Jokowi Mendadak Panggil Surya Paloh, Cemas Karena Anies Unstoppable?
Jakarta, FNN – Membicarakan masalah politik dalam negeri, tampaknya tahun politik datangnya lebih cepat. Meski baru bulan Januari 2023, tapi banyak sekali perkembangan politik yang mengejutkan. Kemarin, misalnya, tiba-tiba Demokrat sepakat untuk mendukung Anies Baswedan. Mereka mengesampingkan sementara soal cawapres, karena yang penting bagi mereka adalah 20% dulu. Sedangkan dukungan dari PKS tinggal soal waktu.
Sementara itu, tiba-tiba juga kemarin Surya Paloh bertemu dengan Presiden Jokowi. Menurut keterangan teman-teman di Nasdem, Surya Paloh dipanggil Pak Jokowi secara mendadak. Kira-kira apa yang sebetulnya terjadi?
“Kelihatannya Pak Jokowi harus menerima fakta bahwa Anies itu unstoppable. Jadi mau diputar kiri atau kanan, perselisihan antara Jokowi dan Megawati itu bukan faktor untuk menunda Keputusan Presiden tentang Anies boleh maju atau tidak,” ujar Rocky Gerung dalam sebuah pembahasan bersama Hersubeno Arief, wartawan senior FNN, dalam Kanal Youtube Rocky Gerung Official edisi Sabtu (28/01/23).
Manurut Rocky, Anies unstoppable karena Anies sudah diasuh oleh satu situasi yang menginginkan ada perubahan politik. Jadi, kegagalan Pak Jokowi untuk memprediksi bahwa Anies itu bukan diusulkan oleh partai, Anies itu dikehendaki oleh rakyat, karena itu dibaca oleh Nasdem lebih awal. Tentu Demokrat sebetulnya juga menginginkan AHY, tetapi Demokrat adalah partai yang rasional sehingga menyetujui Anies di depan. Kalau AHY melakukan counter force justru terpecah kekuatan oposisi.
“Jadi, SBY dan AHY tahu tentang yang disebut balancing dalam politik. Karena itu, kemarin Demokrat segera mengatakan kami mendukung Anies, soal siapa jadi cawapresnya belakangan,” tegas Rocky.
Selama ini publik gelisah karena seolah Anies diombang-ambingkan oleh tiga partai ini. Jadi, Demokrat dengan penuh perhitungan melangkah lebih lebih cermat dengan menyatakan Anies adalah calon presiden kami. Demikian juga PKS yang dalam waktu dekat akan melakukan hal yang sama. Inilah yang tampaknya membuat presiden cemas.
“Saya kira itu yang kemudian mencemaskan presiden dan akhirnya presiden tiba pada semacam ya pragmatisme saja, di depan dia ada Anies yang terus moncer, sementara tokoh-tokoh yang diusulkan itu nggak bergerak,” ujar Rocky. Tidak mungkin Ganjar tiba-tiba naik ke 40% karena Ganjar sudah diukur per 3 semester ini minimal, segitu-segitu saja. Demikian juga Pak Prabowo, tambah Rocky.
“Anies sebaliknya. Anies itu betul-betul kuda hitam yang mau ditunggangi oleh siapapun itu akan tiba di finish, karena yang dilakukan Anies sekarang belum apa-apa. Dia baru 3 - 4 provinsi aja ledakan dukungannya udah gila-gilaan. Jadi, istana akhirnya mesti paham bahwa mereka ini atau Pak Jokowi ditipu oleh lembaga survei yang membesar-besarkan Ganjar,” jelas Rocky.
Menurut Rocky, sebetulnya Pak Jokowi panik, kemudian panggil Surya Paloh, dengan satu keyakinan bahwa bisa atau tidak kalau Surya Paloh membatalkan Anies. “Tidak mungkin pertemuan itu bukan tentang Anies. Tentu ada banyak basa-basi, tapi sinyalnya pasti untuk membatalkan Anies, karena itu yang berkembang selama ini,” kata Rocky.
Tetapi, menurut Rocky, orang semacam Surya Paloh itu kalau sudah terlanjur basah akan dilanjutkan saja. Surya Paloh orang yang punya prinsip, jadi mungkin dia juga berhitung bisnisnya akan diganggu segala macam, tapi dia tidak peduli lagi. Surya Paloh punya watak yang kuat, yang menganggap bahwa keinginan dia itu pasti akan diikuti oleh kehendak partainya. Kehendak partai itu yang terlihat aktif. Jadi, kalau kita lihat Nasdem sangat aktif mengusung Anies Baswedan, itu artinya Surya Paloh mau berkelahi dengan istana. Kira-kira begitu menurut Rocky. (sof)