Kaesang Ketum PSI, Terjadi Gempa Lokal di Jalan Teuku Umar?
Jakarta, FNN – Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto membantah bahwa ketua DPP PDIP Megawati marah besar dengan langkah putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, menjadi kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Hasto juga membantah ada pertemuan resmi di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar No. 29, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis malam (21/9/23) yang membahas atau merespons masalah tersebut. “Pertemuan itu tidak ada, mungkin yang dimaksudkan tim mawar,” kata Hasto di DPP PDIP Jakarta Pusat, Senin (25/9/23).
Seperti diketahui bahwa dalam beberapa hari terakhir, media sosial menyebar pesan berantai yang menyebutkan seseorang yang kemudian dikaitkan dengan Megawati, marah besar karena Kaesang memutuskan menjadi kader PSI. Padahal, selama ini ada aturan tegas di internal PDIP bahwa dalam satu keluarga tidak boleh berbeda pilihan politik. Sangsinya cukup tegas, yaitu kader yang bersangkutan akan diberhentikan karena melanggar AD/ART.
Pesan yang beredar di media sosial itu memang tidak menyebut langsung nama Kaesang maupun nama Megawati. Nama Kaesang disebut sebagai Mawar Bandel, sedangkan nama “Ayang Bebeb” dikaitkan dengan nama Megawati.
Mereka mengaitkan nama Ayang Bebeb dengan nama Megawati karena setting peristiwanya sama. Dikabarkan bahwa karena ulah Mawar Bandel maka Ayang Bebeb marah besar kepada petugas partai. Apalagi petugas partai yang mereka usung sebagai capres itu elektabilitasnya terus anjlok dan membuat para bohir kabur.
Semula kabar tersebut itu hanya beredar dalam bentuk screenshot (beredar di media sosial dan di WhatsApp Group), namun tidak lama kemudian muncul dalam bentuk video dengan durasi lumayan panjang (2 menit 19 Detik). Sepertinya video dibuat oleh sebuah akun anonim yang diberi nama opposite 6890 dengan judul lanjutan kisah si Mawar Bandel di negeri Wakanda. Akun ini adalah sebuah akun perlawanan. Mereka dengan jelas menyebut, “Inilah bentuk perlawanan kami”.
Video itu dimulai dengan keputusan si Mawar Bandel terjun ke dunia politik. Dia merasa sudah mantap masuk ke dunia politik meskipun belum punya pengalaman. Di sini ada juga suara dialog si Mawar Bandel dengan orang yang lebih tua, suara yang satu mirip suara Jokowi dan satunya lagi mirip Kaesang. Kalau melihat videonya, tampaknya diambil dari akun resmi PSI ketika dia mengunggah bocoran rencana Kaesang masuk PSI. Setelah itu, akun opposite 6890 membuat visual yang naskahnya seperti yang disebut tadi yang sebelumnya sudah beredar di media sosial. Video diakhiri dengan pertanyaan bagaimana nasib copras capres petugas partai? Bijak catur siapa yang akan menang? Teuku Umar atau Raja Solo?
“Meski tidak menyebut nama langsung, namun siapa pun yang menonton video itu dan mengikuti perkembangan politik nasional, terutama terkait dengan kontestasi Pilpres 2024, pasti paham siapa nama-nama yang dimaksud,” ujar Hersubeno Arief, wartawan senior FNN, dalam kanal You Tube Hersubeno Point edisi Selasa (26/9/23).
Video mawar itu diunggah oleh akun PSI pada Kamis (21/9). Para petinggi PSI secara bercanda, hanya tertawa-tawa, tidak mau menjawab langsung apakah betul yang dimaksud adalah Kaesang. Mereka hanya minta didoakan ketika ditanya wartawan tentang kepastian Kaesang akan segera bergabung dengan PSI. Namun, sehari kemudian, PSI Solo membenarkan bahwa si Mawar adalah Kaesang. Presiden Jokowi juga mengakui bahwa Kaesang sudah minta izin dan restu kepadanya untuk bergabung ke PSI.
Jokowi tidak menegaskan apakah dia menyetujui atau mengizinkan, tapi dia mengaku tidak bisa mencegahnya karena Kaesang sudah dewasa, sudah menikah, dan sudah punya kehidupan sendiri. Meskipun dicegah, Kaesang pasti akan tetap jalan terus. Akhirnya, Sabtu (23/9) para petinggi PSI dan sejumlah tokoh lain mendatangi Kaesang dan istrinya di rumah pribadi Presiden Jokowi di Solo. Kemudian mereka menyerahkan kartu anggota PSI kepada Kaesang.
“Pilihan lokasinya yang di Solo, di rumah pribadi Presiden Jokowi, ini pasti bukan tanpa kesengajaan. Kalau Kaesang sudah punya rumah sendiri dan kalau tidak salah rumahnya di Jakarta Selatan, mengapa kartu anggota itu tidak diserahkan di rumah pribadi Kaesang? Kenapa mesti dilakukan di rumah pribadi Presiden Jokowi dan itu dilakukan di Solo?” ujar Hersu.
“Jadi, saya kira ini pasti ada maksud-maksud tertentu dari sisi komunikasi politik ini. Ada pesan bahwa ini tentu atas restu dari Presiden Jokowi, apalagi PSI sebagai partai yang dikenal sangat dekat dengan Jokowi dan selalu menyatakan bahwa keputusan mereka itu tegak lurus pada Keputusan Presiden Jokowi,” lanjut Hersu.
Menyikapi keputusan Kaesang ini, para pendiri PDIP kelihatannya memang tidak cukup tegas dan mereka punya pandangan yang beragam. Ada yang menghindar dan ada pula yang menyatakan tidak ada yang dilanggar, karena Kaesang sudah menikah dan tinggal terpisah dari Jokowi. (ida)