Aksi Massa Masa ke Masa, Pro Fahmi Idris
Oleh Ridwan Saidi - Budayawan
Pada awal tahun 1965 saya dan Fahmi diutus HMI Jakarta ke Cirebon untuk training se-JaBar. Dari Jakarta ke Cirebon KA tak padat dan tak terlalu lambat tiba di tujuan. Pulangnya ke Jakarta KA penuh sesak dan stop di setiap SKA dan lama stopnya. Perut lapar, mau jajan duit sisa untuk ongkos becak pulang dari Gambir.
Penumpang banyak yang berjongkok saja tak dapat duduk. Tiba-tiba bahuku dicolek penumpang lain menawarkan logistik, aku OK, Fahmi menolak. Begitu berulang-ulang. Lama-lama kutengok Fahmi menekan-nekan perutnya, mungkin ia lapar. Setelah 11 jam KA masuk Gambir. Itu Fahmi Idris yang berpulang tanggal 22/5/2022.
Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia, KAMI, dibentuk 24/10/1965. Mentri PTIP Syaref Thayeb ada perannya dalam pembentukan KAMI. Di daerah-daerah juga dibentuk KAMI. KAMI Jaya, Jakarta Raya, membentuk Lasykar Ampera Arif Rahman Hakim pimpinan Fahmi Idris.
KAMI menuntut Sukarno jatuh dan usung Tritura. Ini konsep yang jelas. Harga turunkan, bubarkan PKI, retool (rombak) kabinet. Apa yang mau diperjuangkan jelas dan dimengerti.
Aksi massa yang tengah berlangsung sejak tahun lalu kompak dalam hal menuntut Presiden turun. Gantinya? Ada yang kata Triumvirat. Kalau Presiden berhalangan tetap kabinetnya bubar.
Ada yang seraya tuntut Presiden turun, tuntut juga threshold 0%. Ada juga yang nyambi-nyambi dukung Capres 2024.
Konsep semacam Tritura tidak ada yang disepakati bersama. Pernah dikibar-kibar semboyan Reformasi Jilid II, berhubung kelihatannya tidak ada yang doyan langsung selulup sendiri.
Munculnya konsep Re-proklamasi dari kelompok Aseli, indikasi yang bagus.
Apa pun gerakan massa yang hampir setahun ini ada fungsinya untuk perubahan politik.
Terakhir saya intens bertemu dengan Fahmi lebih setahun lalu. Bersama teman-teman lain kami berupaya pertahankan asset HMI barupa gedung yang mau dijual oknum. Gedung di Cikini ini hasil perjuangan Fahmi dkk pada tahun 1966.
Fahmi, selamat jalan. (RSaidi)