Partisipasi Pemilih di Jabar Tergolong Tinggi

Petugas dari KPU Jawa Barat saat melakukan sosialisasi publik di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (23/9/2023), untuk meningkatkan angka partisipasi pemilih pada Pemilu 2024. (Sumber: ANTARA)

Cirebon, FNN - KPU Jawa Barat menyatakan angka partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih pada Pemilu 2019 tergolong tinggi atau sekitar 82 persen dan diestimasikan meningkat dalam pelaksanaan Pemilu 2024.

 "Partisipasi di 2019 sudah melebihi tingkat partisipasi nasional 77,5 persen," kata Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU Jawa Barat Reza Alwan Sovnidar di Cirebon, Sabtu.

 Dari angka itu, jelas Reza, ada 18 persen masyarakat di Jawa Barat yang tidak datang ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk menggunakan hak pilih. Namun persentase tersebut bukan pemilih golput.

 Menurut dia, ada berbagai macam alasan masyarakat tidak datang ke TPS untuk mencoblos misalnya karena sakit, dalam perjalanan jauh dan lainnya.

 "Kami tidak menyebut itu golput (golongan putih) karena beragam alasannya. Mudah-mudahan tidak bertambah (di 2024)," katanya.

Untuk menekan angka golput di Pemilu 2024, KPU Jawa Barat rutin menggelar edukasi dan sosialisasi terutama pada pemilih pemula yang didominasi generasi milenial serta generasi Z.

 Reza menyebutkan dari 35,7 juta daftar pemilih tetap (DPT) di Jawa Barat, sekitar 7,5 juta jiwa merupakan pemilih pemula yang akan berusia 17 tahun saat Pemilu 2024 dilaksanakan.

 "Kami sosialisasi ke sekolah-sekolah dan kampus, atau kami mendatangi lokasi tersebut sebagai narasumber yang diundang," ujarnya.

 Angka 35,7 juta DPT, kata dia, merupakan jumlah pemilih terbanyak di seluruh Indonesia untuk pelaksanaan pemilu tahun depan.

 Melihat jumlah DPT yang tinggi, KPU Jawa Barat terus berusaha menekan angka golput di daerah supaya berkurang.

"Kami dari KPU Jawa Barat bertekad untuk meningkatkan angka partisipasi di Pemilu 2024. Mudah-mudahan bisa meningkat lagi," ucap dia.(ida/FNN)

202

Related Post