Pemilu Diduga Curang, Jenderal TNI Gerah, Sipil Adem Ayem

Jakarta, FNN - Ini berita bagus yang bisa memberi semangat bagi rakyat Indonesia yang peduli pada negeri melihat situasi perpolitikan yang tidak menentu. Jika dibiarkan bisa berakibat pada disintegrasi bangsa dan NKRI bisa hancur berkeping-keping. Akhirnya dimangsa bulat-bulat oleh bangsa asing terutama Cina yang punya 15 ribu proyek yang akan dibangun atas sokongan para pengkhianatan para elit negeri yang tamak dan rakus.

Jenderal tersebut adalah Pangdam Siliwangi yakni Mayor Jenderal Kunto Arief Wibowo. Ini bukan Jenderal kaleng-kaleng. Tanpa memikirkan jabatannya beliau berani bersuara lantang melalui tulisannya di Kompas bulan kemarin dan tidak banyak terekspos medsos.

Beliau lakukan itu demi keutuhan NKRI dan tanggung jawab sebagai prajurit yang menjunjung tinggi Sapta Marga yang masih berdarah merah putih bukan berdarah merah bintang kuning. Seperti Jenderal-jenderal yang lain. Maka dari itu kita warga sipil jangan biarkan Jenderal Kunto sendirian. Rakyat seluruh Indonesia harus berdiri di belakangnya malah kalau perlu jadikan beliau wapres ARB supaya posko pemenangan GP=gila porno berantakan dan ARB gak lagi diuya kuya oleh si ijazah palsu dan gerombolan elit di istana laknat.

Ini momentum kebangkitan kembali TNI bersama rakyat. Mau tunggu macan-macan dari sipil sudah pada tua-tua walau suara mereka masih lantang dan nyaring seperti Prof. Dr. MAR tapi tidak sama 20 atau 30 tahun yang lalu. Nah ini ada jenderal aktif sebagai Panglima lagi belum kepala 6 umurnya karena masih aktif tidak sama dengan jenderal tua yang udah pensiun yang udah gak ada gigi masih memuji-muji Presiden Widodo seolah-olah dia benar-benar pemimpin yang pekerja keras tapi boong.

TNI sangat peka dengan situasi sekarang karena TNI melihat kasak kusuk para elit kekuasaan dan partai ugal-ugalan menabrak konstitusi dan undang-undang dan semua hanya diam seolah-olah mengaminkan saja dan  bisa aja ini menjadi benih-benih kehancuran bangsa maka TNI berteriak yang di wakili Pangdam Siliwangi sebagai peringatan kewarga sipil yang lagi berkuasa. Agar jangan jadi jumawa karena kemerdekaan negeri ini atas jerih payah dan pengorbanan TNI dengan rakyat bukan TNI dengan para elit apalagi dengan elit partai.

Kenapa Harus Siliwangi?

Ada beberapa alasan untuk menjawab

Pertama, cuma Jenderal Kunto yang berani. Soal keberanian jangan tanya kepada TNI mereka sudah teruji di medan pertempuran seperti kalau kita tonton di FB, bagaimana prajurit kita berada di hutan belantara Papua ada sampai 4 hari anggota Kopassus gak makan hanya tergantung di pohon tapi gak mati.

Boleh jadi Malikil Maut kasihan karena dia sudah tersiksa tergantung di pohon lantas mati, itu bukan mati secara kesatria. Jadi dibiarkan dia bisa bertahan apa tidak. Boleh jadi kalau sudah gak kuat bertahan baru dicabut nyawanya.

Apalagi sudah jadi Jenderal sudah melalui itu semua. Tapi tidak semua Jenderal ada keberanian kehilangan jabatan seperti Jenderal Kunto.

Kedua, tradisi Siliwangi yang selalu manunggal bersama rakyat. Yang dahulu kita kenal ada Kolonel Kawilarang prajurit keturunan Manado tapi koq bisa jadi kolonel sampai ke Bandung yang di kenal tidak pernah kompromi dengan kekuasaan kalau sudah melenceng. Ada juga Jenderal HR. Darsono bersama-sama AM FATWA dan Letjen Marinir ALI SADIKIN dkk membentuk Petisi 50 sebagai bentuk protes kepada kekuasaan Jenderal SOEHARTO kala itu menjabat sebagai Presiden. Apalagi cuma presiden ijazah palsu?

Bisa jadi Jenderal Kunto mewarisi tradisi ini sebagai trade mark Siliwangi. Sebab peringatan beliau tertuju pada elit sipil. Siapa lagi elit sipil kalau bukan yang berkuasa saat ini. Ada Jendral sich tapi karena udah purna segala-galanya maka dia jadi sipil. Mudah-mudah ini keberkahan bagi rakyat sipil agar bangun dari tidur panjangnya bahwa negeri ini dikit lagi hilang ditelan bangsa lain berkolaborasi dengan penghianat negeri. Dan juga sebagai tanda rezim laknat sekarang bakal berakhir dan busuk di penjara. Dan ARB harus didampingi oleh Jendral seperti ini. Terserah ARB dan partai pendukungnya. Ini kalau jadi kenyataan maka bakal mencret-mencret bunyi petasan dan ambeyen kalangan istana laknat.

Semoga.

Nun Walqolami wamaa Yasturuun.

Wallahul Muwaffiq ...

Wallahu A'lam ...

Oleh MOH. NAUFAL DUNGGIO, Aktivis dan Ustadz Kampung, Bekasi, 040523.

8447

Related Post