Rocky Gerung Dilaporkan ke Polisi, Mengapa Hak Orang untuk Mengucapkan Sesuatu Dihalangi?
Jakarta, FNN - Rocky Gerung dilaporkan ke polisi terkait pernyataannya yang dianggap menghina Presiden Jokowi. Pernyataan Rocky tersebut disampaikan pada acara Aliansi Aksi Sejuta Buruh Siap Lawan Omnibus Law di Bekasi, karena rencananya para buruh akan menggelar aksi demontrasi di Istana untuk penolakan Omnibus Law pada 10 Agustus mendatang. Pelaporan dilakukan oleh kelompok relawan pendukung Jokowi.
Menanggapi pelaporan tersebut, Rocky Gerung dalam kanal You Tube Rocky Gerung Official edisi Selasa (1/8/23) mengatakan, “Itu acara buruh di Bekasi dan saya diundang di situ. Saya setuju dengan rencana buruh untuk mengepung Istana. Itu hak buruh. Hak demonstrasi itu dijamin oleh undang-undang, apapun bentuknya, kecuali bikin kekerasan.”
Orasi Rocky dimaksudkan untuk membangkitkan semangat para buruh.
“Lalu saya diminta orasi di situ. Karena saya senang maka saya orasi. Supaya buruhnya semangat, saya tunjukkan fakta-fakta bahwa Presiden Jokowi itu harus bertanggung jawab terhadap Omnibus Law. Dia ajukan Omnibus Law itu, dibatalkan di Mahkamah Konstitusi, dijadikan Perppu. Perppu sama isinya dengan undang-undang,” kata Rocky.
Menurutnya, apa yang dilakukan Presiden Jokowi tersebut berdusta. Dia berharap hal-hal semacam itu supaya dibenahi. Tetapi, kemudian Rocky dilaporkan karena menyebut bajingan. Padahal, itu forum politik di mana orang bisa memilih satu kalimat supaya efektif.
“Masa saya bilang, oke, itu presiden orang yang penuh sopan santun, ya nggak ada gerakan dong kalau begitu. Jadi, mesti dibiasakan dalam forum politik, apa saja diucapkan. Jadi, saya memakai istilah itu sebagai istilah yang biasa di dalam perdebatan politik, standar aja. Apalagi kata bajingan,” ujar Rocky.
Menurut Rocky, pada zaman Mataram justru ada orang yang sudah riset, ditulis di Nasional Geografi, kata ‘bajingan’ artinya orang yang dicintai Tuhan. Karena itu, dulu disebut sebagai kusir dokar, kusir gerobak sapi. Bajingan artinya mereka yang justru membawa berkah karena mengangkut bahan makanan dari zaman Mataram. Di zaman perang kemerdekaan, pejuang disembunyikan di gerobak itu oleh para bajingan.
“Tetapi kita tidak mempersoalkan itu. Yang kita persoalkan adalah hak orang untuk mengucapkan sesuatu kenapa dihalangi. Saya berhak untuk mengajukan pandangan politik saya, sama seperti saya menghormati hak para pemuji dan pemuja Jokowi. Kan saya tidak melaporkan mereka ke Bareskirim kan? Walaupun kita tahu kok ini menghina akal sehat. Jadi bukan sekadar pejabat yang dihina, para pemuja Jokowi menghina akal sehat publik dengan menganggap Jokowi 90% masih didukung,” ungkap Rocky.
Dalam pembahasan Bersama Hersubeno Arief, wartawan senior FNN, itu Rocky juga mengatakan bahwa kata ‘bajingan’ kalau dimasukkan dalam etnolinguistik sebetulnya merupakan istilah yang bagus. Istilah yang memperlihatkan ada keakraban.
“Jadi, saya sebutkan, memang bajingan presiden Jokowi itu. Di dalam dalil itu suasananya berdebat politik, bukan saya maksud dia sebagai kepala keluarga. Sering saya ucapkan di publik bahwa saya menghormati Jokowi, dia baik sebagai kepala keluarga, tapi dia buruk sebagai kepala negara. Jadi orang mesti tahu bahwa saya mendeskripsikan keadaan, bahkan mendeskripsikan keadaan psikologi presiden Jokowi kan? Saya tidak mendeskripsikan personilnya, di mana mana saya ucapkan itu,” ujar Rocky.
Rocky dilaporkan oleh relawan Jokowi, bukan oleh Jokowi karena menurut Rocky Jokowi pasti tahu bahwa ini bukan delik kejahatan, tetapi delik aduan.
“Bayangin kalua misalnya itu dijadikan dasar, enggak ada percakapan. Kalau begitu semua orang takut untuk membicarakan itu. Itu bahayanya tuh kalau kita dungu di dalam membaca hukum pidana. Itu kan hukum pidana itu sudah diubah, enggak ada delik penghinaan Presiden karena Presiden itu fungsi. Presiden itu tidak punya martabat, yang punya martabat itu manusia konkrit, karena itu disebut human dignity ‘martabat manusia’. Presiden nggak bisa punya martabat. Martabat itu melekat pada manusia seumur hidupnya, presiden kan 5 tahun sekali diganti, masa ada martabat berubah setiap 5 tahun,” jelas Rocky.
Rocky juga menerangkan, tanpa kebencian, menggunakan logika, dan mau membiasakan bangsa ini supaya jujur mengucapkan. Jangan diedit-edit. “Kalau memang presiden gagal dan saya sebut tolol ya kebijakannya yang tolol. Misalnya soal IKN, itu konteksnya IKN, itu kan kebijakan tolol. Sudah ditolak di mana-mana masih didagangin juga,” ujar Rocky.
Jadi, tambah Rocky, ini pelajaran terus-menerus supaya kita jangan merasa jagoan, kalau dihina lalu mengumpulkan massa. “Saya sendirian ucapin itu dengan logika saya. Jadi bantah saja di dalam dalil,” pungkas Rocky.(sof)