Presiden Jokowi Membantah Isu Sri Mulyani Mundur, Apakah Berarti Beneran Mundur?

Presiden Jokowi membantah isu Menkeu Sri Mulyani mundur

Jakarta, FNN - Akhirnya Presiden Jokowi membantah soal pengunduran diri Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Tetapi, yang justru berbahaya, kalau Jokowi membantah tidak mundur maka orang kemudian menafsirkan betul mundur. Apalagi kemarin Sri Mulyani hadir dalam rapat dengan Jokowi di istana dan dia bungkam, tidak membantah.

“Iya, tentu Jokowi tidak ingin itu terjadi, karena kalau terjadi maka itu artinya langsung pemakzulan. Jadi, faktor Sri Mulyani itu menentukan nasib Jokowi,” ujar Rocky Gerung di kanal you tube Rocky Gerung Official edisi Sabtu (20/1), menanggapi soal bantahan Jokowi.

“Saya kira Jokowi sekarang disandra oleh dua menteri, yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Pertahanan Prabowo. Tidak mungkin lagi Jokowi tidak menghendaki apa yang diinginkan Prabowo. Jadi, Prabowo akhirnya tahu bahwa hanya dengan menyandra Jokowi, Prabowo bisa satu putaran. Kira-kira begitu,” lanjut Rocky.

Walaupun yang diterangkan Jokowi satu putaran untuk dia, tidak. Itu kekuasaan sudah pindah dan Jokowi kelihatan makin cemas sehingga dia membantu Sri Mulyani, tambah Rocky. Mengapa presiden yang mengucapkan? Itu artinya, presiden membaca gelagat Sri Mulyani memang untuk hengkang.

“Jadi, orang yang mengerti watak Sri Mulyani –saya mengerti dengan benar, dengan baik, dan dengan sempurna watak Sri Mulyani. Dia bisa betul-betul dalam 2 jam sudah, dia selesaikan saja. Kan kita mau tagih itu justru karena kita kenal Sri Mulyani sebagai intelektual pembuat kebijakan publik,” ungkap Rocky.

Tetapi, lanjut Rocky, Sri Mulyani dididik di dalam tradisi akademis yang ada etikanya. Kita ingat di tahun ’98 Sri Mulyani terus-menerus menghajar kebijakan Soeharto,  kendati dia masih berkedudukan sebagai ketua program public policy di FEUI. Tetapi, orang semacam Sri Mulyani selalu ada kesempatan untuk memulihkan kembali integritasnya. Tidak mungkin Sri Mulyani menulis biografi dia bahwa dia meneruskan kebijakan Jokowi yang akan dihujat oleh seluruh mahasiswa FEUI.

“Jadi, bagi saya Sri Mulyani pasti akan ambil langkah untuk berhenti dari kabinet. Itu cuman soal pertimbangan-pertimbangan kecil. Pertimbangan besarnya Sri Mulyani percaya bahwa kalau ada pejabat yang bisa gantikan dia mungkin hari ini dia sudah berhenti,” ujar Rocky.

Tetapi, menurut Rocky, dia juga berpikir tentang bangsa. Dia tahu kalau dia berhenti maka seluruh sistem internasional akan mengutuk Indonesia dan itu artinya Indonesia akan dikucilkan dari pergaulan ekonomi dunia, karena Sri Mulyani tetap faktor di dalam menentukan bunyi tidaknya ekonomi Indonesia dalam upaya untuk menggaet hutang maupun investasi asing.

“Ini bukan sekadar soal etika Sri Mulyani yang kita uji, ini sekaligus kita mau uji apakah kabinet juga bisa utuh ketika keadaan betul-betul makin lama makin buruk,” ujar Rocky.

Jadi, lanjut Rocky, tentu sudah ada semacam pandangan bahwa Jokowi sudah tidak mampu mengendalikan kabinetnya, karena kasak kusuk berita masuk berita keluar.  Sikap diam Sri Mulyani saja sudah menunjukkan bahwa dia memang sudah ragu berada di dalam kabinet. Keterangan Jokowi juga memperkuat dugaan bahwa memang Sri Mulyani ragu. Oleh karena itu, harus Jokowi yang membantah. (ida)

280

Related Post