Rocky Gerung Sebut Perang Dunia ke-3 Makin Dekat
Jakarta, FNN – Akademisi yang juga pengamat politik, Rocky Gerung membuat analisis terhadap geopolitik internasional dari isu-isu terbaru yang beredar.
Rocky Gerung memberikan komentarnya, yang dimulai dari terpilihnya Emmanuel Macron sebagai Presiden Prancis, hingga pergerakan Amerika di Indo-Cina.
Menurut Rocky Gerung , terpilihnya Emmanuel Macron sebagai Presiden Prancis menandakan kemenangan rasionalisme di atas islamophobia dan fasisme kanan.
Sementara itu, terkait pergerakan Ameirka untuk membendung proksi Rusia-Cina di Pasifik menandakan perang dunia ke-3 yang semakin berada di depan mata.
“Betul banget kalau kita analisis masyarakat internasional hari-hari ini, tentu Eropa dan masyarakat dunia itu bergembira karena Perancis akhirnya keluar dari semacam bandonya, yakni dari kiri ke kanan seperti islamophobia dan ketakutan terhadap fasisme,” ujar kata Rocky kepada wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin, 25 April 2022.
Isu rasisme dan islamophobia ini dinilai Rocky Gerung muncul kembali karena perang Rusia dan Ukraina yang melahirkan banyak pengungsi, terutama mereka yang masuk ke perbatasan Turki.
Pasalnya, berdasarkan data Rocky Gerung, ada sekitar 500.000 pengungsi Ukraina yang mencari perlindungan orang.
Namun dalam hal ini, Rocky Gerung menilai bahwa Islamofobia dan rasisme itu menjadi suatu yang tidak dimakan mentah-mentah rakyat Perancis.
“Tapi rakyat Prancis bangkit pada rasional dan tidak tergoda dengan ide-ide posisi fasis kanan terutama rasisme dari mbak Le Pen, yang orang anggap berupaya untuk mengembalikan politik kanan,” kata Rocky Gerung .
Dari hal itu, Rocky Gerung mengajak viewer dan masyarakat Indonesia untuk belajar dari nilai-nilai yang dimiliki rakyat Prancis.
“Indonesia harus belajar dari situ bahwa pembelahan masyarakat di Indonesia itu masih berlangsung dan isu fasisme seperti islamofobi juga masih kuat,” sambung Rocky.
Pada lain hal, Rocky Gerung juga berbicara tentang pergerakan Amerika yang mulai terlihat gesit dan dalam di daerah pasifik.
“Kita baca aja ada media internasional, (bahwa) Amerika mengirim tim nya yang dipimpin Menteri-menteri luar negeri untuk bernegosiasi dengan negara-negara Solomon di pasifik,” kata Rocky Gerung.
“Hal ini segala macem ini tentu untuk mengkonsolidasi indo-pasifik, karena untuk Amerika proksi antara Rusia dan Cina di Indo pasifik sudah mulai berlebihan,” ucap Rocky.
Bila diperhatikan dengan seksama, Rocky Gerung menilai bahwa Australia mulai diberikan peringatan untuk lebih berhati-hati karena sudah mulai melanggar berbagai komitmen.
Hal ini yang dinilai Rocky Gerung menjadi sebuah hal harus diperhatikan bahkan G20 dinilai sebagai suatu organisasi yang mungkin tidak akan berfungsi kembali di keadaan seperti ini.
“Kondisi-kondisi seperti ini yang luput di dalam pembicaraan, namun bagi kita FNN, kita tahu hubungan kekacauan politik dalam negeri dan variable politik luar negeri,” ujar Rocky. (ida, sws)