Poros Peradaban Melayu-Swahili
Oleh Ridwan Saidi, Budayawan
Foto di atas adalah Sugudaad Bari di Harar, Ethiopia. Kemungkinan ini bekas istana.
Ethiopia termasuk pengguna bahasa Swahili. Juga bangsa-bangsa Afro di bagian timur dan utara.
CABE pernah turunkan catetan tentang Kamus terbitan XVII M Malaysch-Madagascar.
CABE juga sudah catet kata- kata resapan Swahili ke dalam Melayu, termasuk nama-nama hari.
Hal ini bukan karena kita tak punya perbendaharaan kata sendiri dan harus tunggu migran yang ajarkan kita kata-kata.
Ada lagu kanak-kanak dalam bahasa Betawi kuno dan itu produk domestik.
Pimpen bèlem
Pimpen hék
Stabel malem
Stabel hék
Jaga pegangan
Jaga tujuan
Tiap malam
Tiap langkah (ke tujuan)
Egypt termasuk poros.peradaban dengan Melayu. Dan ini lyric lagu Egypt, bukan Arabic, yang amat classical:
Raqini nakhil wagani
Syalgina syurun wuzud
Wa'ani nunay ifka
Bada'an yasnal rusyud
Dari lyric di atas fonem yang mendekati bahasa kita cuma syurun, wuzud, ani dan nunay.
Kembali pada Sugudaad Bari pada photo, di belakang gonjong bangunan
induk dengan lijsplang bergerigi. Model lijsplang ini dikenal di rumah2 orang Melayu. Di Jakarta ini disebut gigi balang.
Dari Madagascar, Maldiv, Malabar, Coromandel, Cochin China, sebelum masuk Andunisi via selat Malaka akan kita temukan persamaan kosa kata di titik2 tersebut. Ada 400 kata bahasa Malbari yang sama makna dengan Melayu.
Melewati poros peradaban ini mengalir niaga dan budaya.
Fungsi belajar sejarah a.l untuk menyudahi pertanyaan: Who am I? (*)