyataan. Karena plotnya agak asing, kami melakukan banyak upaya untuk secara meyakinkan mengembangkan alam semesta fiksi,\" terang Lee.   Sementara itu, Kim A-joong yang kembali unjuk peran setelah terakhir kali bermain di serial \"Live Up to Your Name\" (2017) mengaku terpikat oleh cerita yang disajikan \"Grid\" setelah membaca naskahnya.   \"Saya tertarik dengan bagaimana plotnya berkembang. Saya bisa menangkap ketegangan sepanjang cerita misteri thriller ini. Saya terpesona oleh detail dan gaya unik yang dimiliki penulis Lee,\" katanya. (mth)

Edi Mulyadi Itu Salah, Tapi Dia Benar

By Asyari Usman, Jurnalis Senior FNN dan Pengamat Sosial Politik Bagaimanapun juga, idiom “tempat jin buang anak” telah menyinggung perasaan orang Kalimantan. Ucapan ini sebaiknya tidak ikut dalam hiruk-pikuk pemindahan ibu kota negara (IKN). Nyaris tidak ada argumen pembenaran yang bisa dipakai untuk mengucapkan itu. Sensitivitas idiom ini sangat tinggi. Sebagian warga Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur, wajar-wajar saja menunjukkan reaksi keras. Bisa dipahami mengapa mereka naik pitam. Mereka merasa direndahkan. Edi Mulyadi jelas salah. Tapi dia benar. Nah, mengapa bisa salah tapi benar? Edi salah karena tidak membayangkan kalau ucapannya akan menyinggung perasaan. Dia tidak menyangka reaksi terhadap idiom jin itu malah menjadi lebih besar dari fatalitas langkah Presiden Jokowi memindahkan IKN. Sehingga, untuk saat ini, gema penolakan pemindahan IKN tertutup oleh protes terhadap Bung Edi. Sekali lagi, Edi Mulyadi salah. Tetapi, Bung Edi benar karena idiom itu diucapkannya sebagai bagian dari upaya untuk meyakinkan publik bahwa pemindahan IKN adalah akal-akalan untuk memperkuat kekuasaan oligarki. Edi ingin menjelaskan kepada masyarakat bahwa pemindahan IKN bahkan akan mengancam kedaulatan negara. Alur berpikir wartawan senior ini diiyakan oleh banyak orang termasuk para tokoh bangsa, akademisi, para jenderal purnawirawan, mantan menteri, dlsb. Cuma, Bung Edi memilih untuk meributkan ancaman itu sementara begitu banyak orang yang mendukungnya memilih diam atau mungkin tak punya waktu untuk ikut berteriak. Bung Edi sudah menyampaikan permintaan maaf atas kesalahannya. Permintaan maaf itu diharapkan bisa diterima oleh masyarakat Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur.   Tulisan ini tak bermaksud membela Edi Mulyadi. Ini hanya ingin mengingatkan kita semua bahwa pemindahan pusat pemerintahan memang bagus dan perlu. Tetapi, proses penyusunan konsep pemindahan itu dilakukan secara sewenang-wenang oleh para penguasa. Tidak ada partisipasi publik. Pengesahan UU tentang IKN baru oleh DPR terang-terangan menunjukkan kesemena-menaan para penguasa politik dan oligarki bisnis. Sekaligus memperlihatkan bahwa Presiden, DPR, para politisi dan partai-partai politik (kecuali satu saja) tidak lagi memiliki martabat. Tidak sulit membaca hubungan hierarkis yang menempatkan kelompok cukong (oligarki bisnis) di atas Presiden dan DPR. Pemindahan IKN ke Kalimantan Timur oleh pemerintah Jokowi, dan itu dipaksakan hari ini, adalah pamer kekuatan oligarki cukong itu. Inilah urgensi pemindahan ibu kota. Urgensi untuk pamer kekuatan oligarki cukong. Tidak ada yang lain. Edi Mulyadi berupaya melawan kekuatan oligarki cukong itu. Upaya untuk melawan inilah yang akhirnya membawa Edi Mulyadi ke titik blunder “jin buang anak”. Tanpa sengaja mau menyakiti perasaan warga Kalimantan. Dia tenggelam dalam amarah yang begitu besar terhadap kesewenangan para penguasa yang ceroboh dan tak peduli kedaulatan bangsa dan negara terancam di balik pemindahan IKN. Sekali lagi, ini bukanlah pembelaan untuk Bung Edi. Dia sudah menyampaikan permintaan maaf. Meminta maaf berulang kali atas kesalahan yang dia lakukan. Bung Edi juga mengatakan bahwa dia siap menerima semua konsekuensi dari kesalahannya.[]

Berani Bercerita dan Berkarya, Langkah Awal Buat Film Independen

Jakarta, FNN - Dua sosok di balik film pendek \"Makmum\" (2017) dan penulis adaptasi film panjang berjudul sama, \"Makmum\" (2019) dan \"Makmum 2\" (2021), Riza Pahlevi dan Vidya Talisa Ariestya mengatakan cerita yang kuat dan keberanian dalam berkarya merupakan langkah awal dan penting dalam memulai membuat film independen (indie).Bagi Riza, dasar dari film adalah bagaimana dapat menjadi media penyampaian cerita dan pesan yang lebih luas.\"Film itu basic-nya adalah medium penyampaian cerita dari pembuatnya ke penonton. Ruh dari film adalah cerita. Fokus ke sana, buat cerita yang bagus dengan memperbanyak referensi tontonan,\" kata Riza kepada ANTARA, Sabtu.\"Jangan takut bikin film dengan alat apa pun yang kamu punya. Filmmaking itu proses belajar, learning by doing. Kita akan tahu ketika kita semakin sering terlibat. Jangan terpaku dengan budget dan alat, agaknya penting buat diingat,\" ujarnya menambahkan.Sementara, Vidya menengok ke belakang, ketika ia, Riza, dan kawan-kawannya di bangku kuliah mulai membuat film pendek \"Makmum\" pada 2015. Keterbatasan yang mereka alami kala itu rasanya tidak menjadi tantangan berarti bila dibandingkan dengan semangat yang mereka miliki.Akhirnya, proses itu berbuah manis untuk tampil di festival film, memenangkan penghargaan, hingga kemudian diadaptasi menjadi format film panjang dan memiliki sekuel.\"Kita tidak pernah tahu keisengan ini akhirnya akan sejauh ini. Perjalanannya panjang,\" kenang Vidya.Untuk para pembuat film muda, Vidya mengatakan penting bagi mereka untuk cerdas dalam memanfaatkan kesempatan yang ada untuk terus belajar dan terlibat dalam pembuatan film.\"Aku berkaca dari pengalamanku. Aku sendiri tidak menyangka, keisengan itu bakal berjalan sejauh ini. Punya teman-teman dan tim yang solid itu juga penting. Tim memang tidak selalu sejalan, pasti ada debat dan itu wajar,\" kata Vidya.\"Dari situ, manfaatkan peluang. Sekarang ini kayaknya mindset kita buat film harus \'menghasilkan uang\'. Padahal, menurutku, (monetisasi) itu proses. Kalau kita sudah melakukannya dan manfaatkan kesempatan dengan baik, uang itu datang sendiri. Jadi, mulai dulu, dan dari kesempatan yang satu akan muncul peluang-peluang lain,\" imbuh wanita lulusan Sekolah Tinggi Multimedia Yogyakarta tersebut. (mth)