Berpolitik Harus Santai, Partai Gelora Siap Mengikuti Pemilu 2024

Jakarta, FNN - Partai Gelora sebagai pendatang baru di panggung politik nasional telah menyatakan kesiapannya mengikuti Pendaftaran partai politik calon peserta Pemilu tahun 2024 pada Ahad (7/8) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

“Kami sudah menyampaikan kepada KPU bahwa kami akan hadir pada hari Ahad, 7 Agustus yang akan datang. Kami memilih hari Minggu agar suasana lebih santai dan tidak terburu-buru karena macet. Politik juga perlu suasana gembira,” ujar Sekjen Partai Gelora Indonesia, Mahfud Sidik, saat Gelora Talks bertema: Partai Gelora Siap Mengikuti Pemilu 2024: Apa dan Bagaimana Persiapannya? Secara daring di Jakarta, Rabu (3/8).

Mahfuz menegaskan Partai Gelora ingin mengubah pikiran banyak orang, bahwa berpolitik itu harus santai, tidak menimbulkan kemacetan, dan bisa dilakukan bersamaan dengan car free day (hari bebas kendaraan bermotor) bersama masyarakat.

Hadir pula sebagai narasumber yakni Ratih Sanggarwati, Kabid Perempuan, DPN Partai Gelora Indonesia, Triwisaksana, Ketua DPW Partai Gelora Indonesia DKI Jakarta, serta Dedi Miing Gumelar, Wakil Sekjen Partai Gelora Indonesia. 

Kabid Perempuan Gelora Indonesia, Ratih Sanggarwati mengutarakan, terpenting menerjemahkan narasi yang disampaikan Ketua Umum Partai Gelora Indonesia sampai ke masyarakat khususnya, kaum emak-emak. Bagaiamana narasi arah baru Indonesia menjadi menggelora di tengah masyarakat baik dalam tataran pusat hingga emak-emak.

“Mengapa mereka (emak-emak) mengeluh, maka perlu arah baru dan memilih Partai Baru yakni Partai Gelora,” ungkap Ratih.

Sementara itu, Ketua DPW Partai Gelora DKI Jakarta, Triwisaksana mengatakan wilayah DKI Jakarta sebagai area strategis, sehingga butuh cara bagaimana masyarakat dengan mudah mengenal Partai Gelora. 

Bahkan dirinya tidak menyangka Partai Gelora lahir di tengah krisis, bisa dalam waktu dekat mendaftar ke KPU.

Partai baru yang lahir ditengah situasi yang sulit akan membawa berkah. Karena, Partai Gelora sudah tertempa dirinya dalam menghadapi situasi krisis. 

“Kami tidak dimanja, dengan kekuasaan, materi tetapi ditempa dengan penuh tantangan.” tuturnya.

Menurut Wakil Sekjen Partai Gelora Indonesia, Dedi Gumilar kalah dan menang bukan persoalan, tetapi keberpihakan terhadap persoalan mendasar berbangsa menjadi hal yang penting.

“Banyak mengaku saya Pancasila, NKRI dan sebagainya, tetapi ngomonganya malah memecah belah bangsa. Sebenarnya arah baru ini, bukan pemikiran baru, tetapi pemikiran lama yang diajarkan, tetapi praktiknya menyimpang.” pungkasnya. (Lia)

325

Related Post