Cak Imin Upaya Terakhir Istana Membujuk Demokrat untuk Membatalkan Pencapresan Anies

AHY dan Muhaimin Iskandar

Cak Imin Upaya Terakhir Istana Membujuk Demokrat untuk Membatalkan Pencapresan Anies

 Jakarta, FNN – Kunjungan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) ke kediaman Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kemarin, Rabu (3/5/23) ternyata membuka fakta baru bagaimana peta-peta politik makin jelas dan skenario-skenario di belakang layar yang semula dicoba untuk ditutup-tutupi terbongkar. Fakta baru tersebut terungkap dari pengakuan Cak Imin bahwa dia memang datang ke SBY bukan sekadar bersilaturahim dan bernostalgia, tetapi sempat mojok bareng AHY dan menawarkan agar AHY mau bergabung dengan koalisi yang mereka bentuk. Dari pengakuan Cak Imin juga terungkap fakta baru bahwa mereka  memang sudah berkoalisi dengan Golkar, Gerindra, dan PKB. Sebelumnya, Airlangga juga sudah bertemu SBY, tetapi tidak mengaku kalau pertemuan tersebut bertujuan memengaruhi Demokrat.

Menanggapi peristiwa tersebut, dalam Kanal You Tube Rocky Gerung Official edisi Kamis (4/5/23) Rocky Gerung mengatakan bahwa yang paling enak sama Cak Imin itu seperti anak kecil yang diberi mainan, lalu dia gembira. Watak Cak Imin itu tidak ada beban, bercanda-canda.Tetapi, kemudian satu waktu dia menjadi politisi yang betul-betul mampu untuk berselancar dengan zig zag.

“Tapi ada satu soal yang saya kira final, yaitu upaya terakhir Jokowi memakai Cak Imin. Kan sudah tidak ada lagi yang lain kan? Siapa lagi yang mau dikirim Jokowi untuk membujuk-bujuk Demokrat supaya jangan calonin Anies. Jadi, ini upaya terakhir Jokowi. Jadi, awalnya Cak Imin itu jadi messenger of good news gitu, ternyata bad news yang dia dapat,” ujar Rocky dalam diskusi bersama Hersubeno Arief, wartawan senior FNN.

Jadi, kalau dia (Cak Imin-red) akhirnya ketemu AHY dan AHY bilang enggak, itu menunjukkan bahwa Nasdem juga sebetulnya akan mengucapkan hal yang sama,” tambah Rocky.

Seperti kita ketahui bahwa dari awal Nasdem tidak sekadar mencalonkan Anies tunggal, tapi pada waktu itu ada tiga yang mereka sebutkan, yaitu Ganjar Pranowo, Andika, dan Anies. Kemudian Anies yang dipilih. Jadi mungkin Nasdem dibujuk dengan cara itu.

Berbeda dengan Demokrat yang dari awal hanya mencalonkan Anies, bahkan SBY yang pertama kali memprotek Anies dengan melarang soal-soal DKI dikaitkan dengan soal Pilpres, kata Rocky. Saat itu SBY mau memberi sinyal bahwa akan ada permianan yang kotor dalam pilpres. Dari situ SBY menanam moral yang kuat pada Anies. Oleh karena itu, tidak mungkin jika tiba-tiba SBY mengatakan bahwa Demokrat punya calon lain.

“AHY juga mungkin masih mampu untuk mengatakan tidak pada bujukan itu karena dia mesti konsisten. Kan partainya juga lagi mau diambil oleh Jokowi melalui Moeldoko. Jadi sinyal itu memperkuat posisioning Anies sebetulnya,” ujar Rocky.

Kita memang menginginkan agar Anies maju saja, mau menang atau kalah, karena itu soal pilihan rakyat, ujar Rocky. Etika ini yang akhirnya ditemukan juga oleh Demokrat. Jadi, Demokrat menganggap bahwa bagaimanapun mereka harus konsisten dengan yang sudah mereka pilih.

Setelah gagal membujuk Nasdem dan Demokrat, sepertinya istana belum akan berhenti. Masih ada PKS yang akan menerima kunjungan dari punakawan-punakawan Presiden Jokowi.

 “Jadi, Pak Jokowi, sampai lilinnya betul-betul padam dan membakar jarinya sendiri, itu dia tidak akan berhenti. Kan sumbu lilin itu tiba-tiba memendek, tapi walaupun pendek dia bercahaya besar. Nah, orang yang nekat dia mau pegang sumbu itu. Pak Jokowi hati-hati, nanti justru jari Anda yang terbakar,” ungkap Rocky.

Rocky mengingatkan agar Jokowi jangan bermain-main dengan sesuatu yang orang anggap kenapa masih terus membujuk.

“Urusan pemilu kan bukan urusan Anda. Anda kan penyelenggara Pemilu. Pemerintah adalah penyelenggara Pemilu, bukan pengatur Pemilu. Ini hal yang bagi saya enggak masuk akal,” ujar Rocky.

Rocky juga mempertanyakan kenapa orang-orang di sekitar Jokowi, termasuk penasihat dan LSM-LSM tidak membuat semacam surat himbauan atau surat sahabat pada Jokowi, supaya Jokowi paling tidak, tidak mengganggu. Jika ini dilakukan, mungkin bisa menjadi pikiran terakhir dari LSM yang masih ada di istana. Kalau tidak, artinya mereka kacung juga akhirnya.(ida)

1246

Related Post