Magang: Kaderisasi Politik Alami
Oleh Ridwan Saidi - Budayawan
Foto di atas berasal dari tahun 1951 di Istana, Presiden Sukarno umumkan pembentukan kabinet baru pimpinan Perdana Mentri Dr Sukiman Wiryosanjoyo, Dr J. Leimena sebagai Waperdam.
Yang menarik, Sukiman sebagai PM gantikan Natsir, sebelumnya Natsir sebagai Ketua Umum Masyumi gantikan Sukiman. Lalu Dahlan ada di situ sebagai apa?
Dahlan saat itu Ketua Umum HMI pilihan Kongres I tahun 1951. Sejak berdiri 1947 Ketua Umum HMI ditentukan musyawarah. Ber-turut2 mereka: Ahmad Tirtosudiro, MS Mitareja, Asmin Nasution, dan Lukman el Hakim.
Dahlan juga menjabat Presedium PPMI Perhimpunan Pergerakan Mahasiswa Indonesia. Macam Cipayung plus? Beda lah, Bro.
To lead is to educate. Semboyan ini yang mengakrabkan Dahlan dengan Sukiman. Istilah waktu itu magang, ikut-ikut. Dahlan ikut-ikut Sukiman. Sampai ke istana pun Dahlan diajak, dan Sukarno pun tak keberatan. Karena Sukarno pun magang ke HOS Tjokroaminoto.
Natsir dan Hamka magang ke Haji Agus Salim.
Tradisi magang berlangsung sampai pertengahan era Orba. Setelah itu pola recrutment politik berubah. Sistem koneksi beroperasi.
Masuk era reformasi, jangankan sistem magang, sistem koneksi pun tidak laku. Ada yang lebih bernilai dari magang dan koneksi.
Itulah sebabnya proses perubahan politik bukan soal ganti 1 atau 2 orang saja. Leadership bangsa dalam kondisi rawat inap. (RSaidi)