Marbot Masjid Korban Yusuf Mansur: Saya Tagih Sampai Akhirat!

Muslimin, Marbot Masjid, salah seorang korban investasi Yusuf Mansur.

SETIDAKNYA sampai saat ini ada empat gugatan perdata yang ditujukan kepada Jam'an Nurchotib Mansur alias Ustadz Yusuf Mansur di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan dan PN Tangerang, Kota Tangerang.

Rinciannya, YM digugat tiga kasus di PN Tangerang dan satu kasus di PN Jakarta Selatan. Gugatan itu tertuang dalam Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN masing-masing.

Tak tanggung-tanggung, YM dkk dituntut membayar total kerugian hingga lebih dari Rp 98 triliun untuk keempat perkara tersebut. Gugatan bervariasi, mulai dari kasus ingkar janji (wanprestasi) investasi dana hotel/apartemen hingga investasi batu bara.

Wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam Kanal Hersubeno Point, Jum’at (1/7/2022) sempat mewawancarai seorang Marbot Masjid korban investasi tambang batubara. Namanya Muslimin. Berikut petikannya.

Masih ingat ya kemarin wawancara saya dengan seorang pengacara sekaligus korban investasi Yusuf Mansur di Masjid Darussalam Kota Wisata.

Pak Zaini waktu cerita, ada seorang Marbot masjid yang juga ikut menjadi korban investasi itu. Nah sekarang saya sudah terhubung dengan Pak marbot Masjid itu. Namanya Pak Muslimin. Assalamuakaikum Pak muslimin.

Kemarin saya denger cerita dari Pak Zaini ada seorang Marbot saya sebenarnya membayangkan bahwa Marbot ikut investasi tambang batubara Keren dong gitu ya banyak duitnya dong ya kalau bisa ikuti investasi bener itu Pak muslimin?

Banyak duit sih gak Pak, cuman ya sedikit ada tabungan biar ikut konstribusi juga bisa untuk membangun Pesantren, ya walaupun sedikit kan kita ingin ya sedikit berinfak Pak, untuk kebaikan akhirat.

Waktu itu kan katanya iming-imingnya ini untung dunia dan akhirat gitu ya dengan ikut investasi di tambang batubaranya Pak Yusuf Mansur.

Betul sekali Pak, waktu itu kenapa kami tertarik, karena ada tabungan terus kemudian yang ikut itu kan orang-orang besar seperti bos-bos di Darussalam. Kemudian saya sangat tertarik, sehingga saya percaya dan saya juga yakin. Kemuudian saya diskusi dengan keluarga ya sudah kapan lagi. Kesempatan itu nggak datang dua kali, Insya’ Allah dapat, apa namanya, bagi hasil juga dan sekaligus ikut konstribusi untuk pembangunan pondok pesantren.

Pada waktu itu Pak Muslimin berapa banyak nyetor yang pertama kali?

Pertama kali saya tiga juta Pak, karena saya hanya punya tabungan 3 juta.

Mari kita bandingkan tahun 2000 ini, peristiwanya tahun 2009?

Betul 2009 betul.

Penghasilan Bapak kalau boleh tahu tahun-tahun segitu berapa waktu itu perbulannya?

Ya kurang lebih gaji paling masih satu jutaan, satu juta kurang lebih Pak, gak nyampe bahkan.

Ini jadi kira-kira digaji tabungan gaji seluruhnya dari gaji bapak tiga bulan-lah kira-kira gitu ya waktu investasinya.

Ya kurang lebih begitu Pak.

Itu kemudian waktu pertama kali itu investasi, apakah bapak sudah dapat pengembalian dana yang bagi keuntungan atau sudah sempat dapat?

Untuk tahap pertama, saya akui Alhamdulillah ya dari 3 juta itu bulan pertama itu udah dapat berlian sekitar 10% dari nominal yang saya itu memasukkan investasi gitu, terus di tahun keduanya itu masih nambah Pak, maksudnya motor enam motor, sampai saya pun sempat saya gadein Pak, untuk masukin lagi ke situ (investasi) enam juta.

Terus akhirnya teman saya ikut juga karena kan lihat saya dapat bagi hasil. Kemudian programnya sangat bagus itu Pak, karena untuk pembangunan pasantren dan ada kajian-kajian pertemuannya ada itu rutin dilakukan, minimal sebulan dua kali, akhirnya teman saya juga tertarik dan memohon untuk menitipkan uangnya kepada saya 20 juta.

Kemudian juga saya membujuk kakak supaya ikut gabung begitulah, dan kakak saya punya tabungan 5 juta terus saya rayu itu maksudnya.

Ayolah kapan lagi uang kan kalau di bank juga ya cuma manfaatnya sedikit, ayo kita gabung divestasi ini dan kita dapat yang lumayan kok terus kemudian kita bisa konstribusi juga sebagian karena untuk wakaf pembangunan di pesantren gitu Pak. Jadi akhirnya tertarik itu, wah 5 juta dari kakak saya.

Oke jadi kira-kira sekitar 30-an juta lebih dari bapak dengan teman dan kakaknya tadi ya. Apakah mereka kemudian juga sudah dapat pengembalian dana karena masuknya belakangan ini, kawan sama abangnya Pak Muslim ini.

Qodarullah itu Pak saya nggak tahu sistemnya seperti apa? Pas temen saya sama kakak masuk itu udah, nah 10% lagi Pak. Yang ini dapat itu Pak. Nah cuman berapa persen mungkin udah separuhnya. Udah nggak ada kayaknya Pak. Ini tuh juga terus berikutnya dapetnya cuman sekedarnya aja, udah sampai tuh, wassalam nggak ada kabar lagi itu Pak.

Oke jadi kira-kira dari total yang Bapak investasikan kan tadi 3 juta ditambah sepeda motor 6 juta yang digadaikan jadi 9 juta, kawan bapak 20 juta, kakak bapak 5 juta itu masing-masing kira-kira dapat beberapa yang kembali?

Kalau yang 20 juta itu kurang lebih paling baru sejutaan, tapi enggak tahu, kayaknya nggak nyampe deh Pak.

Kalau kakak mungkin ya udah nyampe 500.000, saya lupa-lupa inget, gitu. Yang jelas sudah enggak sesuai lagi dengan yang dijanjikan pertama itu Pak.

Oke yang yang sepeda motor bisa balik berapa?

Yang awal-awal itu kita kurang lebih dapat 2 puteran Pak, tapi setelah kurang lebih. Kalau 6 juta kan berarti 10% nya aja enam ratus, kurang lebih 1,2 juta.

Jadi motornya bisa ditebus gadeinya tuh jadinya?

Nggak Pak kebetulan karena bisa aja ya akhirnya dengan uang bukan dari investasi itu Pak.

Iya ceritanya kenapa Bapak kok bisa jadi tertarik itu. Di sana apakah karena Bapak tadi cerita bahwa banyak orang besar-besar yang investasi dan juga mereka mendapatkan hasil atau apa nih sebenarnya?

Betul saya lebih tertarik yang pertama sih, sebenarnya ada kepikiran untuk ini apa-apa nggak ada niatan cuma sekedar dapat untung aja. Dulu inginnya ke situ. Kemudian kajian-kajian itu yang disampaikan itu lebih kepada hidup itu harus bermanfaat, jangan untuk diri sendiri. Gitu kita lebih mendingan infak, sedekah kayak gitu, saya itu sih motivasi saya yang kenapa saya memaksakan diri walaupun saya enggak punya gitu Pak.

Terus juga teman-teman saya juga itu bukan sekedar pengen dapat bagi hasil saja, pengen karena akan tinggi ingin membantu wakafkan, nggak bisa secara langsung ya mungkin sekarang ini yang tepat itu pasti prestasi itu.

Nah dampaknya gimana setelah itu tidak balik, apakah Bapak dituntut teman bapak dan juga kakaknya Bapak ini menuntut Bapak karena bagaimana kalau pada kasus-kasus temen-temenkan ingin ikut tapi kalau pada abang bapak atau kakak bapak ini kan dibujuk oleh Pak Muslimin gitu ya.

Betul sekali pak, ya dengan kejadian saya sebenernya sempet shock, sedih banget gitu Pak, berpisah dengan istri di mana itu pas susah-susahnya gitu, tapi alhamdulillah temen saya menyampaikan juga.

Padanya kalau ini kan istilahnya begini berhenti aja udah enIggak dapat bagi hasil gitu. Jadi, alhamdulillah menerima itu Pak. Ya Tuhan walaupun saya sok banget dan sedih banget walaupun itu bukan uang saya. Uang 20 juta bagi saya itu besar sekali.

Saya sampai beberapa hari tuh kepikiran, sebenarnya apa itu cuman di mana, tapi alhamdulillah ya karena yang temen saya juga paham agama. Akhirnya menerima keadaan ini buat pelajaran. Makanya kedepannya cari investasi itu jangan semata-mata karena ketokohan, karena Ustadz tertentu. Harus jelas ininya, ada akadnya segala macam gitu. Buat pelajaran ke depannya. Gitu aja sih Pak. Temen saya, alhamdulillah menerima apa adanya.

Cuman justru yang berat lagi kan karena kakak itu yang lima juta itu terus terang aja karena bukan kemauan dia. Dia sebenarnya dari awal udah curiga juga gitu. Bisnis apa sih yang bisa begitu? Masa’ iya sih bisa sampai 10% yang didapat. Udah gitu termasuk infaq juga, buat pesantren, gimana caranya?

Saya cuman sampaikan, ini bukan bisnis yang main-main. Ini juga jama'ah-jama'ah besar orang berpendidikan di Darussalam pada ikut, gak sedikit lagi yang gabung itu, yang uangnya divestasikan ada yang sampai miliaran seperti itu. Saya Pak untuk meyakinkan ke keluarga.

Cuman karena kejadiannya begini ya saya bilang komposisinya macet, tapi itu udah tanggung jawab saya. Akhirnya saya bagaimanapun saya bayar gitu Pak walaupun dengan susah payah. Alhamdulillah.

Dicicil bapak mencicil pembayaran ke abangmya yah?

Betul saya cicil waktu itu. Alhamdulillah nyampe lunas.

Bapak tidak berhutang gara-gara kasus ini utang utang ke orang lain akibat salah investasi ini?

 

Gak sih pak cuman itu saja karena memasuki nama kakak saya aja sama temen gitu aja sih Pak.

Iya iya, nah kan Bapak Marbot ya dan Bapak tahu setelah ribut-ribut ini kan ini diurus oleh semacam BMT-nya masjid gitu ya kalau nggak salah. Yang pertama kali ya?

Apakah kemudian timbul situasi yang tidak menyenangkan di masjid itu setelah ribut-ribut investasi enggak bisa dikembalikan ini?

Iya Pak. Betul Pak harusnya saya juga sedih sekali itu biar bagaimana masjid tujuannya orang pada ibadah cari ketenangan di situ. Jadi yang dibicarakan masalah duit kembaliannya nanti bagaimana?

Menurut saya itu jadi keresahan juga gitu jama'ah daripada nanya-nanya jadi omongan-omongan gitu. Jadi saya saling curiga. Apalagi, ada beberapa yang udah diapa, namanya ada yang dikembaliin, katanya cuma kan kita gak ngerti yang di kembaliin siapa, apa hanya isu-isu aja.

Saling curiga kayak gitu yang membuatnya nyaman bagi saya. Dulu bener-bener Pak waktu itu saya juga sedih sekali itu Pak.

Jadi ada semacam apa kecurigaan ada mungkin fitnah yang muncul ya sejak kasus itu ya?

Betul. Fitnah terus. Jadi saya bercerai-berai, yang tadinya nyaman persatuan terus saling inilah, menghormati segala macem satu sama lain, beribadah nyaman. Dengan adanya kasus begini terus terang Pak bikin nyesek. Apalagi yang ditokohkan oleh Yusuf Mansur istilahnya ulama besar mungkin.

Itu yang membuat begini umat Islam gitu Pak. Ya seolah-olah kembali lagi itukan sebenernya kalau fungsi cuman saya sendiri menjadi sedih itu, Pak. Seharusnya orang yang jadi panutan kok jadi begini.

Tadinya memang Pak Yusuf Mansur sering memberikan kajian di Masjid Darussalam ini?

Pernah, bebrapa kali. Saya punya salah satunya menyembunyikan masalah investasi itu. Cuman setelah itu ada panitianya yang itu yang di sini hilangkan BMT ya untuk apa namanya yang mengatur pembayaran sudah lama macem itu kan setoran lewa BMT.

Katanya setelah ribut-ribut macet itu pak Yusuf Mansur pernah datang ke sana dan bicara dengan para investor jadikan akan mengembalikan betul itu?

Ya saya sih tidak ketemu langsung. Cuman kata temen-temen seperti itu dan ada komitmen katanya mau mengembalikan dengan cara mengangsur. Cuman sejak itu enggak tahu kabarnya lagi. Sampai kapan gitu lunasnya, harusnya kalau memang beliau komitmen membayar itu gak sampai sekarang bertele-tele sampai puluhan tahun ini udah sepuluh tahun lebih kejadiannya ya Pak sejak 2009 itu.

Jadi Bapak total itu dana-dana teman bapak dana Bapak dan saudara itu lost betul hilang semua itu sampai sekarang ya?

Betul lost, enggak ada kabar, enggak tahu kembaliannya gimana itu.

Bapak sendiri termasuk kemarin ikut gak menuntut ketika datang ke rumah pak Yusuf Mansyur?

Kemarin kebetulan sedang ada kegiatan, jadi enggak ke sana. Cuman temen-temen pada ke sana Pak sebagai perwakilanlah.

Tapi Anda sendiri masih punya harapan gak dana itu bisa kembali?

Ya kalau harapan sih pasti ada, pasti kita berharap langsung semoga Yusuf Mansur bertobat. Beliau asetnya kan masih banyak Pak. Kalau memang ada itikad baik itu bisa dijual asetnya untuk menyelesaikan di dunia inilah. Kalau usaha enggak menyelesaikan di dunia ya untuk di akhirat, meskipun pasti itu keadilan. Mungkin kalau enggak dapat keadilan di dunia pasti dapat keadilan di akhirat.

Belajar dari pengalaman ini bagaimana Anda menyikapinya? Bagaimana Anda bisa berbagi pengalaman dengan orang lain supaya kasus serupa tak menimpa jamaah lain?

Iya kalau menurut saya itu jangan mudah dengan iming-imingan investasi-investasi yang kira-kira nggak masuk akal dan yang tidak jelas dengan inti akarnya segala macem gitu. Tidak bisa walaupun itu dengan ulama atau siapapun kalau investasi itu harus jelas akarnya kemudian juga ada kayak macam perjanjian itu. Harus jelas kalau yang sekarang ini, mohon maaf, kalau yang kemarin itu kayak modal. Untuk modal apa? Modalnya kepercayaan aja gitu Pak.

Kalau menurut saya seperti itu belum pernah. Waktu itu bergabung enggak ada perjanjian kayak itu. Misalkan saya tanda tangan apa sebenarnya udah lama bisnisnya sih Pak belum pernah investasi yang.

Tanda tangan di atas materai itu nggak ada?

Nggak ada Pak. Kalau saya dan yang lainnya yang jelas nggak ada. Nggak ada perjanjiannya yang mengikat Pak. Nanti seperti apa itu enggak ya maksudnya harus hati-hati itu. Jangan cukup percaya aja gitu, harus lebih hati-hati.

Terus sekarang yang mengiming-imingi yang apa namanya dapat bagi hasil yang besar itu, juga kayaknya harus hati-hati lah pokoknya Pak. Itu menurut saya pengalaman sangat berharga di waktu usia saya yang masih muda dapat pengalaman begini karena, mohon maaf, kemarin ada pengalaman juga ada anggota yang ikut investasi itu usianya udah tua, rumah satu-satunya gitu Pak dijual dimasukkan ke investasi tersebut, itu saya sedih banget.

Sampai sekarang udah kebeli rumah masih ngontrak itu Pak. Rumah satu-satunya berapa ratus juta waktu itu, kalau gak salah 500 jutaan. Beberapa gitu ya. Kalau harga rumah sekarang udah miliaran itu. Akhirnya dia sampai rela ngontak segala macem itu sampai sekarang belum punya rumah.

Padahal sudah pensiun?

Iya udah pensiun, maksudnya udah nggak kerja lagi. Banyak-banyak makan korban kemarin itu.

Saya dengar ada juga yang katanya saudaranya di kampung menitipkan sampai menjual sapinya gitu ke jamaah betul itu ada cerita semacam itu?

Pernah denger, saya belum tahu orangnya yang mana, karena kan banyak perkumpulannya juga, kurang lebih ada 250 orang. Itu namanya mungkin nama yang terdaftar punya yang gangguan-gabungan. Jadi lebih banyak lagi sebenernya.

Cerita lain selain tadi selain ada seorang pensiunan sampai jual rumah dan sebagai ada cerita-cerita Bapak denger yang atau bapak bisa terus saksikan sendiri?

Itu temen-temen buruh, buruh, mohon maaf, yang gajinya enggak terlalu banyak-lah pas-pasan. Tabungan hanya itu-itunya, dimasukkan ke dalam investasi kayak gitu ya akhirnya itu sedih juga. Mungkin dia punya uang segitu-segitunya. Istilahnya untuk masa depan bikin rumah atau apa, ternyata malah ya nyesek kalau diceritain mah banyak yang kejadian-kejadian yang di luar ini sih Pak dugaan gitu ya Allah.

Ok jadi orang yang seperti bapak ini kan tadi kalau ceritanya kan orang di kota wisata ini rata-rata orang berduit gitu, ya tinggal di sana. Tapi orang seperti Bapak ini sebagaian banyak juga diantara 255 orang yang jadi korban itu ya.

Ada banyak acuan saya nggak tahu persis gimana tinggalnya banyak Pak. Orang-orang yang pembantu rumah tangga juga ada itu.

Ada pembantu rumah tangga juga yang ikut ketipu, saya bisa membayangkan berapa gajinya seseorang pembantu rumah tangga dan sebagainya. Bapak harapannya apa ke Yusuf Mansur, apalagi ini dalam situasi sekarang ini?

Iya menurut saya sih harap Yusuf Mansur segera bertobat untuk tidak lagi bikin investasi-investasi yang merugikan masyarakat itu, dan semoga juga yang para korban-korban yang lain bukan hanya di BTM, di tempat lain juga saya dengar juga banyak itu.

Segera diselesaikan, kapan lagi kan masih diberi kesempatan umur semua itu nanti akan dipertanggung jawabkan. Kalau nggak sekarang di dunia kapan lagi, jangan sampai di akhirat nanti semua nuntut nggak punya amal apa-apa kan sedih juga gitu Pak.

Iya iya dan saya kira dampak yang lain ini agama ya Pak. Citranya jadi jelek dong ya. Karena bagaimanapun beliau disebut-sebut sebagai pemuka agama.

Betul Pak, investasi ini kan selalu bawa-bawa agama, ini untuk daya tariknya. Tidak semata-mata investasi dapat bagi hasil gitu. Ajakan dia pendekatannya memakai agama sih Pak.

Jadi satu-satunya sebenarnya salah satu kekuatannya bukan hanya karena keuntungan yang akan didapat tetapi ada iming-iming bahwa ini ada amal di situ ya?

Betul sekali Pak. Jadi kalau bisnis biasa semuanya keuntungnya mungkin udah biasa gitu, ini kan karena di iming-imingin nanti ada wakaf untuk pembangunan Pesantren, untuk ngurusin operasional Pesantren segala macem. Orang lebih tersentuh lagi gitu Pak.

Anehnya lagi menurut saya itu juga enggak jelas kayak surat menyuratnya itu  nggak jelas gitu. Aduh saya gak habis pikir Pak, atau gimana nanti kejadian yang terakhir Pak, semoga tidak terulang lagi di tempat lain ya.

Baik ya terima kasih Pak muslimin atas perbincangannya. Saya cuman bisa menyatakan harus banyak bersabar dari segi itu saya kira nanti Allah Insya’ Allah akan mengganti lagi ya dengan yang lebih lebih besar. Karena ada niatnya kan baik dari Pak Muslimin, itu dicatat sebagai amal gitu ya.

Aamin aamiin Pak. Terima kasih banyak, dan saling mendoakan aja yang terbaik juga untuk Yusuf Mansur dengan korban yang lain, semoga diberi kekuatan kesabaran dan mudah-mudahan ada jalan yang terbaik untuk menyelesaikan ini semua. (mth/sws)

399

Related Post