AS Memperingatkan Usulan Perdamaian yang Melegitimasi Penjajahan Rusia
Helsinki/Washington, FNN - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, pada Jumat memberi peringatan atas inisiatif perdamaian yang memberikan legitimasi perebutan wilayah Ukraina oleh Rusia, serta mengatakan upaya perdamaian yang "adil dan berkelanjutan" harus menangani akuntabilitas dan rekonstruksi.
Menyampaikan apa yang digambarkan pejabat AS sebagai pidato yang menjabarkan pandangan Washington tentang 16 bulan invasi Rusia di Ukraina, Blinken mengatakan dalam beberapa pekan dan bulan ke depan, beberapa negara kemungkinan menyerukan gencatan senjata.
Namun untuk membuat upaya perdamaian bertahan lama, hal itu membutuhkan "partisipasi dan persetujuan penuh" Ukraina dan harus mendukung pembangunan kembali dan pemulihan Ukraina, dengan Moskow membayar bagiannya, kata Blinken.
“Sebuah gencatan senjata yang hanya membekukan keadaan saat ini dan memungkinkan Putin untuk memperkuat kendali atas wilayah yang dia rebut dan kemudian beristirahat, mempersenjatai kembali, dan menyerang kembali. Itu bukan perdamaian yang adil dan abadi,” kata Blinken.
"Hal itu akan melegitimasi perebutan wilayah oleh Rusia, itu akan memberikan penghargaan bagi penjajah dan menghukum korban," lanjut dia.
Ia menambahkan bahwa jika dan ketika Rusia bersedia membahas "kedamaian sejati" Washington akan menanggapi dan akan membuka pembahasan lebih luas mengenai keamanan Eropa yang akan mengurangi kemungkinan konflik lebih lanjut.
Amerika Serikat telah menjadi pendukung militer dan ekonomi utama Ukraina, mengirimkan negara itu sistem persenjataan bernilai miliaran dolar untuk membela diri melawan serangan Rusia yang dimulai pada Februari 2022.
Sejumlah usulan perdamaian untuk mengakhiri perang bermunculan dari berbagai negara saat perang berdampak kepada jutaan orang mengungsi, mendorong kenaikan harga pangan dan mengurangi kemakmuran dunia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy membuat dorongan besar untuk berupaya menarik hati negara-negara kawasan Selatan Dunia bulan lalu sebagai tanggapan atas langkah perdamaian dari beberapa negara anggotanya.
Ia menghadiri konferensi Liga Arab di Arab Saudi pada 19 Mei, mengadakan pembicaraan dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, serta Irak dan delegasi lainnya.
China, yang telah menggembar-gemborkan rencana damai, mengirimkan utusan utama ke Kiev, Moskow dan ibukota-ibukota Eropa untuk membahas "perjanjian politik" bulan ini.
Afrika Selatan pada pekan lalu mengatakan Kiev dan Moskow sepakat membahas rencana perdamaian dengan pemimpin Afrika. Vatikan juga mengeluarkan misi perdamaian bulan ini.
Blinken mengatakan Washington sedang bekerja dengan Ukraina dan sekutu lain untuk membangun konsensus dari elemen inti perdamaian berkelanjutan dan menyambut inisiatif apa pun.
Namun, lanjut dia, inisiatif itu harus menjunjung tinggi prinsip-prinsip piagam PBB.
"Kami akan mendukung upaya perdamaian dari manapun apakah itu Brasil, China atau negara lain selama mereka berupaya memberikan perdamaian yang adil dan abadi," tambah Blinken.(sof/ANTARA/Reuters)