Rocky Gerung: Saat Ini Tidak Ada Pemimpin, Semua Orang Boleh Memimpin
Jakarta, FNN – Diam-diam pada Senin lalu (21/3) pimpinan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Adhie Massardi bertemu dengan Ketum PBNU Gus Yahya. Mereka bersama mendiang Wimar Witoelar memang pernah sama-sama menjadi jurubicara Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Secara berkelakar, Adhie Massardi menyebut ini adalah pertemuan pimpinan NU dan NO. NU yang dimaksud adalah Nahdlatul Ulama, sementara NO adalah Nahdlatul Oposisi.
Mengomentari pertemuan itu, pengamat politik Rocky Gerung menyatakan semakin menguatkan masyarakat luas menyikapi keadaan bangsa.
“Ini suasana yang mengarah pada kebangkitan dan masyarakat sipil terutama, karena kasus Haris Azhar tiba-tiba kembali pulih untuk mengaktifkan kembali energi mempersoalkan kekuasaan. Mahasiswa juga begitu. Sedangkan emak-emak sudah beberapa bulan ini mempersoalkan isu minyak goreng,” katanya kepada wartawan FNN Hersubeno Arief dalam kanal Rocky Gerung Official, Jumat 25 Maret 2022.
Kebangkitan masyarakat yang makin meluas dan solid itu, membuat istana kehilangan orientasi. “Yang lucu adalah reaksi istana. Semua reaksi istana menunjukkan dia sudah tidak punya cara untuk membenar-benarkan kebijakannya. Mulai dari IKN yang akhirnya compang-camping lalu cari alasan ngutang sana-sini, akhirnya buntut-buntutnya masyarakat diminta crowd fund, patungan dana. Itu kan ajaib,” paparnya.
Lebih jauh Rocky melihat sesungguhnya keadaan negeri ini sudah tidak ada yang mimpin, jadi semua orang boleh memimpin. Memimpin dengan cara berdoa, pakai pawang, ikut-ikutan sinis pada macam-macam.
Intinya sekarang, kata Rocky masyarakat berada pada keadaan yang disebut anomi (tidak ada nomos lagi), tidak ada lagi panduan hukum sehingga semua orang melakukan segala hal. Yang berbahaya kalau keadaan semacam ini diam-diam dimaksudkan untuk menguji daya tahan publik sambil kita curiga terhadap daya tahan kekuasaan.
“Jadi, ini di mana kita saling melihat peluang untuk mempercepat atau memperlambat perubahan. Tapi yang jelas, perubahan sudah tidak bisa dicegah,” pungkasnya. (isa, sws)