Di Tengah Manuver Jokowi, Sandi dan Erick Sama-sama Untung
Jakarta, FNN - Pertemuan antara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, Kamis (27/04/2023) dikaitkan oleh banyak orang sebagai sinyal bakal Capres dan Cawapres 2024. Apalagi pertemuan juga dilakukan antara Zulkifli Hasan dengan Jokowi dan antara Sandiaga Uno dengan Jokowi. Orang membaca bahwa wajah Sandiaga sumringah setelah bertemu Jokowi.
Mengomentari peristiwa tersebut, Rocky Gerung dalam sebuah diskusi di kanal YouTube Rocky Gerung Official edisi Jumat (28/4/23) mengatakan:
“Jadi tetap Jokowi paham jalan pikiran dari partai-partai kecil ini. Dia tetap tahu bahwa ada rahasia-rahasia politik, rahasia-rahasia bisnis yang diketahui oleh Jokowi. Itu mungkin yang dianggap oleh Jokowi masih bisa dia kendalikan.”
Tetapi, lanjut Rocky, orang semacam Sandi memiliki pragmatisme yang luar biasa. Karena waktu Sandi misalnya memastikan untuk keluar dari Gerindra, tentu dia tahu bahwa konsekuensinya akan ada, sebut saja permusuhan dengan Prabowo. Karena di atas segala prestasi Sandi, Sandi dimunculkan justru oleh Prabowo sehingga menjadi seorang tokoh politik. Sebelumnya Sandi hanya seorang tokoh bisnis yang dikenal di kalangan bisnis. Sandi mendapat keuntungan dari posisi itu. Bagaimanapun, waktu Sandi dinyatakan sebagai calon wakil presiden, pasti pasar bergairah juga. Pasar menganggap bahwa ekonomi Indonesia akan dipimpin oleh wakil presiden yang paham tentang ekonomi.
Sebagai pebisnis, menurut Rocky, Sandi tentu akan kapitalistis pada waktu itu. Hal yang sama juga berlaku sekarang. Saat ini mungkin Sandi menganggap bahwa dengan memiliki status sebagai calon wakil presiden dari Ganjar, pasar tentu mulai menduga kalau dia menang regulasinya lebih baik buat market.
“Dan itu yang saya anggap bahwa ya lebih baik buat market, tapi buruk buat ide keadilan sosial dari Soekarno. Tetapi, orang semacam Sandi mungkin nggak peduli itu tuh. Sangat mungkin Sandi sudah berhitung sekarang. Begitu dideklarasikan Ganjar dan Sandi, itu saham-saham strategis yang dimiliki Sandi langsung melonjak, kira-kira begitu,” ujar Rocky.
“Itu yang kita harus juga kaitkan antara siasat bisnis dan kedudukan politik seseorang. Lain kalau Sandi nggak punya perusahaan, mungkin dia nggak peduli itu,” lanjutnya.
Dalam diskusi yang dipandu oleh Hersubeno Arief, wartawan senior FNN, itu Rocky juga mengatakan bahwa mungkin Sandi tidak pernah rugi sebetulnya, karena dia selalu ada dalam posisi membaca sinyal pasar, bukan sinyal politik sebetulnya dibaca oleh Sandi. Sinyal politik dipakai untuk memengaruhi sinyal pasar.
Hal yang sama juga terjadi pada Erick Thohir meski posisinya saat ini berada di belakang Sandi. Padahal, investasi Erick Thohir lebih kuat dibandingkan Sandi, karena selain di PAN Erick Thohir juga berada di NU, terutama di Ansor. Bahkan, Sekjen PBNU, Saefuloh Yusuf, dan Ketua GP Ansor, Yakut Cholil Qoumas, mengampanyekan dan secara terbuka mendukung Erick Thohir.
“Jadi kita mulai mencoba untuk menganalisis politik bukan dari basis ideologi sebetulnya, tapi dari apa yang disebut sebagai daily politic di Amerika. Seseorang akan masuk di dalam pertarungan politik dengan kalkulasi pasar bereaksi apa,” ujar Rocky.
Erickt Thohir, tambah Rocky, juga melakukan hal yang sama sebetulnya. Bagi ErickThohir, NU bukan sumber dukungan politik, tapi market. Jadi, dia anggap bahwa ini konsumen semua yang bisa dibaca oleh bigdata, diterjemahkan oleh artifisial intelijen (AI), dan selalu berimplikasi pada saham-saham Erick Thohir.
“Erick Thohir adalah orang yang terlatih untuk memanfaatkan sentimen pasar yang akan ditentukan oleh sentimen politik. Sentimen politik itu yang paling bagus mengarahkan sentimen pasar. Kita juga musti mulai memanfaatkan tata cara berpikir itu, apalagi kalau kita tahu Sandi dan Erick Thohir sudah terlatih dalam financial engineering,” ujar Rocky.
Dengan demikian, menurut Rocky, kita tetap mesti menduga dengan kuat bahwa Erick juga sudah mengkalkulasi untung ruginya di situ. Mungkin kapitalisasi beberapa perusahaan Erick secara diam-diam naik sebetulnya. Orang bangga Erick ada di dalam lingkaran kekuasaan sehingga bisa memengaruhi regulasi.(sof)