Firli Bahuri Nyalon Presiden, Rocky Gerung: Di KPK Juga Ada Intrik, Sama Seperti di Istana
Jakarta, FNN – Menjelang musim pemilihan presiden 2024, makin banyak tokoh nasional yang “jual diri” dengan memajang etalase di ruang terbuka. Tak ketinggalan Ketua KPK, Firli Bahuri. Pantauan FNN ada dua spanduk yang mendukung Firli untuk maju pada Pilpres 2024. Dalam spanduk pertama, terdapat foto Firli yang disertai tulisan "Kami Butuh Presiden yang Getol Berantas Korupsi" dan di bawahnya juga terdapat tulisan "Firli Bahuri untuk Indonesia". Sementara dalam spanduk kedua, terpampang foto Firli dengan tulisan "Masyarakat Banten Mendesak Tokoh Anti Korupsi Maju di Pilpres 2024" juga disertai tagar "DukungIndonesiaBersih".
Menanggapi fenomena ini pengamat politik Rocky Gerung menduga ada pihak-pihak yang sengaja menyeret Firli untuk berpolitik.
“Itu pasti ada kerjaan macam-macam pihak yang berupaya untuk menyeret Pak Firli ke dalam politik, padahal sebetulnya memang tidak bisa. Karena ketua KPK tidak boleh masuk dalam kompetisi politik, kecuali dia mengundurkan diri,” kata Rocky kepada wartawan senior FNN, Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin, 30 Mei 2022.
“Jadi sangat mungkin juga, ada yang menyarankan Pak Firli mengundurkan diri saja deh supaya bisa bermain politik. Karena membaca Pak Firli kebanyakan sinyal politik sekarang, termasuk meminta 0% presidential threshold. Walaupun itu betul, tapi orang merasa Pak Firli menunggangi isu politik. Nggak ada soal kalau Pak Firli melakukan kerjaan tupoksinya,” paparnya.
Menurut Rocky, Firli bisa memberi komen soal politik kalau tupoksinya sudah selesai. Firli bisa mengatakan mendukung nol persen karena itu adalah untuk memberantas korupsi juga. Karena korupsi dalam Pemilu juga tinggi sekali.
“Betul Pak Firli, tetapi orang nunggu Harun Masiku ke mana Pak Firli? Orang masih ingin lihat Pak Firli mengucapkan sesuatu yang betul-betul kasus publik, yaitu Harun Masiku dan beberapa orang lain,” kata Rocky.
Masalah Harun Masiku memang menarik, karena justru usulan ini datang dari wakil ketua KPK Nawawi Pomolango. Nawawi mengingatkan Firli, daripada memasang spanduk dukungan Pak Firli jadi presiden, lebih baik pasang spanduk DPO buronan Harun Masiku, karena masalah Harun Masiku sebenarnya tinggal dibungkus saja.
Rocky meyakini bahwa di internal KPK juga terjadi saling intrik sama seperti di istana saling intriknya juga sudah tinggi sekali. Dan memang orang akhirnya menuntut agar KPK memberi pukulan terakhir sebelum Firli lengser.
“Kan sebentar lagi selesai masa jabatan, sekaligus berakhir seluruh sentimen publik yang menganggap kok KPK tidak berani membuka kasus yang melibatkan PDIP,” paparnya.
Rocky melihat, sebagian dari komisioner KPK merasa bahwa memang KPK belum maksimal karena yang dituntut publik itu justru yang disembunyikan oleh yang dalam hal ini ya Pak Firli yang menjadi sasaran empuk untuk kritik itu.
“Jadi sekali lagi ingatan publik itu enggak bisa dimanipulasi hanya dengan baliho atau headline bahwa Firli ingin 0%, bahwa Firli ingin menjadi presiden. Lalu Pak Firly bantah, enggak itu orang-orang saja yang ingin menjebak dia,” katanya.
Al semacam itu menurut Rocky tidak akan terjadi kalau Firli fokus pada pencarian Harun Masiku.
“Dan kita tahu bahwa sebetulnya dengan mudah, dengan satu kalimat Harun Masiku langsung ditunjuk locus delictinya bisa diketahui secara pasti dalam 2 menit. Karena semua orang sudah tahu di mana tempatnya,” pungkasnya. (sof, sws)