Jokowi Janji Mau Naikkan Pensiunan TNI, Semoga Tak Ingkar Janji Lagi

Jakarta, FNN - Presiden Joko Widodo mengumpulkan para pensiunan TNI di SICC (Sentul Internasional Convention Center), Jumat, 5 Agustus  2022. Jokowi berjanji akan menaikkan pensiun para purnawirawan TNI. 

“Keadaan semacam ini memberi sinyal bahwa ada persiapan di istana untuk memuluskan kembali Pak Jokowi dan mengkondisikan tiga periode," kata pengamat politik Rocky Gerung kepada wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official

Berikut petikan lengkapnya: 

Halo apa kabar? Wah, akhir pekan hari yang cerah dan saya kira bagi kalangan TNI pensiunannya terutama, pasti juga cerah karena ada sinyal-sinyal dari Pak Jokowi. 

Betul. Yang cerah itu sinyalnya. 

Oke, tapi sebelum kita ngobrolin itu, saya mesti menyampaikan semacam ralat, karena ini saya mendapat ralat dari beberapa viewer kita ya mengingatkan bahwa beda antara Yanmas dengan Yanma.  Kemarin kita bahas soal Pak Ferdy Sambo dan sejumlah Jenderal yang ditempatkan di Yanma.

Jadi yang berbeda itu Yanma (Pelayanan Markas) bukan Yanmas (Pelayanan Masyarakat). Jadi beda. Ini penting mengingatkan karena sebagai lembaga penyiaran kita memang ada di dalam kode etik undang-undang dan sebut juga hak jawab dan hak koreksi. Kalau hak jawab itu adalah orang yang merasa dirugikan dan kita berkewajiban untuk memberikan porsi hak jawab.

Sementara hak koreksi itu ya seperti ini, koreksi atau ralat kalau ada yang salah, siapa saja yang merasa tahu dan kita salah jadi diingatkan untuk dikoreksi. Dengan demikian, dengan ini saya perbaiki. Pelayanan Markas ini sebenarnya bahasa halus, kalau untuk para Jenderal ya masuk kotaklah. Itu dinon-jobkan.

Terima kasih dan terus kita selalu diingatkan, dan sekali lagi bahwa sebagai lembaga penyiaran jika Anda merasa dirugikan Anda boleh mengajukan hak jawab, kalau Anda merasa ada yang salah pada kami silahkan dikoreksi.

Oke, sekarang kita balik lagi ke soal yang ini saya kira nggak perlu dikoreksi. Saya bingung kemarin ketika melihat video-video silaturahmi Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat Tahun 2022. Kalau nggak salah ini yang pertama kalinya. Banyak yang kontra, banyak yang nggak sepakat juga ini.

Ada apa mobilisasi? Kok kesannya dimobilisasi para Purnawirawan Angkatan Darat gitu. Nah, yang kemudian saya bingung ini sebenernya yang kampanye ini Bapak Prabowo atau Pak Jokowi? Kalau Pak Prabowo, wajarlah, dia masih ingin Pilpres maju lagi. Atau dua-duanya kampanye karena ada Projo, Prabowo Jokowi

Ya, saya kemarin pas melintas di situ. Saya dari Sentul dan beberapa polisi yang saya kenal gitu bilang, “Eh, Pak Rocky, nggak mampir?” Saya bilang, “Ya, saya nggak bakal jadi purnawirawan tuh”.  

Jadi, sebetulnya orang anggap bahwa ada kebutuhan Presiden Jokowi itu terutama, atau panitia  ya kabinet Jokowilah untuk saat-saat terakhir, ya memberi semacam tanda jasa pada  para purnawirawan. Tapi itu terlalu eksklusif juga, karena banyak juga yang purnawirawan, guru purnawirawan (pensiun).

Jadi orang melihat ada semacam eksklusivitas, apalagi Pak Prabowo adalah juga seorang militer dan mengumpulkan purnawirawan. Beberapa purnawirawan justru merasa nggak perlu hadir ke situ karena itu politis kan. Saya dapat banyak  juga informasi, “Bang, sudah tahu ada undangan?”  “Ya, saya tahu tuh.”  “Saya nggak mau datang”.  Kenapa, ya itu politis.

Tetapi, lepas dari soal politis, memang ada kebutuhan Pak Jokowi untuk merasa aman di dalam satu komunitas. Sekarang dia merasa aman karena diasuh oleh Pak Prabowo. Begitu kira-kira. Jadi rasa aman yang kemarin itu rasa aman yang disajikan oleh Pak Prabowo karena Pak Prabowo langsung memuji-muji Pak Jokowi di depan para purnawirawan.

Demikian juga kalau relawan melakukan Munas semacam itu, Pak Jokowi merasa aman. Jadi kelihatannya Pak Jokowi dapet semacam relasi antara keinginan dia untuk merasa aman dan apa yang masih bisa dia berikan pada kelompok ini.

Karena itu kemudian dijanjikan langsung kan. Rasa aman itu kan langsung menimbulkan keinginan untuk memberi balas jasa. Atau sebelumnya balas jasa dulu supaya rasa aman dapat.

Saya akan panggil Ibu Sri Mulyani. Mungkin Ibu Sri Mulyani sekarang lagi bingung mau dipanggil buat ambil dari mana lagi duitnya. Tetapi, karena sudah diucapkan Pak Jokowi di forum publik ya pasti Sri Mulyani harus taati itu. Kan berkali-kali dia tahu semacam bocoranlah. Maka dia bingung, ini dari mana uangnya? Sama dulu waktu Pak Jokowi di kampanye tahun ke-2, minta supaya siapkan uang 10 triliun buat kartu Pintar segala macam, kan Sri Mulyani berkomentar, waduh itu dari mana uangnya.

Tapi karena sudah diucapkan akhirnya musti dicari dan nggak ketemu uangnya. Kosong. Jadi saya lihat Pak Jokowi sekaligus mendua sebetulnya. Dia tahu ekonomi lagi buruk, kan beliau sendiri yang mengatakan ya tapi ini APBN kita lagi bermasalah,  tapi dijanjikan. Ya itu pusingnya Sri Mulyani. Jadi ini yang seger kemarin itu Pak Prabowo dan Pak Jokowi, yang puyeng sekarang Ibu Sri Mulyani.

Ya, saya kira Anda terlalu serius menafsirkan ucapan Pak Jokowi. Sri Mulyani saya kira pasti lebih paham dibandingkan masyarakat. Masyarakat sudah tahu kok kalau menafsirkan ucapan Pak Jokowi itu secara terbalik. 

Ini janji di depan publik yang nanti akan dibongkar lagi. Tapi mungkin Pak Jokowi akan bilang, ya Cuma janji kok ditagih. Nah, hal yang begini yang orang lihat memang Pak Jokowi masih dalam tahap berkampanye. Sudah di ujungnya pun masih mau berkampanye.

Demi apa kampanye itu pertanyaannya kan? Nanti ada musyawarah rakyat, di situ beliau akan bisa diminta untuk mempersiapkan seseorang yang bakal merawat dia nanti setelah lengser. Ini kan juga Purnawirawan, berkampanye di depan purnawirawan dengan sinyal bahwa ia peduli dengan keadaan.

Karena Purnawirawan kan mungkin 10% di situ Jenderal yang tahu juga keadaan ekonomi Indonesia. Jadi pasti akan ada pembicaraan di kalangan purnawirawan juga. Saling WA, itu bener nggak sih janjinya? Jadi kira-kira begitu. Kata FNN, oh nggak usah terlalu percaya tuh karena beliau men of contradiction. Jadi biasa saja. Jadi kita kita melihat sebetulnya suasana baru. Yang agak unik, Pak Prabowo gembiranya berlebihan. 

Oke, tapi gini ya. Kalau jenderal-jenderal saya kira bagaimanapun pasti tabungannya ya lebih banyak dibandingkan para prajurit level Tamtama, Bintara gitu. Ini kan dalam situasi begini nggak tepat jugalah kalau cuma memberi angin segar. Karena ekonomi sulit.

Lepas dari apapun, para purnawirawan, terutama yang level bawah ini, pangkat-pangkat rendah ini, ya jelas berharap banyak kalau ada ucapan dari seorang Presden semacam itu. 

Ya, kalau buat saya, mestinya Pak Jokowi mulai dengan justru memberitahukan keadaan sebenarnya, ekonomi sulit dan kami memang masih ada cadangan, tapi subsidinya juga naik sehingga pengeluaran untuk rakyat banyak.

Nah, purnawirawan mungkin ikut prihatin. Kan itu lebih lebih membumi, karena dengan sendirinya orang merasa oke ada kejujuran dari Pak Jokowi. Kalau sekarang justru bikin kecemburuan karena seolah-olah dieksklusifkan purnawirawan ini. Kenapa purnawirawan dikumpulkan di situ, karena di situ petinggi-petinggi Pak Jokowi yang berjejer itu ada Pak Luhut, Pak Prabowo, Pak Hendro Priyono.  

Jadi, semua kemudian melihat ini betul-betul politis dalam upaya untuk membackup beliau. Jadi ini ide siapa? Ide Pak Luhut atau Pak Prabowo  atau ide Projo?  Mungkin Projo bilang yang nggak mungkinlah kami mengumpulkan purnawirawan itu. Susah masuk akalnya.

Tetapi, sekali lagi, kejujuran seorang pemimpin harus terbaca di dalam cara dia meminta dukungan yang otentik. Ini menurut saya tidak otentik, apalagi kalau misalnya dalam dua bulan ke depan ada krisis ketegangan Taiwan dan Cina, lalu krisis bahan bakar lebih meningkat, krisis energi meningkat, dan kita tidak ada uang, lalu para purnawirawan merasa awas bohong lagi ya. Itu sebetulnya yang nggak sehat. Ya kita cuma mau kasih semacam sinyal ya tidak usah berjanji itu.

Lebih bagus pastikan bahwa saya presiden berterima kasih kepada para purnawirawan karena ikut merawat bangsa supaya tidak terpecah-belah, dan saya ingin agar ada presiden baru yang juga bisa meneruskan ide kesatuan sebagaimana para purnawirawan bersatu.  

Itu saya kira lebih enak didengar karena ini kan langsung kayak nyogok. Itu buat apa Presiden diform semacam itu, bertindak seperti calo itu atau makelar. Kan dalam tafsirnya begitu. Ini moment yang bagus sekali buat presiden untuk menerangkan keadaan bangsa. 

Kalau saya simak ini kelihatannya masih “if” Bung Rocky. Artinya, nanti Pak Jokowi bisa ngeles bahwa saya sudah sampaikan kepada Bu Sri Mulyani. Begitu saya ajak itung-itungan ternyata itungannya nggak masuk. Jadi ya batal. Kan gitu.

Tapi gini, saya ini kemudian jadi penasaran. Saya kemudian bongkar-bongkar, ternyata saya ketemu bahwa dulu itu sempat lima tahun di awal periode Pak Jokowi itu gaji para pensiunan nggak naik. Dan kemudian, akhirnya naik pertamakalinya, pada bulan Maret 2019. Sebulan kemudian, tanggal 17 April kita melaksanakan Pemilu.

Tapi, yang sejak kemarin saya mikir, untuk apa Pak Jokowi berkampanye lagi? Wajar kalau pada tahun 2019 beliau memanfaatkan anggaran untuk mendongkrak elektabilitasnya. Sah-sah saja itu, meskipun secara etika kurang baik tapi secara anggaran nggak ada persoalan. Tapi kalau sekarang apa yang harus dikejar oleh Pak Jokowi?

Itu pertanyaan publik begini, ngapain masih kampanye? Ya jawabannya jelas, untuk conditioning, untuk mengondisikan tiga periode. Kan dengan mudah orang bilang enggak, bukan untuk tiga periode.

Lalu apa? Kan yang antri juga untuk dapat semacam janji itu adalah guru-guru honorer yang juga kadang tiga bulan belum dibayar gajinya.

Jadi kenapa dipilih secara strategis kaum purnawirawan ini, mungkin ada keresahan di kalangan purnawirawan yang kita dengar juga, ada kelompok-kelompok yang berpendapat kok arah bangsa ini enggak bagus ya. Kok Pak Jokowi gagal untuk memenuhi janji-janjinya.

Jadi keadaan ini membuat interpretasi kita jadi berlapis karena ada keresahan maka Pak Jokowi datang dengan janji, atau karena memang Pak Jokowi ingin memelihara komunitas ini untuk meloloskan ide tiga periode, suatu waktu.

Karena segala hal yang terus berlangsung sekarang tetap orang akhirnya mengetahui kalau Pak Jokowi itu memang nggak ingin menghentikan ide tiga periode, sekaligus sinyal buat Ibu Mega bahwa saya Presiden Joko Widodo memang saya anggota partai, tetapi bukan petugas partai. Jadi semua sinyalnya begitu karena Ibu Mega mungkin akan berkomentar ngapain masih kampanye. Kan sudah dibilang semua kampanye tunggu perintah saya.

Jadi, sekali lagi keadaan semacam ini memberi sinyal bahwa ada persiapan di istana untuk memuluskan kembali Pak Jokowi itu. Yang sementara ini Pak Prabowo sudah diusung sebagai calon presiden dan Pak Jokowi wakil presidennya Prabowo-Jokowi.

Lalu orang mulai bikin kalkulasi kalau ada sesuatu terjadi goncangan kecil berarti Pak Jokowi bisa kembali jadi presiden karena wakil presiden bisa diaktifkan kembali. Jadi semua analisis jadi kacau dan orang lupa bahwa yang kita tuntut itu adalah kompetisi dari 0%, bukan yang jual-jual janji semacam ini. Itu kira-kira analisis kita. (ida, sof)

388

Related Post