Etik Perjuangan Buruh Dibatalkan Dengan Sikap Feodal Said Iqbal
Jakarta, FNN – Peringatan Mei Day, 1 Mei, lalu masih menyisakan cerita yang memiriskan. Bukan cerita tentang ekspresi-ekspresi atau tuntutan para buruh, tapi cerita tentang pertemuan ketua partai buruh dengan calon presiden Ganjar Pranowo yang nuansa politiknya sangat kental. Dan yang lebih miris lagi adalah cerita tentang adanya foto dari Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, mencium tangan Ganjar Pranowo. Bagaimana mungkin seorang pimpinan partai buruh mencium tangan seorang calon presiden yang mendukung omnibuslaw?
Menanggapi hal tersebut, Rocky Gerung dalam Kanal You Tube Rocky Gerung Official edisi Rabu (3/5/23) mengatakan:
“Sebelum komentar, disclaimer dulu ya: Andi Noya, Said Iqbal, Jumhur Hidayat, pemimpin gerakan partai buruh, ketiganya temen baik saya, jadi saya perlu hati-hati. Tapi, yang saya tidak perlu hati-hati adalah sikap feodal dari pemimpin buruh. Itu jelas. Dan kita tahu kalau Said Iqbal mencium tangan Ganjar, Ganjar itu adalah pro omnibuslaw. Jadi, dia pro penindasan buruh, kan itu terbalik-balik. Jadi, walaupun apa pun elemen di belakang itu, tetap omnibuslaw itu menghina buruh atau mengeksploitasi buruh.”
Peristiwa tersebut juga membuat Rocky mempertanyakan di mana keploriatan partai buruh kalau akhirnya harus berkunjung pada rumah kapitalis atau borjuis. Secara ideologis, di dalam perjuangan partai buruh di mana-mana di seluruh dunia, dia mau melakukan agenda alternatif, bahkan agenda frontal dengan partai yang berkuasa atau dengan elemen-elemen yang berkuasa yang disebut sebagai oligarki.
Jadi, secara ideologis fatal sebetulnya perjuangan partai buruh. Apalagi sifat partai buruh itu mesti pindah dari sifat unionis dari sekadar memperjuangkan upah, lalu pindah menjadi perjuangan struktur ekonomi itu perubahan ekonomi dan itu yang kita inginkan.
“Jadi di mana keproletariatan partai buruh kalau akhirnya harus berkunjung pada rumah kapitalis, rumah borjuis. Sekarang omnibuslaw kan rumah borjuasi,” ujar Rocky.
Dalam diskusi yang dipandu oleh Hersubeno Arief, wartawan senior FNN, itu Rocky menyesalkan sikap Said Iqbal yang mencium tangan Ganjar Pranowo sambil membungkuk.
“Saya menyesalkan betul Said Iqbal itu ada di situ dan mencium tangan sambil membungkuk pada Ganjar Pranowo. Ganjar belum jadi apa-apa. Yang orang tahu Ganjar selama jadi Gubernur Jawa Tengah itu pro omnibuslaw, yang menyebabkan banyak buruh terlantar,” tegas Rocky.
Bahkan, kata Rocky, sampai sekarang kalau kita ke Jawa Tengah, para buruh masih menganggap bahwa Ganjar tidak memperhatikan nasib mereka. Apalagi soal wadah. Dan semua itu sebetulnya adanya di omnibuslaw.
“Lepas dari soal-soal kepentingan sesaat, tapi etik dari perjuangan buruh itu dibatalkan dengan sikap feodal tadi,” kata Rocky. (ida)