Gerindra - PKB Bikin Sekber, tapi Capres Belum Jelas: Korban PHP Jokowi?
Jakarta, FNN – Partai Gerindra dan PKB membuat sekretariat bersama. Ini merupakan partai pertama yang cukup serius dalam hal koalisi karena koalisi-koalisi sebelumnya tidak jelas. Tetapi, meskipun sudah membuat Sekber, mereka belum mengumumkan capres dan cawapresnya. Padahal, koalisi kedua partai tersebut sudah memenuhi presidential threshold 20%.
“Ya, dia nggak mungkin ucapkan capres cawapres, karena dia juga tahu ini kan dua elit yang satu Gerindra dan PKB, Prabowo dan Cak Imin, dua-duanya ada di kabinet dan tahu bahwa Jokowi belum tentu mau menjalankan pemilu. Kalau sinyalnya sudah jelas maka dia tahu arah dari politik elektoral kita,” ujar Rocky Gerung dalam Kanal Youtube Rocky Gerung Official edisi Selasa (24/01/23).
Menurut Rocky, selama Pak Jokowi tetap blusukan, tetap berupaya untuk membujuk rakyat agar supaya ya dipilih lagi, ditunda lagi. Semua itu terlihat. Mobilisasi kepala desa itu menunjukkan bahwa pemilu tidak mungkin dilakukan. Jadi, Jokowi dan timnya tetap memantau potensi bila tidak terjadi pemilu. Sementara, Prabowo dan Cak Imin tidak mungkin kalau tidak ada Pemilu. Mereka kehilangan kesempatan timing politiknya.
Dalam diskusi yang dipandu oleh Hersubeno Arief, wartwan senior FNN, tersebut Rocky juga mengatakan, “Jadi, ini akibat dari ketidakpastian politik yang dibuat oleh Pak Jokowi sendiri, yang dari awal kita tahu Jokowi kalau dia aman dengan masa depannya, kalau dia lagi jalan, jalan aja lurus, toh nyampe juga. Mau dituntun oleh Prabowo, mau dituntun oleh Megawati, mau dituntun oleh Ganjar, mau dituntun oleh Anies, nggak ada soal. Cuman dia nggak mau dituntun oleh Anies, dia ragu dituntun oleh Megawati, gelisah kalau dituntun oleh Ganjar. Jadi itu yang terjadi kalau kita bikin metafor itu,” ujar Rocky.
Galaunya Prabowo, menurut Rocky, kalau penundaan Pemilu berarti dia kehilangan timing dalam ambisinya menjadi presiden. Galaunya Pak Jokowi, kalau ternyata tidak ada yang jamin dia di masa depan, dia juga kehilangan momentum untuk memastikan dinastinya. Sementara, Gibran sudah siap-siap untuk maju di Jawa Tengah. Jadi, semua perhitungan itu disebabkan oleh ketidakpastian politik yang dibuat sendiri oleh Presiden Jokowi.
Ada yang mengatakan bahwa sebenarnya, orang seperti Ganjar, Pak Prabowo, dan banyak figur lain di-php oleh Pak Jokowi, didorong-dorong oleh Pak Jokowi untuk menjadi capres. Padahal, di luar itu Pak Jokowi masih terus ingin menyimpan ambisinya memperpanjang masa jabatan.
“Jangan pernah mendengar omongan Pak Jokowi. Itu tipu-tipu. Gibran sendiri menganggap bahwa dia kalau mau maju Gubernur dia tidak mau mendengar bujukan Presiden atau usulan Presiden. Itu bagus. Gibran menganggap mending dia mendengar analis politik daripada menguping apa keinginan bapaknya yang adalah presiden. Itu mungkin semacam joke untuk kita tahu bahwa presiden ini doyan untuk umpan kiri umpan kanan,” ungkap Rocky.
“Sekali lagi kegelisahan Pak Prabowo dan Cak Imin, dua-duanya enggak ngerti mau ngapain sebetulnya,” tambah Rocky. Menurut Rocky, kalau Pak Prabowo langsung gandeng Cak Imin lalu tiba-tiba Jokowi tidak berkenan, bagaimana caranya. Demikian juga Cak Imin yang berupaya mendekati Prabowo, bisa saja tiba-tiba Jokowi mengatakan bahwa dia masih ada masalah sama dengan Jokowi. Sementara, Ibu Mega juga jaga-jaga apa sebetulnya yang mesti dia ucapkan karena kaderisasinya juga tidak selesai. Jadi, semua ini berlangsung karena kedunguan-kedunguan politik internal di istana. Pertengkaran antara Ibu Mega dan Pak Jokowi diam-diam masih berlangsung. Fungsi-fungsi kekuasan dari Ibu Mega satu persatu dipreteli. Jadi, itu sebetulnya duel elit yang sangat bias dan tertutup, rakyat tidak mengerti.
“Kita mau bantu agar rakyat mengerti bahwa istana itu lagi bohongi rakyat, seolah-olah akan ada Pemilu, tapi ada persiapan perpanjangan. Seolah tidak ada perpanjangan tapi persiapan untuk Pemilu dibuat kabur. Kalau memang persiapan Pemilu bagus, Prabowo dan Cak Imin langsung saja bilang bahwa menurut kami, kami akan maju berdua dan kami sudah survei segala macam. PDIP juga akan bilang begitu. Menurut kami, tanpa ada Ganjar kami akan maju dengan Puan. Itu kekonyolan dalam politik kita,” tegas Rocky.(sof)