Juru Bicara Istana Jangan Dungu Menganggap Mahasiswa Enggak Punya Data
Jakarta, FNN – Rencana demonstrasi besar-besaran ke istana presiden pada 11 April 2022 mendapat dukungan dari masyarakat luas. Dukungan riil ini terbaca dari para pengguna jalan yang tidak terganggu atas kemacetan yang terjadi pada demonstrasi permulaan pada 5-6 April 2022 lalu.
“Kita lihat kemarin di Makassar, rakyat akhirnya bilang tidak apa-apa kami macet asal mahasiswa betul-betul bisa membuka pintu agar supaya harga-harga turun,” kata pengamat politik Rocky Gerung kepada wartawan FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Jumat, 08 April 2022.
Menurut Rocky, inilah pentingnya menerangkan kepada publik bahwa kesadaran untuk berharap itu paralel dengan kesadaran untuk mengubah. “Kalau saya berharap sesuatu tentu saya ingin mengubah hal yang memburuk hari ini. Dan itu direpresentasikan oleh mahasiswa dan mahasiswa paham bahwa hoaks itu hanya dipakai untuk menakut-nakuti publik itu. Nanti polisi akan hajar, enggak,” paparnya.
Rocky mengingatkan bahwa hukum kita justru menjamin bahwa demonstrasi harus dijaga oleh polisi itu. Oleh karena itu polisi tidak boleh melakukan kekerasan kepada para demonstran.
“Jadi sudah terjadi satu kesibukan baru, yaitu memacetkan jalan yang tadinya oleh tukang supir truk itu nyetirnya marah-marah, mereka tahu itu mahasiswa. Oh ya sudah nggak apa-apa. Kami bisa bersabar 2-3 jam. Yang penting nanti setelah demo pemerintah mendengar suara mahasiswa,” paparnya.
Jadi, backup dari masyarakat pada mahasiswa itu sudah terjadi. Polisi juga tahu karena polisi saya kira akan serius menurunkan aparat sebanyak mungkin. Bukan untuk menghalangi, tapi untuk membuat demonstrasi itu berjalan damai. Karena memang tugas polisi adalah mengatur sebuah demonstrasi itu terselenggara,” tegasnya.
Rocky menegaskan bahwa itulah hasil dari permenungan mahasiswa selama ini. “Mereka setiap BEM berdiskusi dengan saya. Mereka menyatakan bahwa mereka punya lembaga kajian yang mendaftar seluruh isu publik. Jadi kalau mereka demo, pasti emaknya izinkan karena memang itu juga isu emak-emak. Pasti petani izinkan, buruh juga setuju,” paparnya.
Mahasiswa, kata Rocky menginginkan agar supaya betul-betul ada perubahan radikal dalam kepemimpinan Presiden Jokowi yang menjelang selesai nanti.
“:Jadi mereka justru masih menganggap oke kalau misalnya terjadi dialog, dialog itu musti menghasilkan kesepakatan-kesepakatan. Itu yang mereka tunggu dalam dua minggu kemarin, yang tidak dilakukan juga oleh istana,” paparnya.
Menurut Rocky, masyarakat berhak untuk menuntut balik. Menuntut balik itu yang dijamin oleh undang-undang, yaitu menuntut janji dari istana. Dia bahkan nggak persoalkan bahwa Jokowi pernah punya daftar 106 janji yang udah batal dan sudah berlalu. “Yang sekarang yang riil betul, mulai dari omnibuslow, sampai minyak goreng. Dan ini betul-betul riil ini,” tegasnya.
Rocky mengingatkan lagi bahwa tanggal 11 April itu bukan mahasiswa demo, tetapi mahasiswa membawakan aspirasi rakyat yang betul-betul memang terlihat betul-betul papa, terlihat menderita. Jadi ini bukan bukan sekadar keinginan untuk sok pamer massa, tapi ini riil betul.
“Jadi, juru bicara-juru bicara istana, termasuk juru bicara para menteri, jangan dungu menganggap bahwa mahasiswa itu enggak punya data. Bahkan data mereka itu lebih big dari bigdatanya pemerintah,” paparnya.
Menurut Rocky, tuduhan jubir istana bahwa mahasiswa tidak punya data dianggap sebagai kurang beretika.
“Ya itu etikanya buruk. Presiden juga nggak ngerti kalau naik gunung, kita nggak mungkin minta porter untuk menerobos jalan. Porter itu cuman buat beban kita. Kita yang musti capai jalan,” jelasnya.
Jadi marsel itu, kata Rocky adalah pemimpin yang harus mencari jalan. Jangan sebentar-sebentar si porter. “Ya prosedurnya lu musti tunjukin jalan gua mikulin beban ini untuk tiba di tujuan yang lu buka jalannya. Nah, si Lutfi itu dia porter doang, angkutan barang,” tegasnya.
Mustinya saran Rocky, Pak Jokowi sebagai marsel kasih tahu jalannya ke mana supaya porternya tahu. Karena porternya sudah nyerah dipaksa.Itu bisa masuk jurang.
“Jadi ini ilmu yang sederhana dalam kepemimpinan. Kita mau lihat sebetulnya mentalnya Lutfi seberapa kuat. Mungkin dia berpikir sebaiknya dia dipecat. Sebab kalau mengundurkan diri seolah dianggap tidak mampu. Kalau dipecat kan ada heboh politik,” pungkasnya. (ida, sws)