Nasdem Serahkan Cawapres ke Anies, Jika Golkar Bergabung Bakal Menjadi Game Changer

Anies Baswedan dan AGus Harimurti Yudhoyono (AHY)

Jakarta, FNN -  “Di dalam hiruk pikuk politik, di dalam kasak kusuk bahkan, dan di dalam tukar tambah politik, selalu kita mesti kembali pada pikiran awal pendirian negeri ini. Negeri ini antikorupsi dari awal karena presiden pertama kita Insinyur Soekarno tidak pernah sedikit pun mengambil atau terlibat dalam korupsi.  Demikian juga pendiri-pendiri bangsa yang lain, lebih ingin bersoal jawab tentang etika politik ketimbang arogansi kekuasaan,”  ujar Rocky Gerung dalam sebuah pembahasan bersama Hersubeno Arief, wartawan senior FNN, di Kanal Youtube Rocky Gerung Official edisi Rabu (18/01/23).

Bandingkan apa yang pernah dibayangkan oleh founding person kita dengan keadaan sekarang yang transaksinya gila-gilaan. Kepemimpinan sejarah politik Indonesia itu tidak ada semacam keinginan untuk menumpuk kekayaan. Kita punya pelajaran etik yang panjang dalam sejarah kita. “Yang kita persoalkan, kenapa tiba-tiba bangsa ini jadi rakus dan arogan?” tanya Rocky.

Sekarang, lanjut Rocky, kita tidak melihat bagaimana menteri-menteri mencontoh pemimpin-pemimpin awal kita karena disibukkan dengan transaksi. Jadi, betul-betul kita kekurangan intelektualitas dalam politik.

Sementara itu, berkaitan dengan pencapresan Anies Baswedan, Surya Paloh kembali mengingatkan bahwa kewenangan untuk menentukan cawapres ada di tangan Anies. Namun, kelihatannya persoalan siapa yang akan jadi cawapres, di luar soal ada mahar, menjadi handicap kenapa tiga partai ini Nasdem, Demokrat, dan PKS tidak segera mendeklarasikan Anies. Kelihatannya Demokrat tetap pada posisi menginginkan AHY menjadi cawapres.

“Saya ngerti kondisi di dalam koalisi itu, Nasdem, Demokrat, dan PKS. Yang saya nggak ngerti adalah kenapa saling tunggu untuk tukar tambah maharnya,” tukas Rocky. Padahal, lanjut Rocky, itu bisa dibagi ketika Anies sudah menjadi presiden, tetapi mereka maunya dibagi di depan. Meskipun demikian, sinyal-sinyal menunjukkan bahwa pada akhirnya mereka akan bersatu. “Mungkin minggu depan sudah harus diucapkan. Kalau tidak, mereka menyiksa Anies dan siksaan itu justru dibaca oleh orang semacam Pak Firly,” kata Rocky.

Menurut Rocky, kalau Anies mendeklarasikan bahwa dia sudah punya wakil presiden, KPK agak sulit, karena KPK akan menganggap bahwa Anies ternyata sudah punya dukungan publik yang kuat.

Dalam soal transaksi itu, menurut Rocky, tentu Pak SBY akan hadir lebih maksimal dibandingkan dengan PKS, karena dia mantan  presiden. Bahwa AHY yang diunggulkan di situ ya dengan sendirinya karena AHY adalah ketua partainya.

“Jadi, Pak Surya Paloh saya kira mengerti juga secara pragmatis bahwa kalau Anies mau maju nggak mungkin dia sendirian tanpa backup dari tokoh. Tokoh yang dia lihat tentu adalah SBY, walaupun kita tahu bahwa pemilih Anies dan AHY sama. Jadi, secara elektabilitas tidak signifikan untuk tambah,”  jelas Rocky.

Kalau AHY jadi wakil presiden, menurut Rocky, Anies pasti akan menyerahkan banyak hal pada AHY. Mungkin Pak Surya Paloh akan berada di belakang layar karena SBY akan tampil. “Tetapi, orang akan ingat bahwa Surya Paloh adalah king maker yang cerdas dan cerdik. PKS tentu sedang dilobby supaya tidak terlalu baper, karena ini untuk kepentingan betul-betul mencari figur yang bisa jadi antitesis terhadap Jokowi. Kira-kira itu,” ujar Rocky.

 “Ibu Mega pasti juga akan melakukan kalkulasi setelah Anies dideklarasikan misalnya bersama AHY. Demikian juga Pak Erlangga, pasti juga akan berupaya untuk konsolidasi Golkar mau ke mana,” ujar Rocky. Atau mungkin ada kesepakatan baru, tambah koalisi, Golkar masuk di situ, karena KIB sudah berantakan, lalu muncul analisis baru bahwa Pak Erlangga juga bisa jadi wakil presiden," pungkas Rocky. (sof)

245

Related Post