Rumah M. Natsir di Alahan Panjang Cagar Budaya
Oleh Ridwan Saidi, Budayawan
(Foto atas, Bung Karno dan Natsir di resepsi pembukaan Kongres Masyumi 1954 di Surabaya).
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan pemerintah Kabupaten Solok mufakat rumah eks Perdana Menteri dan pemrakarsa mosi integral di DPR yang ubah RIS jadi negara kesatuan M. Natsir menjadi cagar budaya.
Peresmian akan dihadiri undangan dalam dan luar negeri, terutama dari Malaysia (madrasahabi.umi.com)
Lho? Natsir 'kan ikut PRRI. Benar. Kepada saya Natsir katakan bahwa dia menolak ide perpecahan. Apa pun harus dalam rangka persatuan Indonesia. Karena itu muncul kata Republik Persatuan Indonesia mengganti PRRI.
Tidak ada tokoh Masyumi yang menyangka Presiden Sukarno mau berhadir di Kongres Masyumi tahun 1954 di Surabaya. Nyatanya Bung Karno berhadir menyampaikan pidato pembukaan. Kedua tokoh ini, BK dan Natsir, memang tidak seharusnya berpisah. Tiga tokoh Masyumi jadi Perdana Menteri: Natsir, Sukiman, dan Burhanudin Harahap, karena persetujan Presiden Sukarno.
Setelah pemilu 1955 semua berjalan begitu cepat sehingga tahun 1959. Power game sudah sangat sulit untuk dimengerti. Tampaknya game players juga dari mana2.
Dari gesture kedua tokoh dalam photo di atas tampaknya hubungan mereka baik2 saja. Ber-kali2 saya berbicara dengan Pak Natsir, tak pernah sekali pun Pak Natsir bicara negatif tentang BK.
Peresmian rumah Alahan Panjang yang direncanakan dalam waktu dekat akan diawali dengan acara skala Nasional Dewan Da'wah Islamyah Indonesia yang didirikan Pak Natsir lebih 50 tahun lalu.
Kalau pun ada yang harus diiri-hatikan, dari kedua tokoh dalam photo di atas, dengan kekurangannya, sampai sekarang mereka masih dibincangkan orang. (*)