KIB Solid Dukung Anies Baswedan, Surya Paloh Bertemu Airlangga
Jakarta, FNN – Rabu pon kemarin, banyak orang yang menunggu pengumuman reshuffle kabinet, tetapi bukannya kabar reshuffle kabinet yang diterima, justru Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto. Sementara, Pak Jokowi yang diduga akan melakukan reshuffle di istana malah pergi ke Bali.
Yang menarik, saat Pak Surya Paloh bertemu dengan Airlangga Hartarto, berlangsung deklarasi penandatanganan kerjasama, bahkan kemudian dibentuk sekber KIB, di Hotel Atlet Century, Senayan. Tetapi, KIB ini bukan Koalisi Indonesia Bersatu melainkan Kuning Ijo Biru. Nama tersebut menggambarkan elemen-elemen atau aktivis dari partai kuning (Golkar), hijau (PPP), dan biru (PAN).
Memang, yang membuat deklarasi bahkan meresmikan Sekber itu adalah para aktivis dari Golkar, PPP, dan PAN yang banyak di antaranya merupakan tokoh-tokoh. Sebenarnya ini adalah bentuk dari KIB kultural, sedangkan Koalisi Indonesia Bersatu adalah KIB struktural.
Para pendukung KIB kultural ini terdiri dari anggota DPR, tokoh-tokoh, maupun mantan pejabat di daerah. Mereka mendeklarasikan dukungannya kepada Anies Baswedan. Apakah ini akan dilanjutkan di level struktural setelah kulturalnya bertemu karena Pak Surya Paloh bertemu Airlangga Hartarto. Pak Surya Paloh adalah simbol satu partai pendukung Anies Baswedan. Sedangkan Airlangga Hartarto dari KIB struktural yang merupakan faksi terbesar dari Koalisi Indonesia Bersatu.
Mengapa KIB kultural ini muncul dengan membuat Sekber dan mereka akan berkampanye untuk Anies Baswedan?
“Di saat kita mengangkat isu tentang perubahan, perubahan itu harus dilakukan secara partisipasi karena tidak bisa lagi sebuah perubahan itu dilakukan dengan administrasi,” kata Koordinator Nasional Go Anies, Sirajudin Abdul Wahab di Hotel Atlet Century, Rabu (1/2). Menurut Sirajudin, apa pun kerja Anies, sudah dilabeli oleh publik bahwa beliau adalah pembawa kultur perubahan itu.
“Presiden seperti apa yang kita perlukan? Jadi bukan main-main saya datang ke sini. Saya bukan politisi, tapi saya harus berpihak pada keadilan,” ujar mantan pimpinan KPK 2015-2019, Saut Situmorang.
Rocky Gerung yang juga menjadi pembicara dalam acara tersebut mengawali pembicaraannya dengan berkelakar, “Saya rada jengkel ke dua narsum ini karena terlalu ke Anies. Tidak adil bagi lawan-lawan Anies kalau Anies menang 80%, kita hanya butuh 51%.”
“Apakah Anies dipilih karena diperlukan? Tidak. Dia terpilih karena yang sekarang tidak diperlukan,” tambahnya. Menurut Rocky, ini negeri yang punya opportunitas, tetapi dikendalikan oleh para oportunis. Itu yang ada di benak publik.
Rocky berharap KIB ini menjadi KIB yang bermutu. Rocky juga mengatakan bahwa mutu politik kita drop setiap hari, karena digerogoti oleh arogansi, digerogoti oleh kehendak untuk menampung kekuasaan, digerogoti oleh keinginan tiga periode, perpanjangan (masa jabatan), penundaan, segala macam. Kita tidak membaca bahwa sejarah sedang berubah, di mana-mana orang menginginkan perubahan. Kehendak itu yang tidak dibaca oleh lembaga survei, karena tidak mungkin lembaga survei disuruh membaca kehendak zaman. Lembaga survei di-brief untuk membaca kehendak Jokowi.
“Jadi, teman-teman, kita singkat saja peristiwa ini bahwa ini adalah momentum yang sudah bergerak, dan dia seperti snowing balls, batu yang meluncur dari gunung, nggak ada yang bisa tahan,” ujar Rocky. Jadi percuma kalau Pak Firli berupaya untuk mengubah hukum acara KPK.
Di akhir pembicaraannya Rocky mengatakan dirinya percaya bahwa pertemuan ini adalah konsolidasi ide dan masa depan. Dengan demikian, ada kepastian bahwa perubahan politik harus terjadi demi memenuhi tuntutan konstitusi.
“Keadaan ini yang hendak kita pastikan adalah bahwa di depan kita memang cuma ada Anies yang diusir dari Merdeka Selatan dan akan pindah ke Merdeka Utara,” kata Anies yang disambut dengan tepuk tangan meriah dari hadirin.
“Ini menarik, jadi ini bukan ancaman kosong,” ujar Hersubeno Arief, wartawan senior FNN, menanggapi deklarasi KIB ini dalam Kanal Youtube Hersubeno Point edisi Kamis ((2/2/23). Seperti kita ketahui bahwa beberapa waktu yang lalu ada semacam warning kalau PPP tetap ngotot untuk mendukung Ganjar Pranowo seperti keinginan Presiden Jokowi, maka diperkirakan PPP dan PAN akan menjadi gerbong kosong karena di level konstituan atau pemilihnya akan memilih Anies Baswedan pada pilpres. Dari Golkar banyak juga irisan elemen yang akan mendukung Anies Baswedan dalam Pilpres.yang akan datang
Meskipun saat ini dukungan Anies belum final karena baru setengah jalan, tetapi pertarungan politik sudah semakin menarik. “Ini menunjukkan bahwa dukungan terhadap Anies tidak hanya terdiri dari tiga partai (Nasdem, Demokrat, dan PKS), tetapi juga konstituen dari 3 partai yang tergabung dalam KIB (Golkar, PPP, dan PAN),” pungkas Hersu. (sof)