Cedera Akal dan Gagal Jiwa
Oleh: Yusuf Blegur - Mantan Presidium GMNI
SETELAH dua periode yang ugal-ugalan, berantakan dan nyaris celaka.
Pikiran dan perilaku tetap tak mampu menunjukkan watak pemimpin yang bijaksana.
Bukannya membuat rakyat adil makmur sejahtera.
Pemerintah semakin terbukti arogan dan sok kuasa.
Gagal mewujudkan kehidupan yang menjunjung demokrasi.
Para penguasa justru sering bertindak dengan tangan besi.
Negara terus dibelenggu dan larut dalam genggaman oligarki.
Rakyat semakin depresi dibawah rezim tirani yang marak aksi korupsi dan kolusi.
Presidennya memang terlanjur dikenal pandai mengumbar kata-kata.
Bohong ke sana bohong ke sini, janji tak bertepi merasa bangga dan tak berdosa.
Bersekongkol menghimpun gerombolan manusia-manusia durjana.
Berlumur nafsu penuh angkara murka, tanpa sadar mengalami cedera akal dan gagal jiwa.
Alih-alih menjalankan amanat konstitusi dan cita-cita proklamasi.
Dituntut peduli serta konsisten menjaga Pancasila, UUD 1945 dan NKRI.
Aparatur negara malah membuat kesengsaraan dan penderitaan di segenap bumi pertiwi.
Mabuk kekuasaan hingga lupa diri, merasa lebih hebat juga lebih tinggi dari kebesaran dan kekuatan Ilahi.