Peringatan Jusuf Kalla pada Anies: Lima Tahun yang Akan Datang Bukan Tempat yang Nyaman untuk Mengurus Negeri Kita
Jakarta, FNN – Milad ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang digelar di Istora Senayan hari Sabtu lalu, selain dihadiri oleh tiga ketua umum partai (PKS, Nasdem, dan Demokrat), juga dihadiri oleh Jusuf Kalla. Yang menarik, dalam kesempatan pidatonya, Jusuf Kalla mendorong Anies Baswedan untuk mengambil alih kekuasaan sehingga bisa diwujudkan kesejahteraan dan keadilan yang diinginkan oleh PKS.
“Saudara Anies, lima tahun yang akan datang bukan tempat yang nyaman untuk mengurus negeri kita. Tetapi, kalau bisa diselesaikan merupakan heroes dan pahlawan kemanusiaan untuk kemajuan. Berutang gampang, tapi yang susah membayar utang. Kita diwariskan untuk membayar utang, tapi pahlawan yang sebenarnya ialah yang menyelesaikan persoalan,” demikian petikan pidato Jusuf Kalla.
Selain Jusuf Kalla, yang juga menarik adalah pidato Anies Baswedan, yang saat ini dalam berbagai pidatonya sudah mulai mengungkapkan gagasan-gagasannya yang memang berbeda dengan Presiden Jokowi, meski kadang penyampaian gagasannya dilakukan dengan sindiran.
“Negara dengan institusi politik bersifat memeras, menyingkirkan, cenderung mengkonsolidasikan kekuatan, kewenangan, pada satu pemimpin, pada satu grup, pada satu kelompok. Kekuasaannya tidak disebar dan dibagikan kepada semua. Negara dengan institusi politik yang memeras, menyingkirkan, memberikan kesempatan partisipasi yang terbatas, partisipasi yang terkendali, bahkan mereka-mereka yang berbeda pikiran politiknya sering dipinggirkan dari arena. Negara dengan institusi politik yang memeras, menyingkirkan ini, sering tidak mengindahkan etika, sering tidak mengindahkan aturan hukum, bahkan peraturan bisa ditekak tekuk, bisa diterapkan secara tebang pilih, dan seringkali dibuat hanya untuk menguntungkan mereka yang sedang berada di dalam lingkar kekuasaan,” ujar Anies.
Menanggapi dua pidato yang menarik tersebut, Rocky Gerung mengatakan, “Satu poin adalah dorongan moral memang ada pada Anies hari ini, justru karena Jokowi memenjarakan Johnny Plate. Tetapi, kita juga mesti pisahkan jangan sampai seolah olah Johnny Plate itu sekadar dijadikan alasan. Johnny Plate tetap, begitu diduga ada unsur deliknya itu pasti ada kejahatan di situ,” ujar Rocky dalam kanal You Tube Rocky Gerung Official edisi Senin (22/5/23).
Rocky juga mengajak agar kita juga mesti fair mengatakan bahwa tetap Nasdem ada problem dengan korupsi. Maksudnya, sebetulnya banyak koruptor yang dilindungi oleh kekuasaan, tetapi intinya tetap dia melakukan manipulasi opini publik.
“Jadi, tetap, koruptor ya koruptor. Jadi, jangan dijadikan alasan seseorang itu ditangkap karena korupsi, lalu dielu-elukan. Johnny Plate juga ada di dalam kaitan itu,” tambah Rocky.
Isu mengenai korupsi Johnny Plate sudah lama diketahui, bahkan sebelum Nasdem mencalonkan Anies. Oleh karena itu, kata Rocky, kita harus memisahkan hal itu. Demikian juga Anies. Anies harus mampu memisahkan itu. Jangan sampai Anies menganggap bahwa Johnny Plate dibui karena dia sehingga seolah-olah permainan hukum di kedepankan untuk mem-back up soal-soal politik.
Dalam acara yang dipandu Hersubeno Arief, wartawan senior FNN, itu Rocky juga mengatakan bahwa secara sosiologis kemampuan Anies untuk merawat masyarakat kelas menengah jelas lebih tinggi dibanding Ganjar. Tampaknya, Anies juga akan mengambil materi dalam kampanyenya di kampus-kampus atau di tempat lain.
“Tetapi, tetap urusan politik adalah urusan tukar tambah kuantitatif. Karena itu, masalah di Anies tetap dia harus menemukan cara agar pencalonan cawapresnya datang dari kehendak dia, bukan karena transaksi partai-partai pendukung,” ujar Rocky.
Memang, tema-tema pidato yang disampaikan oleh Anies cukup menarik, karena Anies bicara tentang akumulasi kapital, soal keadilan, soal kekuasaan di satu tangan, dan sebagainya. Hal ini mesti kita dorong karena siapapun presidennya, persoalan yang muncul selalu soal ketidakadilan.
"Betul, semua hal yang kita percakapkan adalah mengembalikan fungsi politik untuk memproduksi keadilan. Di dalam filosofi politik, orang berpolitik hanya untuk menghasilkan keadilan dan mendistribusikan secara adil. Jadi bukan keadilan saja, tapi juga didistribusikan secara adil. Bagian-bagian ini yang kita mau lihat dalam perdebatan,” tambah Rocky.(ida)