Cuma Terra, Sumatera, Bukan Swarna Dwipa
Oleh Ridwan Saidi *)
Burusa, atau Barus, muncul dalam peta di buku Claudius Ptelomeus, Geographia, 161 M. Berarti termasuk sebagian Sumatera dipetakan juga dimana Barus berada.
Barus menjadi tujuan orang Egypt mencari rempah-rempah untuk membalsem jenasah pada XIII SM . Egypt sendiri berarti negara Tuhan.
Time line perjalanan diukur dari awal pembalseman jenasah pada era Pharao Rameses II pada XIII M. Rameses II mencari bentuk teologinya setelah ia menolak paham pharao yang digantikannya yang berpaham monotheism yaitu Akhenaton.
Tapi seperti dihurai Sigmund Freud dalam bukunya Mosses and Monotheism, 1937, paham teologi Akhenaton beda dengan Mosses. Uraian Freud berdasar pada ribuan lembar papyrus yang ditemukan di delta sungai Nil 1887, yang ternyata risalah debat Akhenaton vs Mosses.
Barus menjadi tempat yang akrab dikunjungi oleh bangsa-bangsa sekitar Egypt termsuk Greek. Orang Greek ini yang memberi nama Cuma Terra, tanah yang mulia. Dan kelak menjadi peta navigasi, then legalized. Dalam lidah Andunisi menjadi Sumatera.
Beberapa sejalok/sejarawan lokal mengusung-usung nama Swarna Dwipa, yang katanya pulau Emas.
Swarna Dwipa ungkapan yang berasal dari Socrates, 469-399 SM. Swarna itu circle pola obat nyamuk bakar tapi garis diputar ke kanan. Ini disebut geometri crawl. Mengandung energi. Kalau putaran arah sebaliknya, ke kiri, hampa energi. Pola geometri ini disebut rotary. Crawl geometri yang disucikan di banyak bangsa, karena itu dalam proses membuat crawl harus dibantu Dwipa, pencahayaan. Memahami istilah jangan main tebak-tebakan, ya Pak ya.
Sumatera kaya emas. Kelana yang datang untuk mas pada abad II M adalah Queen of Sheba dari Axumite, Afro, ini berdasar penelitian Giovanni XV M yang didukung Raffles.
Apa Mayor power system pertama dan tertua di Sumatera? Itulah Samudra Pasai yang didirikan oleh Merah Silu atau Malikus Saleh pada XIII M. Samudra Pasai mengeluarkan koin emas pada abad itu. Time line jelas dan berdasar.
*) Budayawan