Sekali Lagi Jangan Anggap Remeh TKA Cina
Oleh Sugeng Waras, Purnawirawan TNI AD
LBP atas nama rezim Jokowi boleh bicara. Saya (Sugeng Waras) sebagai warga negara berhak menduga !
Jangan hanya melihat apa yang kasat mata sekarang, tapi cerdas dan cermatlah memprediksi masa akan datang.
TKA China! Sekali lagi TKA China adalah orang asing, non-pribumi, yang tinggal di Indonesia dengan alasan sebagai pekerja asing yang legal formal atas kesepakatan dan restu dari kedua pemerintahan Cina dan Indonesia
Tapi, sesederhana itukah pelaksanaanya?
Kita tidak boleh lengah dan jangan lemah, untuk percaya begitu saja, bahwa mereka benar-benar tenaga pekerja ahli dibidangnya.
Adagium, belum tertipu kalau belum pergi ke negeri Cina, mempunyai makna bahwa dalam mencapai tujuanya, Cina licik dan lihai menipu, menghalalkan segala cara, baik secara ucapan, kualitas barang maupun jenis dan bentuk lainnya.
Analisis kehadiran TKA Cina masuk ke Indonesia dan tinggalnya di Indonesia adalah:
TKA Cina, sangat mungkin tidak sesuai jumlahnya, antara yang tercatat di bagian imigrasi dengan fakta di lapangan.
Di samping masuknya TKA Cina lewat pelabuhan laut dan udara, sesuai informasi yang ada, mereka juga mendarat dengan perahu-perahu kecil di luar area pelabuhan, yang mengindikasikan ada pengkhianat dari kita yang menjemput dan membawa ke tempat penampungan kerja di Morowali.
Kebanyakan mereka berbadan tegap, yang bisa jadi mereka adalah anggota militer atau mantan militer Cina.
Setibanya di lokasi penampungan, kita tidak pernah tahu barang apa saja yang dibawa, baik yang dibungkus, tertutup atau yang terbuka. Baik dalam volume besar atau kecil.
Selama di lokasi kita tidak pernah tahu, kegiatan mereka sepenuhnya, apa lagi ada larangan masuk bagi siapapun, kecuali dari petugas keamanan mereka. Kita menjadi orang asing di negeri sendiri.
Tidak menutup kemungkinan adanya konspirasi, kolaborasi jahat atau kong kalikong antara pimpinan mereka dengan petugas-petugas kita, sesuai on the track yang diarahkan rezim.
Dalam mekanisme dan dinamikanya, tidak menutup kemungkinan adanya tindakan, perlakuan dan sanksi yang timpang antara TKA Cina dengan pribumi. Baik dalam jumlah pekerja yang besar berbanding dengan yang kecil, seimbang, atau lebih besar yang kemudian seluruhya diawaki oleh TKA. Bahkan lebih memiriskan ke depan tidak menerima pekerja pribumi yang hendak bekerja di perusahaannya.
Asimilasi, pernikahan TKA dengan penduduk asli di sekitar lokasi, tidak menutup kemungkinan mempengaruhi dan memanggil saudara-saudaranya yang jauh di Tiongkok untuk mengikuti pernikahan itu. Hal ini merupakan bungkus yang cantik untuk alasan menjadi penduduk pribumi.
Penyimpangan masalah-masalah administrasi, baik surat-surat keimigrasian, lamanya tinggal, pergantian pekerja, pemulangan dan pemasukan kembali TKA, KTP ganda dan lain-lain sangat berpotensi menguntungkan mereka dalam pemilihan presiden yang akan datang.
Tentunya analisis diatas, adalah analisis yang sangat sederhana, dengan bahasa yang mudah dicerna, tanpa mengaitkan hal-hal lain secara integratif, komprehensif, profesional, dan terpadu.
Di sisi lain, pemikiran jangka pendek, menengah maupun jangka panjang nyaris dilupakan dan tidak diprediksi oleh rakyat kebanyakan.
Sebaliknya bagi para pejabat, terutama LBP, menganggap kita bodoh, takut dan tidak memperhatikan bahayanya di kemudian hari.
Maka, saya mengimbau kepada saudara-saudaraku semuanya, marilah kita berpikir secara realistis, dan terus berjuang untuk meluruskan dan melawan kebijakan rezim yang riskan dengan kehancuran masa depan kita, masa depan anak-anak dan cucu cicit kita.
Jangan pernah lelah, jangan pernah bosan dan jangan pernah menyerah!
Jangan pernah meremehkan jumlah TKA yang kecil, menunggu setelah jumlah mereka besar, yang membuat kita tidak berdaya dan tidak berkutik.
Terus ikuti, antisipasi hadang dan halang-halangi setiap ada TKA yang masuk ke Indonesia meskipun berisiko.
Ingat, pahami dan sadari, LBP, TNI POLRI, para penguasa dan para penegak hukum adalah manusia-manusia biasa seperti kita, yang bisa berubah hati dan pikiran sebelum tiba ajalnya.