KBRI Gelar Kegiatan Rayakan Hubungan Bilateral Indonesia-Timor Leste
Kupang, FNN - Kedutaan Besar RI di Dili, Timor Leste mengelar dua kegiatan di Oecusse, daerah enclave yang berbatasan dengan Indonesia dalam rangka merayakan 20 tahun hubungan bilateral antara Indonesia dengan Timor Leste.
Duta Besar RI Dili, Okto Dorinus Manik ketika dihubungi dari Kupang, Kamis mengatakan bahwa dua kegiatan itu adalah, forum bisnis dan investasi unggulan perbatasan serta kegiatan gebyar seni budaya dan pendidikan yang digelar pada Minggu (25/6) pekan ini
"Untuk gebyar seni budaya serta pendidikan itu isinya adalah pertunjukan seni dan budaya dan juga pameran pendidikan serta pameran produk-produk unggulan dua negara," katanya.
Oecusse adalah satu wilayah di Timor Leste yang berbatasan langsung dengan dua kabupaten di NTT yakni kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan kabupaten Kupang.
Ia mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut akan digelar selama satu hari penuh yakni mulai pukul 09.00 WITA sampai dengan 21.00 WITA.
Okto menambahkan inisiatif untuk mengelar dua kegiatan besar itu dilakukan untuk menormalisasi kembali kerja sama-kerja sama yang sudah terjalin di antara wilayah perbatasan kedua negara yakni Indonesia dan Timor Leste yang belum dimaksimalkan oleh kedua negara negara termasuk pemerintah daerah yang berada di sekitar perbatasan.
"Hal ini kita ketahui akibat dari pandemi COVID-19 selama dua tahun wilayah enclave Oecusse ini ditutup atau lockdwon sehingga apa bila kegiatan itu dilakukan diharapkan entitas-entitas bisnis, masyarakat dan warga perbatasan dapat kembali bergerak," kata Okto.
Ia menyebutkan para peserta yang hadir dalam forum bisnis investasi unggulan perbatasan itu adalah para pelaku bisnis di Timor Leste dan juga dari Indonesia, baik dari Kabupaten Belu, TTU dan kabupaten Kupang.
Di samping itu juga akan hadir pemerintah daerah setempat karena para pelaku bisnis akan sangat bergantung kepada regulasi-regulasi yang dibuat oleh pemerintah kedua negara.
"Yang menyampaikan presentasi adalah pimpinan lembaga yang menangani isu kepabeanan, kekarantinaan, perdagangan luar negeri, serta investasi," katanya.
Secara umum ujar dia, potensi perekonomian di kedua wilayah perbatasan, khususnya di Oecusse banyak sekali, salah satunya sarang semut, porang, sapi dan asam jawa. Namun sayangnya sulit untuk diperdagangkan karena proses administrasi yang sangat sulit.
Padahal produk tersebut memiliki nilai jual yang tinggi di Indonesia, namun belum pernah melintas dengan lancar di wilayah perbatasan.
Dari sisi budaya dan adat istiadat, ujar dia, Indonesia khususnya masyarakat NTT di wilayah perbatasan dan Timor Leste memiliki budaya yang sama.
Karena itu akan ada penampilan budaya dari masyarakat dari Kabupaten Kupang, Kabupaten Belu dan juga dari Timor Tengah Utara serta budaya dari Oecusse.
Okto berharap dengan kegiatan yang akan digelar tersebut, hubungan bilateral kedua negara bisa terus terjalin dengan baik, dan berbagai kendala yang dihadapi untuk normalisasi perekonomian bisa berjalan lancar. (Sof/ANTARA)