BPET MUI: Ciptakan Kesantunan Bermedia Sosial Dengan Penguatan Akhlak

Jakarta, FNN - Ketua Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia (BPET MUI) Muhammad Syauqillah memandang perlu menciptakan kesantunan bermedia sosial dengan penguatan akhlak dan nilai-nilai Pancasila.

"Ini menjadi satu arus untuk kemudian kita membuat gerakan di media sosial itu menjadi sangat ramah. Itu perlu kita kedepankan. Akhlak terhadap orang lain, bagaimana akhlak terhadap orang yang berbeda pendapat, orang yang berbeda keyakinan dan juga termasuk kepada orang yang berbeda agama, yang mana semua itu sesuai dengan nilai-nilai dari Pancasila," ujar Muhammad Syauqillah dalam rilis BNPT yang diterima di Jakarta, Selasa.

Ia menegaskan bahwa Pancasila yang merupakan payung besar yang menaungi berbagai keragaman dengan jaminan kehidupan yang aman, sejahtera, serta adil dan makmur dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namun, Pancasila ini sudah berulang kali digoyahkan oleh berbagai isu, khususnya di media sosial, termasuk dari kelompok gerakan kanan.

"Kita berhadapan dengan bagaimana konten yang isinya ideologi yang anti-Pancasila itu. Nah, kalau seperti ini terus kita 'kan masih sering melihat orang kampanye soal Khilafah, orang kampanye soal Daulah Islam, dan sebagainya," ujarnya.

Menurut dia harus perlu menyikapi bagaimana menghadapi yang menyebarkan ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila itu.

Untuk itu, para tokoh agama, menurut dia, memiliki peran dan pengaruh yang cukup strategis pada bangsa ini untuk memengaruhi pola pikir dan memberikan literasi keagamaan guna mengarahkan serta membekali umat mencintai kerukunan dan persatuan, khususnya di dunia maya.

"Ya, tentunya tokoh agama itu berada pada posisi yang sangat didengar oleh masyarakat. Indonesia ini adalah negara yang agamis. Nah, ini yang menurut saya marilah kita ciptakan tokoh-tokoh agama ini adalah yang menaungi umat, menaungi bangsa ini dalam kerukunan dan persatuan," kata Kepala Program Studi Kajian Terorisme Universitas Indonesia ini. (Sof/ANTARA)

51

Related Post