Pembelotan Tokoh-tokoh Masyarakat terhadap Pencitraan Jokowi Makin Terasa

Presiden Jokowi bertemu ribuan petani dan tokoh masyarakat di Banyumas, Jawa Tengah

Jakarta, FNN – Dunia maya kembali disuguhi video viral tentang peristiwa yang terjadi pada hari Selasa (2/1) ketika Presiden Jokowi bertemu dengan ribuan petani dan Kepala Desa se-Jawa Tengah, di Banyumas, Purwokerto. Dalam pertemuan tersebut, ada peristiwa menarik yaitu Jokowi diteriaki oleh petani ketika menjelaskan bahwa langka dan mahalnya pupuk terjadi karena dampak perang Ukraina dan Rusia.

Video yang viral sekali itu juga menggambarkan para petani keluar meninggalkan arena pertemuan dengan menjebol pagar GOR karena semula tidak boleh keluar. Sepertinya ada semacam perlawanan banteng atau perlawanan petani di sini dan pembelotan dari tokoh-tokoh masyarakat terhadap pencitraan Jokowi yang makin terasa. Kalau sampai terjadi penolakan publik dan teriakan itu, sangat malukan.

“Di sini kita melihat satu pola yaitu latar persaingan antara PDIP dan Jokowi di Banyumas. Tidak mungkin hal ini terjadi tanpa ada organisasi yang rapi atau diorganisir dengan khusus sehingga peserta pertemuan mundur atau pergi dari tempat di mana Joko biasanya dielu-elukan,” kata Rocky Gerung dalam kanal You Tube Rocky Gerung Official edisi Kamis (4/1).

Peristiwa ini juga menunjukkan bahwa tahap mengelu-elukan sudah selesai, berganti dengan tahap mengolok-olok.

“Itulah nasib Jokowi karena dia masih ingin terus seolah-olah dia andalkan dukungan pollster dan dukungan statistik bahwa dia masih tinggi elektabilitasnya atau acceptability-nya sehingga dia pergi ke Banyumas,” sambung Rocky.

Dia tidak mengerti bahwa rakyat bawah sudah bisa membaca, membandingkan statistik, dengan apa yang dipamerkan Jokowi, lanjut Rocky. Rakyat bawah juga tahu bahwa harga pupuk mahal terjadi karena permainan kartel. Pengetahuan itu juga yang membuat rakyat mengolok-olok Jokowi.

Ini sangat serius kalau Jokowi terus-menerus keliling, apalagi sekarang bergerilya di Jawa Tengah. Itu bagian dari kampanye yang dilakukan oleh Jokowi untuk mendukung Gibran. Sementara PDIP kelihatannya juga serius menjaga kandang bantengnya agar jangan jadi kebun mawar.

“Itu artinya, kebun mawar itu sudah diacak-acak sama banteng, diinjak-injak banteng bahkan, karena tidak ada semacam sopan santun dari pihak Jokowi dengan mengancam bahwa kami akan ubah kandang banteng jadi kebun mawar,” ujar Rocky.

“Jadi, publik merasa bahwa era Jokowi sudah selesai dan itu ditandai dengan olok-olok dari Banyumas,” ujar Rocky.(ida)

601

Related Post