Negeri tanpa Rasa
Oleh Anton Permana - Presidium KAMI
Negeri itu semulanya kaya dan indah, masyarakatnya akur dan ramah.
Zamrut khatulistiwa dijuluki, sepenggal tanah syurga yang jatuh ke bumi.
Namun sejarah dan petaka juga selalu datang membayangi,
Bergelombang sejak ratusan tahun para penjajah datang silih berganti.
Hamparan negeri itu seakan memang diciptakan untuk pusaran masa depan duniawi
Namun hari ini, negeri nan elok itu sedang terseok-seok menjalani nasibnya, di antara dua jurang takdir ; surga dan Petaka
Lautnya yang dulu biru, sekarang beku
Hutannya yang dulu hijau sekarang risau
Langitnya yang dulu bersih sekarang ringkih
Tanahnya yang dulu indah sekarang hancur dirambah
Sungai yang dulu bening sekarang kering
Lahannya yang dulu subur sekarang hancur
“Rakyatnya yang dulu harmonis dan ramah ; Sekarang gelisah!”
Dulu negeri ini sangat mempesona, baik indah alamnya, maupun peradaban masyarakatnya ; yang sangat kaya budaya, beragam bahasa, semua penuh cinta tata krama kehidupannya
Berbagai peninggalan budaya dan peradaban semua berkharisma penuh wibawa.
Baik tradisi budaya dan bangunan-bangunan megah maha karya terbaik di masanya.
Sungguh negeri elok yang penuh pesona dan rasa.
Ya rasa, cita rasa sebagai perwujudan tingginya moralitas peradaban manusia.
Ada nilai
Ada norma
Ada budaya
Ada kebijaksanaan
Dan ada agama dengan Tuhan-NYA
Sampai negeri itu kemudian bersatu menjadi satu negara, atas nama satu rasa, dan satu asa menatap masa depan dunia
Namun hari ini negeri itu seakan mati rasa,
Rasa persaudaraan
Rasa kekeluargaan
Rasa kebersamaan
Rasa persatuan
Rasa keberagaman
Rasa penghormatan
Rasa kemanusiaan
Rasa kebijaksanaan
Rasa persatuan
Rasa ke-Tuhanan
Rasa kebudayaan
Dan rasa kenegarawanan
Semua berganti dan kalah atas nama ;
Rasa ambisi
Rasa kekuasaan
Rasa dengki
Rasa kebencian
Rasa kepalsuan
Rasa kebohongan
Rasa kesombongan
Rada kerakusan
Rasa ketidakpedulian
Rasa ketamakan
Rasa keindividuan
Rasa kepentingan
Rasa merasa diri dan kelompoknya yang paling benar, paling berhak, paling memiliki atas negeri ini.
Negeri ini tiba-tiba menjadi syurganya para “bajingan tolol !”
Yang di sekitarnya dilingkari manusia-manusia munafik.
Yang di bawahnya berbaris dengan setia para manusia penjilat.
Didukung para manusia oportunis.
Dan dipimpin oleh kelompok manusia bejat berjubah malaikat.
Negeri yang tiba-tiba menjadi neraka bagi para pecinta kebenaran.
Negeri yang seakan asing bagi mereka yang istiqomah di jalan Tuhan.
Karena tak tahu lagi membedakan mana yang prilaku manusia dan mana yang perilaku setan.
Kebenaran dibungkam
Keadilan dicampakkan
Nilai ke-Tuhanan disulap menjadi ancaman! Dasar Edan!
Negeri yang tiba-tiba berubah menjadi pecinta kepalsuan ;
Angka angka palsu
Kesejahteraan palsu
Investasi palsu
Berita palsu
Prestasi palsu
“Ijazah palsu”
Karena para pemimpinya para penipu!
Sungguh negeri yang sudah kehilangan rasa,
Rasa malu dan rasa bersalah atas segala “kedunguannya”.
Negeri yang sempurna, bagi para penikmat dunia. Namun petaka bagi mereka yang masih punya “rasa”
Lapas Cipinang, 26 Agustus 2023.