Anies Bisa Menang Satu Putaran Kalau Jokowi Tidak Lagi Sebagai Presiden
Jakarta, FNN – Sepeetinya sudah banyak yang tidak sabar untuk menunggu debat capres besok, karena dalam Pemilu di Indonesia kali ini, debat menjadi faktor yang sangat signifikan ditunggu ditunggu-tunggu acaranya.
Apalagi, pasca-debat capres pertama, lembaga survei dari Australia, Utting Research menyoroti lonjakan dukungan pemilih yang mencolok untuk calon presiden nomor urut 1. Utting Research mencatat kenaikan mencolok jumlah pemilih dari calon presiden Anies Baswedan sebesar 6 persen.
“Dukungan terhadap (Anies) Baswedan meningkat enam persen, tambahan suara signifikan yang membuatnya menjadi kontender kuat dalam pertarungan. Hasil survei menunjukkan bahwa (Anies) Baswedan mendapatkan 28 persen suara. Kenaikan ini menjadi titik balik, menjadikan Anies sebagai penantang utama dalam pemilihan," kata Managing Director Utting Research, John Utting, Kamis, (4/1).
Sedangkan Prabowo Subianto mengalami penurunan signifikan, yakni turun 6 persen menjadi 44 persen. Sementara, untuk Ganjar, kata Uting, stagnan di posisi 21 persen.
Menurut Uting, jika pola ini berlanjut dan Anies bisa melanjutkan momentum ini di debat-debat capres berikutnya, bisa diperkirakan dia bakal mampu menyaingi Prabowo pada hari pemilihan.
Menanggapi hasil survei tersebut, Rocky Gerung dalam kanal You Tuber Rocky Gerung Official edisi Satu (6/1) mengatakan, “Saya kira itu benar karena sebetulnya kalau kita baca literatur, tidak ada dalam sejarah sistem demokrasi seseorang yang sudah memerintah dua periode masih diinginkan.”
Jadi, lanjut Rocky, perubahan itu memang tiba pada saat yang tepat dan diambil alih sebagai isu oleh Anies. Bukan karena Anies sendiri yang ingin perubahan, tetapi memang sejarah begitu sifatnya. Karena itu, selalu dianggap bahwa periode kedua itu periode paling lemah. Meskipun dia sukses, tetap dia lemah, karena kebosanan orang untuk lihat baju yang sama dan perilaku yang sama.
Rocky juga mengatakan bahwa sifat manusia yang berevolusi menginginkan ada batas ketika seseorang sudah menyelesaikan masa tugasnya sebagai presiden. Hal itu pula yang mungkin diambil alih oleh Anies, dan yang menandakan bahwa kendati Prabowa atau Gibran berupaya untuk mengendalilkan dengan cara yang masuk akal, tetapi orang tetap menganggap bahwa dia cuma mau meneruskan Jokowi.
Anies justru sebaliknya, orang masih menduga-duga Anies mau membuat apa. Dalam keadaan ketidaktahuan, orang justru memberi harapan, orang berinvestasi pada sesuatu yang dianggap baru. Ganjar tetap dianggap sebagai Jokowi juga sebetulnya.
“Jadi, saya kira riset itu betul sehingga dalam perdebatan itu orang nunggu hasil, perdebatan yang akan memengaruhi terutama kalangan kelas menengah yang tahu bahwa politik itu harus diupayakan sebagai proses sirkulasi elit yang makin lama dipercepat, bukan justru diperpanjang. Itu pula yang menjadi dasar kenapa elektabilitas 02 merosot.
Melihat hasil-hasil survei tadi, sudah hampir pasti bahwa Pilpres tidak mungkin satu putaran. Lembaga-lembaga survei dalam negeri pun mulai mengonfirmasi hal ini. Bahkan, ada yang optimis kalau satu putaran itu berarti Anies dan Imin yang menang, meski tetap saja Jokowi dengan mesin kekuasaannya tentu masih akan punya pengaruh.
“Iya, pengaruh untuk membesarkan Gibran di dalam koalisi Prabowo dan pengaruh untuk menghalangi Anies. Itu juga yang akan menunjukkan bahwa kalau Anies mau menang, dia mesti menang satu putaran, dan berarti dia mesti 50%. Lompatin mesin-mesin politik atau penghalang yang ditaruh oleh Jokowi,” saran Rocky.
Menurut Rocky, penghalangnya adalah Jokowi sendiri, yaitu keinginan Jokowi sendiri. Jadi, caranya adalah Jokowi mesti dihentikan dulu sebagai presiden supaya dia kehilangan kekuasaan memakai peralatan yang dia miliki selama ini.
“Jadi, Anies bisa menang satu putaran kalau Jokowi tidak lagi sebagai presiden. Itu kira-kira begitu,” tegas Rocky.(ida)