Indonesia dan Belanda Dorong Keamanan Jalur Ekspor Pangan dari Ukraina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) menyambut Menlu Belanda Wopke Hoekstra dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/7/2022). (Sumber: ANTARA)

Kuta, Bali, FNN - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menlu Belanda Wopke Hoekstra menekankan pentingnya keamanan bagi jalur ekspor pangan dari Ukraina, terutama melalui pelabuhan laut.

Kedua menlu itu bertemu di sela-sela Pertemuan Menlu G20 (G20 Foreign Ministers’ Meeting/FMM) di Bali, Jumat (8/7).

“Keduanya memiliki pandangan sama pentingnya dukungan upaya yang sedang dilakukan oleh Sekjen PBB guna mengamankan jalur pangan,” kata Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, merujuk pada pertemuan bilateral kedua menlu.

Selama FMM, semua anggota G20 mengungkapkan kekhawatiran tentang melonjaknya harga pangan dan energi, yang dipicu oleh perang antara Rusia dan Ukraina.

Menlu Retno mengatakan bahwa krisis pangan dan energi akan berdampak besar terhadap negara berkembang, terutama negara berpenghasilan rendah dan negara kepulauan kecil.

“Ada kebutuhan mendesak untuk mengatasi gangguan rantai pasokan pangan global --mengintegrasikan kembali pangan dan pupuk dari Ukraina dan Rusia ke pasar global sangat penting,” kata Retno ketika menyampaikan pernyataan pers usai pertemuan yang berlangsung tertutup itu.

Sebagai solusi, banyak peserta FMM G20 menyatakan dukungannya terhadap upaya Sekjen PBB untuk menyediakan jalur yang aman (safe passage) untuk mendistribusikan produk pangan dan energi dari Rusia dan Ukraina, termasuk melalui pelabuhan.

“Beberapa peserta menggarisbawahi bahwa pangan dan pupuk tidak dikenakan sanksi dan menyatakan siap untuk mengatasi kesulitan praktis dalam melakukan perdagangan pangan dan pupuk, termasuk pembayaran, asuransi, logistik, dan lain-lain,” tutur Retno.

Dalam pertemuan tersebut juga dibahas komitmen untuk mengeksplorasi kerja sama G20 selanjutnya guna memperkuat ketahanan pangan dan energi, termasuk melalui sistem PBB atau organisasi internasional lainnya. (Sof/ANTARA)

365

Related Post