Etika Orasi dan Narasi
Oleh Muhammad Chirzin - Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta
HAI orang-orang yang beriman, janganlah kamu menonjolkan diri di hadapan Allah dan Rasul-Nya; tapi bertakwalah kepada Allah. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (QS Al-Hujurat/49:1)
Hai orang-orang yang beriman, jangan tinggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan jangan cakap keras-keras kepadanya, sebagaimana kamu bercakap antara sesamamu, supaya perbuatanmu tidak sia-sia tanpa kamu sadari. Mereka yang merendahkan suaranya di hadapan Rasulullah,- mereka itulah orang yang sudah diuji hatinya oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS Al-Hujurat/49:2-3)
Mereka yang memanggil engkau dari balik bilikmu, kebanyakan tidak mengerti. Sekiranya mereka mau bersabar sampai engkau keluar menemui mereka, tentu akan lebih baik bagi mereka sendiri. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS Al-Hujurat/49:4-5)
Hai orang-orang yang beriman, jika ada orang fasik datang kepadamu membawa berita, pastikanlah kebenarannya, supaya jangan merugikan orang karena tak diketahui, kemudian kamu akan menyesali apa yang telah kamu perbuat. (QS Al-Hujurat/49:6)
Ketahuilah bahwa di tengah-tengah kamu ada Rasulullah. Kalau dalam banyak hal ia harus mengikuti kamu, tentulah kamu akan berada dalam kesulitan. Tetapi Allah membuat kamu mencintai iman, dan menjadikannya indah dalam hatimu, dan Ia membuatmu benci pada kekufuran, kefasikan, dan pendurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang benar. Suatu karunia dan nikmat dari Allah; dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana. (QS Al-Hujurat/49:7-8)
Kalau ada dua golongan orang beriman bertengkar, damaikanlah mereka; tetapi bila salah satu dari keduanya berlaku zalim terhadap yang lain, maka perangilah golongan yang berlaku zalim, sampai mereka kembali pada perintah Allah. Bila mereka telah kembali, damaikanlah keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Allah mencintai orang yang berlaku adil. (QS Al-Hujurat/49:9)
Orang-orang mukmin sesungguhnya bersaudara, maka rukunkanlah kedua saudaramu yang berselisih, dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat. Hai orang-orang beriman, janganlah ada suatu golongan memperolok golongan yang lain; boleh jadi yang diperolok lebih baik daripada yang memperolok, juga jangan ada perempuan yang memperolok perempuan yang lain, boleh jadi yang diperolok lebih baik daripada yang memperopok. Janganlah kamu saling mencela dan memberi nama ejekan. Sungguh jahat nama yang buruk itu setelah kamu beriman. Siapa yang tidak bertobat, orang itulah yang zalim. (QS Al-Hujurat/49:10-11)
Hai orang-orang beriman, jauhilah prasangka sebanyak mungkin, karena sebagian prasangka adalah dosa. Dan janganlah saling memata-matai, jangan saling menggunjing. Adakah di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tidak, kamu akan merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah. Allah selalu menerima tobat, Maha Penyayang. (QS Al-Hujurat/49:12)
Hai manusia, Kami ciptakan kamu dari satu pasang laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu beberapa bangsa dan suku, supaya saling mengenal (bukan supaya saling membenci). Sungguh, yang paling mulia di antara kamu dalam pandangan Allah ialah yang paling bertakwa. Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal. (QS Al-Hujurat/49:13)
Orang-orang Arab pedalaman berkata: "Kami beriman." Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami menyerahkan kehendak kami kepada Allah.’ Iman belum masuk ke dalam hatimu. Tetapi jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi amalmu sedikit pun; Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." Orang-orang mukmin ialah yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan tak pernah ragu, berjuang di jalan Allah dengan harta dan nyawa. Mereka itulah orang-orang yang tulus hati. (QS Al-Hujurat/49:14-15)
Katakanlah: "Apakah kamu akan mengajari Allah tentang agamamu?” padahal Allah tahu segala yang di langit dan di bumi. Allah Maha Mengetahui segalanya. Mereka merasa berjasa kepadamu karena sudah masuk Islam. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa memberi jasa kepadaku karena keislamanmu. Tidak, Allah yang telah memberi nikmat kepadamu, yang telah membimbing kamu kepada keimanan, kaluapun kamu jujur.” Allah mengetahui segala rahasia langit dan bumi, dan Allah melihat segala yang kamu kerjakan. (QS Al-Hujurat/49:16-18)
Allah. Tiada Tuhan selain Dia, Yang Hidup, Berdiri Sendiri, Abadi. Tak pernah mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nyalah segala yang di langit, segala yang di bumi. Siapakah yang dapat memberi perantaraan di hadapan Allah tanpa izin-Nya? Ia mengetahui segala yang di depan mereka, dan segala yang di belakang mereka; mereka tak akan mampu menguasai ilmu-Nya kecuali yang dikehendaki-Nya. Singgasana-Nya meliputi langit dan bumi, dan tidak merasa berat Ia memelihara keduanya. Ia Maha Tinggi, Maha Besar. (QS Al-Baqarah/2:255)
Kepunyaan Allah-lah segala yang di langit dan di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada dalam hatimu atau kamu sembunyikan, Allah akan membuat perhitungan tentang perbuatanmu. Maka, Allah akan mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya, dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah berkuasa atas segalanya. (QS Al-Baqarah/2:284)
Tidakkah kauperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang di langit dan di bumi? Bila ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, tentulah Dia Yang keempat,- dan bila lima orang, tentulah Dia Yang keenam,- dan tiada pula kurang atau lebih dari itu, tentulah Dia bersama mereka di mana pun mereka berada; kemudian Dia memberitahukan apa yang mereka kerjakan pada hari kiamat. Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS Al-Mujadilah/58:7).
Bagi mereka yang beriman dan beramal saleh, taman firdaus tempat tinggal mereka. Akan selamanya mereka tinggal di dalamnya, tak ingin pindah dari sana. Katakanlah: “Sekiranya lautan tinta untuk menuliskan kata-kata Tuhanku, pasti lautan akan habis sebelum habis kata-kata Tuhanku, sekalipun mesti Kami tambahkan tinta sebanyak itu." Katakanlah: “Aku hanya seorang manusia seperti kamu, yang diberi wahyu, tetapi Tuhanmu adalah Yang Maha Esa. Siapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhan, kerjakanlah amal kebaikan, dan dalam beribadah kepada Tuhan janganlah persekutukan dengan siapa pun.” (QS Al-Kahfi/18:107-110) (*)