Anies Menjiwai Trisakti Bung Karno

Menyusuri jejak langkah Trisakti  Bung Karno. Anies terus berupaya menguatkan nasionalisme dengan tiga hal mendasar dan menjadi  prinsip dari figur kepemimpinannya. Pertama, Anies memiliki jejak rekam yang relatif bersih. Kedua, Anies pemimpin yang lahir dari proses aktifis pergerakan dan intelektual. Ketiga, selain nasionalis religius,  Anies berkarakter inklusif dan pluralis. Ketiga faktor utama dan penting yang dibutuhkan bangsa saat ini, dan  secara utuh sulit ditemukan pada kebanyakan figur lain.

Oleh: Yusuf Blegur, Mantan Presidium GMNI

KALAU Bung Karno pernah mengatakan nasionalisme Indonesia merupakan semangat kebangsaan yang bersandar pada negara dengan  berkedaulatan dalam bidang politik, kemandirian dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Maka untuk mewujudkan Trisakti dari sang proklamator itu, tidak bukan dan tidak lain adalah dengan kepemimpinan nasional yang hebat, yang memiliki kapasitas, akuntabilitas dan integritas. 

Negara yang sehat dan  kuat harus dipimpin oleh figur yang bersih yang bebas dari anasir-anasir  pemikiran dan tindakan kontra revolusioner. Termasuk tidak menjadi komprador dari kepentingan bangsa asing dan aseng. Pemimpin itu harus bersih dari praktek-praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Seperti kata Ulama Pejuang Buya Hamka, "Jalan kepemimpinan adalah jalan penderitaan". "Menjadi pemimpin berarti siap menderita. Juga seperti yang dikatakan Bung Karno, "Aku sendiri hidup dalam serba kekurangan, aku tidak pernah memikirkan uang dan benda-benda lainnya. "Tapi apa salahnya aku membawa rakyatku mendayung ke pulau harapan, meraih cita-cita kemerdekaan".

Pemimpin yang mampu membebaskan dirinya dari keinginan-keinginan dunia termasuk menumpuk-numpuk harta benda itu, apalagi memperoleh kekayaan negara dengan cara memanfaatkan fasilitas jabatan dan kekuasaan. Tidak seperti itu, pemimpin ideal  merupakan pemimpin yang dibutuhkan rakyat yang mampu mengemban amanat penderitaan rakyat. Satunya kata dan perbuatan, membuatnya menjadi pemimpin yang bersih, menjadi contoh dan memiliki jejam rekam yang baik. Anies miliki  "track record" mumpuni yang salah satunya  kental sebagai  syarat kepemimpinan.

Faktor penting lain yang bisa menjadi indikator yang relevan, yaitu  bagaimana pemimpin dapat berhasil membangun suatu negara bangsa, tidak lain terkait karakter. Seseorang yang memiliki karakter unggul biasanya dipengaruhi oleh struktur sosial dan pengalamannya. Dibentuk dan ditempa oleh keinginan mengenyam pendidikan, keadaan yang berat dan kesulitan hidup. Tidak terkecuali sanggup menghadapi  kompleksitas permasalahan negara baik tantangan yang muncul dari dalam negeri maupun dinamika internasional yang memengaruhinya. Seorang negarawan yang mendunia dan memimpin gerakan non blok sebagai politik luar negerinya.

Maka ketrampilan sosial seorang pemimpin mutlak dibutuhkan. Selain berwawasan luas, pemimpin juga dituntut memliki karya dan prestasi yang membanggakan sebagai buah  keuletan menggali potensi kreatifitas dan inovasi yang dimilikinya.  Pernah  mengelola suatu komunitas, perusahaan dan atau pemerintahan menjadi nilai lebih. Terutama yang berlatarbelakang  berangkat dari dunia aktifis dan pergerakan. Berkecimpung mengukir geliat dunia kampus sebagai Ketua Senat Mahasiswa Universitas UGM dan bergelut di HMI. Anies yang  mendidirikan Program Indonesia Mengajar,  pernah menjadi Rektor Universitas Paramadina dan Menteri Pendidikan.

Menyimak perjalanan sosial politik Anies seperti itu, figur Anies bukan hanya berkarakter, lebih dari itu menegaskan bahwasanya Gubernur Jakarta yang berhasil memajukan kotanya dan membahagiakan warganya,  memang lahir dan tumbuh dengan idealisme dan visi kerakyatan yang sudah terbukti dan teruji. Meski berhadapan dengan ujian kepemimpinan yang luar biasa, sumbangsih Anies tak pernah usai dalam pengabdian bagi seluruh rakyat dan negara Indonesia. Anies bukanlah pemimpin yang menjadikan nasionalisme hanya sebatas jargon dan semboyan. Lulusan pendidikan Doktor di Amerika itu tahu benar bagaimana mewujudkan semangat  nasionalisme yang dapat tumbuh subur dalam taman sarinya internasionalisme. Nasionalisme yang dapat membuat Indonesia bisa berdiri sama tinggi dan duduk sama sama rendah dengan bangsa lainnya. Indonesia yang berdikari, tidak tunduk pada kapitalisme atau oligarki, layaknya agiprovnya Bung Karno yang menentang kolonialisme dan imperialisme.

Kemudian yang juga menjadi signifikan dan strategis bagi kehidupan kebangsaan yang lekat dengan kbhinnekaan dan kemajemukan. Anies telah menunjukkan sekaligus membuktikan bahwasanya ia pemimpin bagi semua anak bangsa. Pemimpin yang melampau batas-batas ideologi dan aliran politik yang berkembang selama ini di Indonesia. Anies pemimpin yang mampu melindungi sekaligus mengayomi keberagaman kehidupan keagamaan dan budaya bangsa. Behavior dan kebijakan sistem yang dibangun dan diterapkan selema ini bukan hanya mampu mengakomodir, lebih dari itu aktif memfasilitasi semua kepentingan lintas dimensi spiritualitas dan aspek-aspek kehidupan masyarakat yang heterogen. Anies melengkapi dan  menguatkan dirinya dengan figur pemimpin yang universal dan humanis, bagi warga Jakarta khususnya maupun rakyat Indonesia pada umumnya.

Dengan demikian, mengutip Penyambung Lidah Rakyat yang merupakan Bapak dari Megawati Soekarno Putri itu. Presiden pertama Indonesia yang menggelontorkan faham Marhaenisme dengan pemaparan Sosio Nasionalisme, Sosio Demokrasi dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pun, Trisakti yang substansinya nasionalisme dan patriotisme Indonesia. Maka tak ada salahnya, rakyat kemudian mendeskripsikan Trisakti pada figur seorang Anies. Sifat dan karakter seorang Anies yang menempel pada semua pikiran, ucapan dan tindakannya.  Trisakti oleh Bung Karno pasti memang berbeda dengan Trisakti pada sosok Anies. Tapi setidaknya, boleh jadi Trisakti  Anies  secara substansi merupakan semacam kohesifitas sekaligus agregasi dari nilai nilai kebangsaan dan korelasinya dengan figur Anies,  yang disiapkan sebagai pemimpin masa depan dan presiden pilihan rakyat dalam pilpres 2024 mendatang.

Seperti menjawab keinduan rakyat selama ini, seorang pemimpin  tak cukup hanya sekedar cerdas, berwibawa dan tegas. Ia juga berarti penuh pesona, disegani baik oleh kawan dan lawan politik serta  dihormati oleh bangsanya sendiri maupun rakyat dunia. Seperti Anies yang nasionalis dan humanis. Anies yang menjiwai Trisakti  Bung Karno. (*)

331

Related Post