Berat Ngangkat Ganjar, Rocky Gerung: Jokowi Arahkan Projo Dukung Prabowo

Jakarta, FNN  --- Tak ada gegap gempita yang berarti pascapencapresan ujug-ujug oleh PDIP, yang ada hanya kegamangan  Tak bisa dibohongi lagi, perpecahan di tubuh moncong putih makin nyata dengan munculnya penolakan dari kader PDIP itu sendiri.

Inilah benang merah yang bisa ditarik dari perbincangan antara pengamat politik Rocky Gerung dengan wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Sabtu (29/04/2023). 

"Setelah diumumkannya Ganjar Pranowo sebagai Capres oleh PDIP, sampai saat ini belum terdengar gemuruh, malah sebaliknya penolakan makin banyak terdengar di mana-mana," kata Rocky.

Sementara pada saat yang bersamaan ada  manuver Prabowo yang rajin bersilaruhrahmi dengan para Jenderal Purnawirawan, bahkan partainya dapat kekuatan baru dari kalangan milenial dan mantan Ketua PSSI Iwan Bule. Ini yang membuat binggung Jokowi harus mendukung siapa.

Rocky membaca suasana batin yang terjadi di PDIP bahwa terkait dengan apa yang disampaikan oleh Panitia Musra Projo, pengusungan Ganjar Pranowo sebagai capres tidak disambut antusias para relawan Jokowi itu adalah sebuah sinyal serius.

"Beban Projo terlalu besar untuk mengangkat nama Ganjar kembali. Di semua daerah PDIP itu tidak ada yang bergairah. Oleh karena itu Puan Maharani dipaksa untuk menguraikan agar  terlihat lebih bergairah dengan cepat-cepat membentuk tim sukses. Saya kira Musra ini akan secara diam-diam diajak Jokowi untuk mendukung Prabowo nantinya," kata Rocky.

Rocky juga menegaskan terkait kegelisahan Ganjar bersama Jokowi atau Mega,  Musra Projo ini nanti ujung-ujungnya akan beralih kepada Prabowo. "Sebab Projo ini adalah duri dalam daging di dalam PDIP," tegasnya.

"Kalau itu terjadi, tentu kalangan PDIP akan mengusir Projo ini dan akhirnya mereka ke Prabowo. Seperti itulah sinyalnya nanti," paparnya.

Projo ini menurut Rocky adalah peralatan yang dipakai untuk Ganjarnya Jokowi, bukan Ganjarnya Megawati.

"Sepertinya perang di balik layar antara Megawati dan Jokowi akan terus terjadi," kata Rocky.

Rocky menyarankan agar kegelisahan tidak berlarut-larut, sebaiknya Jokowi segera lakukan survei apakah lebih menguntungkan Jokowi ke Prabowo atau Jokowi ke Mega.

Fenomena ini terjadi karena tidak ada eforia yang berarti pasca Ganjar dicapreskan PDIP.

"Malah kita melihat Prabowo lebih independen dan gerakannya dua minggu terakhir kita lihat, sangat membuat lawan politiknya ketar ketir, " tutupnya. (far, ida).

820

Related Post