internasional

Jepang Mengapresiasi Presidensi G20 Indonesia

Nusa Dua, Bali, FNN - Jepang menyampaikan apresiasi atas Presidensi G20 Indonesia yang menyuarakan  pesan kuat dalam perdamaian dan pemulihan ekonomi dunia.\"Kami benar-benar mengapresiasi kepemimpinan tegas yang dilakukan Presiden Joko Widodo dalam menyusun seluruh rangkaian dan membuat KTT berhasil,\" kata Sekretaris Pers Kementerian Luar Negeri Jepang, Ono Hikariko, di Media Center KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11) malam.Menurut Ono, dalam Deklarasi Pemimpin G20 Bali yang telah disepakati mengandung pesan kuat dan poin-poin penting mengenai situasi dunia saat ini. \"Dokumen itu dapat menjadi langkah besar ke depan,\" kata Ono yang menambahkan Jepang menghargai upaya jalur serpa dan keuangan Presidensi G20 Indonesia.Delegasi Jepang juga menyampaikan kekagumannya atas rangkaian acara, seperti salah satunya saat jamuan makan malam yang spektakuler.Terkait hubungan bilateral ke depan, Ono mengemukakan bahwa Perdana Menteri Fumio Kishida optimistis atas kemajuan hubungan kedua negara, salah satunya pada upaya mengatasi perubahan iklim seperti dukungan bagi Jepang atas inisiatif nol emisi Asia dan Kemitraan Transisi Energi (JETP). \"Dalam kolaborasi itu kami harap Indonesia dan Jepang dapat berperan mengatasi isu perubahan iklim dan kerja sama energi,\" kata Ono.Delegasi Jepang PM Kishida tiba di Bali pada Minggu (13/11) untuk menghadiri rangkaian KTT G20 di Nusa Dua pada 15-16 November. Bali juga menjadi tempat delegasi Jepang melakukan pertemuan bilateral hingga perbincangan dengan negara lain antara lain Rwanda, Afrika Selatan, Argentina, maupun pertemuan darurat NATO/G7.Presidensi G20 Indonesia telah mengadopsi Deklarasi Pemimpin G20 Bali. Indonesia juga telah menyerahkan tongkat estafet kepada India sebagai Presidensi G20 selanjutnya.(Sof/ANTARA)

Global Media Congress 2022 Mengajak Media Mengubah Masa Depan Anak Muda

Abu Dhabi, FNN - Gelaran Global Media Congress (GMC) 2022 digelar pertama kalinya di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) yang merupakan agenda pertemuan industri media dan jurnalis dari seluruh belahan dunia ini, dibuka mulai 15-17 November 2022, di Abu Dhabi National Exhibition Centre (ADNEC). GMC 2022 dibuka langsung oleh Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, anggota Keluarga Kerajaan Abu Dhabi sekaligus Menteri Urusan Kepresidenan UEA, disusul oleh Menteri Pemuda UEA, Shamma Al Mazrui, dengan mengajak media mengubah masa depan anak muda.Mengusung tema ‘Shaping the Future of Media Industry’ atau ‘Membentuk Masa Depan Industri Media’, petinggi UEA ini mengundang para jurnalis muda di bawah usia 30 tahun untuk dapat ambil andil dalam perubahan pemberitaan ke arah yang lebih positif dan relevan terhadap isu-isu saat ini, terutama bagi anak muda.“Saya tahu berita gosip, fesyen yang buruk, perceraian selebriti, atau bahkan berita ‘clickbait’ yang mencolok dan ambigu yang entah bagaimana tanpa melewati tahapan pengecekan fakta akan menghasilkan klik, ‘like’, dan ‘share’ yang lebih banyak dan menguntungkan kalian dalam jangka pendek. Tapi masa depan seperti apa yang bisa Anda bayangkan bila anak muda kita berakhir tanpa arah, depresi, terdiskoneksi dari masyarakat, bermasalah kesehatan mental, dan tidak memiliki pekerjaan?” ujar Shamma Al Mazrui.Melalui gelaran yang dihadiri lebih dari 10 ribu partisipan ini Shamma menginginkan ke depan para jurnalis dapat lebih fokus dan mengedepankan informasi positif dan membangun bagi anak muda, seperti isu pengangguran, krisis iklim, dan kesehatan mental.“Menurut studi, ternyata mereka (anak muda) menginginkan media yang menarik, namun tetap benar-benar peduli dengan masa depan mereka, yang membuat mereka menjadi warga negara yang lebih baik. Mereka ingin ditantang secara intelektual, terprovokasi secara bijak, mampu mempelajari keterampilan baru, membidik wawasan baru dari media, mereka ingin menemukan arti melalui pencarian solusi atas masalah-masalah yang dialami komunitasnya,” kata Shamma pula.Shamma berharap dengan diadakannya gelaran GMC 2022, para jurnalis muda dapat kembali ke negaranya masing-masing, kemudian mampu mengubah perspektif masyarakat ke arah positif dan membangun landasan yang lebih sehat.“Saya berharap kita bisa bersama-sama memprioritaskan dan menormalisasi aksi menjaga iklim dan menjadikannya standar bagi orang-orang untuk berkontribusi, sekaligus juga menghibur, sehingga orang menyukai, mengklik, dan berbagi hal tersebut,” kata Suhail dalam sambutannya.Adapun dalam gelaran GMC 2022, para jurnalis muda dan partisipan lain dapat memilih berbagai workshop tersedia untuk peningkatan kemampuan dan penambahan wawasan mengenai beragam topik, mulai dari pengaruh media terhadap masyarakat yang toleran hingga pengaruh teknologi kecerdasan buatan terhadap transformasi industri media.GMC 2022 digelar selama 3 hari, dan dihadiri peserta atau delegasi yang terdiri dari pemimpin media, spesialis media, influencer, pemimpin perusahaan start-up, hingga akademisi dari berbagai negara. Beragam rangkaian agenda digelar dengan menghadirkan 162 pembicara dari berbagai negara, mulai dari konferensi, workshop, hingga puluhan stan pameran dari berbagai industri media.(Sof/ANTARA)

Indonesia Berhasil Memimpin G20 pada Masa Sulit

Badung, FNN - Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau menganggap Indonesia mampu memimpin G20 di tengah situasi sulit dan ketegangan politik serta berhasil menggiring pencapaian kesepakatan akhir pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. Ketika pada Rabu berbicara saat konferensi pers selepas pertemuan puncak G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, PM Trudeau menyebutkan bahwa G20 di bawah kepemimpinan/presidensi Indonesia mampu menghasilkan Deklarasi Bali (G20 Bali Leaders\' Declaration).  Trudeau mengakui bahwa proses untuk mencapai konsensus atau kesepakatan di forum G20 tidak pernah mudah, khususnya saat ada isu-isu tertentu yang berdampak pada perekonomian dunia --yang melibatkan banyak aktor, dan ketika negara-negara punya perspektif berbeda.\"Namun, berkat upaya yang dilakukan oleh Indonesia, dan sekali lagi kita harus mengakui kepemimpinan Presiden Joko Widodo --karena atas kepemimpinannya seluruh anggota G20 dapat menemukan mufakat,\" kata Trudeau saat menjawab pertanyaan media. Ia menilai Deklarasi Bali berhasil memuat pernyataan sikap yang tegas, terutama dalam menyikapi invasi Rusia di Ukraina serta dampaknya yang dapat memicu krisis pangan dan perekonomian dunia.\"Tiap pihak yang mengupayakan (keberhasilan, red) ini perlu mendapat pujian. Semua yang menghadiri pertemuan, khususnya kepemimpinan Indonesia,\" kata Trudeau.Ia menilai Deklarasi Bali memuat sejumlah target yang cukup ambisius, terutama pada target-target yang terkait dengan aksi iklim dan arsitektur kesehatan global.Walaupun demikian, Trudeau menyampaikan bahwa dunia berharap banyak terhadap G20 sehingga sudah sepatutnya forum ekonomi terbesar dunia itu memasang target-target yang ambisius.Kanada, ujarnya, memahami berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia maupun negara-negara lain di dunia.  Perubahan iklim, ketahanan energi, upaya mewujudkan dunia tanpa emisi atau yang rendah emisi, serta upaya menciptakan lapangan kerja yang layak --sehingga tiap orang dapat menafkahi keluarganya-- merupakan contoh tantangan yang ia sebutkan.  \"Itu menjadi masalah yang kami bahas bersama, dan kami berupaya mengatasi itu,\" kata Trudeau.Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 berlangsung pada 15-16 November 2022 di The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali,  dan menghasilkan kesepakatan yang terangkum dalam dokumen yang dinamai Deklarasi Bali.Dokumen yang terdiri atas 52 paragraf itu memuat pernyataan sikap bersama G20 atas sejumlah isu terkait ketahanan pangan dan energi, arsitektur kesehatan global, dan transformasi digital.Melalui Deklarasi Bali, G20 sepakat mendesak Rusia menghentikan agresinya dan keluar dari wilayah Ukraina. Meskipun para pemimpin negara menyadari bahwa G20 bukan forum untuk membahas dan berdiskusi mengenai isu keamanan, mereka sepakat bahwa masalah keamanan tetap memengaruhi situasi perekonomian global.Oleh karena itu, negara-negara anggota G20 menegaskan bahwa penting untuk menegakkan hukum internasional dan sistem multilateral yang memelihara perdamaian dan stabilitas.\"Penggunaan senjata nuklir tidak dapat dibiarkan. Resolusi damai harus dikedepankan, upaya-upaya untuk mengatasi krisis seperti diplomasi dan dialog tetap penting. Era perang sebagaimana yang masih terjadi saat ini harus segera dihentikan,\" kata mereka.(Ida/ANTARA)

Presidensi G20 Momen Emas Hubungan RI-Inggris

Jakarta, FNN - Presidensi G20 dan perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KKT) G20 dinilai oleh Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins sebagai momen keemasan hubungan diplomatik Indonesia-Inggris. \"Saya merasa sangat beruntung bisa berada di Indonesia. Saat ini merupakan masa keemasan hubungan baik kedua negara,\" kata Dubes Owen Jenkins dalam suatu wawancara di sela-sela KTT G20 di Bali, Rabu.Dia menilai bahwa hubungan kedua negara selama ini terjalin sangat baik dengan adanya berbagai kerja sama dalam berbagai bidang. \"Saya rasa hubungan kedua negara dalam kondisi sangat baik. Saya rasa, baik Indonesia maupun Inggris, melihat potensi yang begitu besar bagi kedua negara untuk bekerja sama dalam sejumlah bidang dan sektor,\" ujarnya.Terkait tema presidensi G20 Indonesia \"Pulih Bersama, Pulih Lebih kuat\", Dubes Inggris itu menilai tema tersebut telah mewakili keprihatinan seluruh negara pascapandemi COVID-19 yang berdampak pada negara-negara di dunia dalam banyak aspek, baik ekonomi, pendidikan maupun kebudayaan.\"Tentu saja saya rasa tema \'Pulih bersama, Pulih Lebih Kuat\' merupakan jargon sekaligus tema yang dibutuhkan dunia saat ini. Dan saya rasa ketika Indonesia menetapkan jargon tersebut lengkap dengan tiga isu prioritas transisi energi, transformasi digital dan penguatan infrastruktur kesehatan global, ini sangat tepat karena kita baru saja pulih dari pandemi,\" kata Jenkins.Selanjutnya, dia juga menyinggung soal manfaat lain G20 bagi hubungan Indonesia dan Inggris, terutama manfaat ekonomi.Menurut dia, kedua negara akan mendapatkan keuntungan ekonomi yang banyak dari Presidensi G20 Indonesia.\"Jika kita melihat jauh ke depan, berbicara mengenai isu transisi energi, begitu pula transformasi digital, juga kebutuhan sektor kesehatan, forum G20 mendorong penguatan kerja sama di bidang-bidang tersebut. Saat ini kita masih memiliki kerja sama yang sangat erat di sektor transisi energi yang dapat diperbarui,\" ucapnya.\"Saya rasa kedua negara bisa mendapatkan keuntungan yang luar biasa banyak dari presidensi G20. Dan seperti pernyataan saya sebelumnya, isu prioritas yang diusung oleh Indonesia adalah juga menjadi stimulus untuk meningkatkan perekonomian kedua negara, baik bagi Inggris maupun Indonesia,\" ujar Jenkins.(Sof/ANTARA)

Menlu Rusia dan Presiden Korsel Meninggalkan Bali Sebelum KTT G20 Usai

Nusa Dua, Bali, FNN - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah meninggalkan Bali sebelum KTT G20 selesai.Selain kedua pemimpin tersebut, Presiden Uni Emirat Arab Sheihk Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, dan Ketua FIFA Gianni Infantino yang hadir sebagai undangan juga sudah kembali ke negaranya masing-masing.“Sudah pulang semalam. Semalam yang pulang adalah Presiden UAE, PM Korsel, Menlu Rusia, PM Kamboja, dan Ketua FIFA,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah di sela-sela KTT G20 di Nusa Dua, Bali, pada Rabu.Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan sejumlah kepala negara G20 lainnya dijadwalkan pulang pada Rabu. Indonesia sebagai presiden G20 menyelenggarakan pertemuan puncak kelompok 20 ekonomi terbesar dunia pada 15-16 Desember 2022 di Bali.Pada hari pertama KTT, para kepala negara G20 dan pemimpin organisasi internasional membahas isu ketahanan pangan dan energi serta isu kesehatan, serta mengikuti jamuan makan malam yang diadakan di kompleks Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana.Sementara pada hari kedua KTT, mereka dijadwalkan melakukan penanaman bakau di Taman Hutan Rakyat Ngurah Rai yang dilanjutkan dengan pembahasan mengenai isu transformasi digital.KTT akan ditutup dengan penyerahan presidensi G20 oleh Indonesia kepada India, yang akan menjalankan kepemimpinan G20 untuk tahun 2023. (Ida/ANTARA)

Untuk Membahas Ledakan di Polandia, Biden Menggelar Pertemuan Darurat

Bali, FNN - Para pemimpin global yang berkumpul untuk pertemuan G20 di Bali pada Rabu menggelar pertemuan darurat untuk membahas ledakan mematikan di Polandia, yang menurut otoritas Ukraina dan Polandia disebabkan oleh rudal buatan RusiaGedung Putih menyebutkan bahwa pertemuan itu diselenggarakan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, setelah dua orang tewas dalam sebuah ledakan di Przewodow, sebuah desa di Polandia timur dekat perbatasan dengan Ukraina. Para pemimpin dari AS, Jerman, Kanada, Belanda, Jepang, Spanyol, Italia, Prancis, dan Inggris turut hadir dalam pertemuan tersebut. Semua negara itu, kecuali Jepang, merupakan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yakni sebuah aliansi pertahanan yang juga mencakup Polandia.Penentuan bahwa Moskow yang harus bertanggungjawab atas ledakan itu dapat mendorong prinsip pertahanan kolektif yang dikenal sebagai Pasal 5 dalam pakta pertahanan tersebut. Pasal 5 itu menyebutkan bahwa serangan terhadap salah satu anggota aliansi Barat dianggap sebagai serangan terhadap semuanya, sehingga dapat memulai pertimbangan tentang kemungkinan respons militer.Para pemimpin secara singkat tampak duduk bersama di sekitar meja konferensi pada awal pertemuan itu. Biden mengatakan \"tidak\" ketika wartawan bertanya apakah dia bisa menyampaikan apa yang ia tahu tentang ledakan di Polandia. Dia juga tidak berkomentar ketika ditanya tentang kemungkinan keterlibatan Rusia.Beberapa pejabat mengatakan tidak tahu pasti sampai berapa lama pertemuan itu akan berlangsung.Polandia memanggil Duta Besar Rusia di Warsawa untuk meminta penjelasan setelah Moskow membantah bertanggung jawab atas serangan itu. (Ida/ANTARA/Reuters)

Keadilan Iklim Semakin Sulit ketika Populasi Melampaui 8 Miliar

Sharm el-Sheikh, FNN - Populasi dunia telah melampaui angka delapan miliar orang pada Selasa, menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang memperingatkan bahwa akan semakin banyak kesulitan di negara-negara yang telah menghadapi kekurangan berbagai sumber akibat perubahan iklim.Baik itu makanan atau air, baterai atau bahan bakar, berbagai bahan-bahan akan semakin sedikit di tengah populasi global yang diperkirakan oleh PBB akan meningkat sebanyak 2,4 miliar orang pada tahun 2080.\"Setiap orang membutuhkan bahan bakar, kayu, air, dan tempat tinggal,\" kata Stephanie Feldstein yang merupakan direktur populasi dan keberlanjutan dari Pusat Keanekaragaman Hayati.Tekanan sumber daya akan menjadi kian mengancam di negara-negara Afrika, di mana populasi diperkirakan akan melonjak, kata sejumlah ahli.Ancaman tersebut juga menghantui negara-negara yang paling rentan terhadap dampak iklim, dan yang paling membutuhkan pendanaan iklim.Di Afrika sub-Sahara, di mana sebanyak 738 juta orang telah hidup tanpa adanya pasokan makanan yang cukup, populasi diperkirakan akan melonjak sebesar 95 persen pada pertengahan abad, menurut Institut Ekonomi dan Perdamaian.Organisasi think-tank itu memperingatkan dalam laporannya di bulan Oktober bahwa kebanyakan dari Afrika sub-Sahara akan menjadi tidak berkelanjutan pada pertengahan abad.Tanda kesuksesan manusiaSecara global, populasi sebesar delapan miliar menandakan tambahan sebesar satu miliar orang dalam jumlah populasi dunia hanya dalam 11 tahun terakhir.Angka yang mencapai delapan miliar orang merupakan \"tanda kesuksesan manusia, namun itu juga merupakan risiko besar untuk masa depan kita,\" kata John Wilmoth yang merupakan direktur divisi populasi PBB.Negara-negara berpendapatan menengah, kebanyakan di Asia, berkontribusi terbanyak terhadap pertumbuhan tersebut, dengan peningkatan sebesar 700 juta orang sejak 2011.Jumlah populasi India meningkat sebesar 180 juta orang, dan akan melampaui China sebagai negara dengan jumlah populasi terbesar tahun depan.Meski demikian, angka kelahiran telah menurun secara stabil di Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang.Sementara itu, China telah mengalami kesulitan untuk memperjuangkan Kebijakan Satu Anaknya, di mana pada tahun lalu keluarga-keluarga diimbau untuk memiliki anak kedua, bahkan ketiga, bersamaan dengan pembatasan akses terhadap aborsi non-medis.Meski populasi global telah mencapai tingkat ketinggian baru, para ahli demografi mencatat bahwa pertumbuhan telah menurun ke kurang dari 1 persen per tahunnya. Laju tersebut diperkirakan akan menjaga pertumbuhan populasi di bawah 9 miliar orang hingga 2037.PBB memproyeksikan bahwa angka populasi akan mencapai puncak, yakni sekitar 10,4 miliar orang, pada tahun 2080 dan tetap berada di tingkat itu hingga tahun 2100.\"Bagian besar dari kisah ini adalah bahwa era pertumbuhan populasi yang cepat, seperti yang diketahui dunia selama beberapa abad, akan berakhir,\" kata Wilmoth.Kekhawatiran yang meningkatSebagian besar dari 2,4 miliar orang yang akan hadir sebelum populasi global mencapai puncaknya akan lahir di Afrika sub-Sahara, yang menandakan perpindahan dari China dan India.\"Secara rata-rata, kota-kota Afrika akan bertumbuh,\" kata peneliti demografi di City University of New York Deborah Balk. Ini akan mengekspos jutaan penduduk kota terhadap ancaman iklim seperti peningkatan permukaan laut.Di dunia, \"zona pantai telah menjadi urban secara disporposional,\" katanya. \"Sekitar satu dari 10 orang tinggal di kawasan pantai yang rendah.\"Kota pesisir Nigeria, Lagos, contohnya, diperkirakan akan menjadi kota terbesar di dunia pada akhir abad.Pertumbuhan populasi yang pesat, dikombinasikan dengan perubahan iklim, kemungkinan akan menyebabkan migrasi besar-besaran dan konflik dalam beberapa dekade ke depan, menurut para ahli.Lebih banyak orang di dunia juga berarti tekanan yang lebih besar terhadap alam, saat orang-orang berkompetisi dengan alam liar untuk air, makanan, dan ruang.Namun, berapa banyak yang mereka konsumsi juga menjadi sesuatu yang penting, dan para pembuat kebijakan dapat membuat perbedaan yang besar melalui mandat untuk mengubah pola konsumsi.Emisi karbon dari masyarakat terkaya yang berada di 1 persen teratas, atau sekitar 63 juta orang, lebih dari dua kali lipat dari emisi mereka yang paling miskin antara tahun 1990 dan 2015.Hal tersebut menurut analisis Institut Lingkungan Hidup Stockholm dan lembaga nirlaba Oxfam International.Dampak manusia terhadap dunia \"lebih terkait dengan bagaimana kita berperilaku alih-alih dengan berapa banyak jumlah kita,\" kata Wilmoth. (Sof/ANTARA/Reuters)

Rusia Didesak Majelis Umum PBB untuk Membayar Ganti Rugi Perang ke Ukraina

PBB, FNN - Majelis Umum PBB pada Senin (14/11) mengesahkan sebuah resolusi yang meminta Rusia agar membayar ganti rugi ke Ukraina atas perang yang diluncurkan Moskow pada Februari 2022 lalu.Resolusi yang disepakati badan dunia beranggotakan 193 negara itu juga menuntut pertanggungjawaban Rusia atas segala pelanggaran hukum internasional di atau terhadap Ukraina.Sebanyak 94 negara, termasuk Turki, mendukung resolusi tersebut, sedangkan 14 negara menolak dan 74 lainnya abstain. Sementara Rusia, China, Iran dan Suriah termasuk negara yang menentang resolusi tersebut.Resolusi itu juga menyerukan pembentukan \"mekanisme internasional\" untuk ganti rugi kerusakan, kerugian atau cedera yang disebabkan oleh \"tindakan salah secara internasional\" Rusia terhadap Ukraina.Resolusi tersebut juga merekomendasikan pembuatan daftar kerusakan internasional yang berfungsi sebagai satu catatan, dalam bentuk dokumenter, bukti dan informasi klaim tentang kerusakan, kehilangan atau cedera pada semua orang dan badan hukum untuk mendukung sekaligus mengkoordinasikan pengumpulan bukti.Tidak mengikat secara hukumResolusi Majelis Umum tersebut tidak mengikat secara hukum, namun memiliki kepentingan politik dan hingga kini badan dunia tersebut telah mengeluarkan empat resolusi yang mengecam agresi Rusia di Ukraina.Dewan Keamanan, selaku lembaga yang paling berkuasa di PBB, tidak mampu mengambil tindakan karena Rusia adalah salah satu dari lima pemegang hak veto dewan tersebut.\"77 Tahun yang lalu Uni Soviet menuntut dan menerima ganti rugi, menyebutnya sebagai hak moral sebuah negara yang menghadapi perang dan pendudukan. Hari ini, Rusia, yang mengklaim sebagai penerus tirani abad ke-20, melakukan semua cara agar tidak menanggung konsekuensi perang dan pendudukannya sendiri; berupaya untuk kabur dari tanggung jawab atas kejahatan yang dilakukannya,\" kata Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya di hadapan Majelis Umum.\"Rusia bakal gagal, sama seperti halnya gagal di medan perang.\"Kyslytsya menuding Rusia berbuat kejam di Ukraina termasuk pembunuhan, pemerkosaan, penyiksaan, deportasi paksa dan penjarahan. Ia mengatakan bahwa inilah saatnya meminta pertanggungjawaban Rusia.Namun utusan Rusia untuk PBB menyebut resolusi itu \"cacat\". \"Para rekan pendukung harus menyadari bahwa adopsi resolusi semacam itu dapat memicu konsekuensi yang mungkin bisa menjadi bumerang untuk mereka sendiri,\" kata Vassily Nebenzia. Utusan Uni Eropa untuk PBB Olof Skoog menjelaskan bahwa kondisi hancur di Ukraina luar biasa sebagai akibat target infrastruktur, rumah sakit, sekolah dan rumah yang disengaja.Skoog menyeru negara-negara anggota untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas tindak salah dan destruksi sembrono mereka.(Sof/ANTARA)

Misi PBB Diminta Zelenskyy untuk Menengok Infrastruktur Energi Ukraina

Jakarta, FNN - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta misi ahli dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengunjungi dan menilai kehancuran infrastruktur energi Ukraina untuk dapat memulai upaya pemulihan.\"Kami telah mengusulkan mengirim misi ahli PBB ke objek-objek infrastruktur energi kritis Ukraina untuk menilai kehancuran dan kebutuhan untuk pemulihan, serta untuk mencegah kehancuran mereka lebih lanjut,\" kata Zelenskyy saat menyampaikan pidato secara virtual pada rangkaian acara KTT G20 yang berlangsung di Bali, Selasa.\"Pengiriman misi ini perlu dipercepat,\" ujar Presiden Ukraina itu pada KTT yang resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo, dan dihadiri oleh 17 pemimpin anggota G20, termasuk Presiden AS Joe Biden, Presiden Turkiye Recep Erdogan dan Presiden China Xi Jinping.Dia menyebutkan bahwa sekitar 40 persen infrastruktur energi Ukraina telah hancur akibat perang dengan Rusia.Dalam pidatonya, Zelenskyy juga menyerukan kepada para pemimpin negara Kelompok 20 ekonomi besar dunia (G20) tentang pentingnya menangani masalah keamanan energi.Menurut dia, kunjungan misi ahli PBB ke objek infrastruktur energi Ukraina akan menjadi kontribusi nyata dari komunitas internasional untuk stabilisasi keadaan energi di Ukraina dan Eropa, dan pada gilirannya di pasar energi global.\"Kita juga harus mengambil langkah mendasar agar sumber energi tidak lagi digunakan sebagai senjata,\" ucap Zelenskyy.Keamanan energi merupakan salah satu isu utama dari sejumlah masalah global yang dibahas dalam pertemuan G20 saat banyak negara di dunia, terutama di Eropa, sedang mengalami lonjakan harga energi.G20 merupakan forum internasional yang dibentuk untuk mengatasi isu-isu terkait tata kelola ekonomi global. G20 terdiri dari 19 negara anggota --Argentina, Australia, Brazil, Kanada, China, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea Selatan, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat-- dan Uni Eropa.Indonesia pada tahun ini memegang Kepresidenan G20, dan KTT G20 ke-17  berlangsung pada 15-16 November 2022 di Nusa Dua, Bali.(Sof/ANTARA)

Xi-Biden Mencapai Kesepakatan tentang Hubungan Bilateral dan Bahas Isu Ukraina

Jakarta, FNN - Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Senin (14/11) mencapai serangkaian kesepakatan tentang menjaga dialog dan koordinasi bilateral di berbagai bidang, dan saling bertukar pandangan soal isu Ukraina.Bertemu sebelum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 (Group of 20/G20) diadakan di Pulau Bali, kedua presiden menyepakati bahwa tim diplomatik mereka harus menjaga komunikasi strategis dan melakukan konsultasi secara rutin.Tim keuangan mereka akan terus melakukan dialog dan koordinasi terkait kebijakan makroekonomi, hubungan ekonomi, dan perdagangan; serta bahwa kedua negara akan bersama-sama mengupayakan keberhasilan pelaksanaan Konferensi Para Pihak Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim ke-27 (COP27).Mereka juga mencapai pemahaman bersama untuk menjalin dialog dan kerja sama di bidang kesehatan masyarakat, pertanian, dan ketahanan pangan, serta sepakat untuk memanfaatkan kelompok kerja gabungan China-AS dengan baik guna mendorong penyelesaian lebih banyak isu.Mereka juga sepakat bahwa pertukaran antarmasyarakat merupakan hal yang sangat penting, dan berjanji akan mendorong perluasan pertukaran semacam itu di semua sektor.Terkait krisis Ukraina, Xi menyatakan bahwa China sangat khawatir terkait situasi saat ini di Ukraina. Xi menguraikan empat poin tentang apa yang harus dilakukan yang diusulkannya tak lama setelah pecahnya krisis tersebut dan empat hal yang harus dilakukan bersama oleh masyarakat internasional yang diusulkannya baru-baru ini.Xi menuturkan bahwa dalam menghadapi krisis global dan rumit seperti yang terjadi di Ukraina, penting untuk memberikan perhatian yang serius terkait tiga poin. Pertama, konflik dan perang tidak menghasilkan pemenang. Kedua, tidak ada solusi yang sederhana bagi isu yang kompleks. Ketiga, konfrontasi antara negara-negara besar harus dihindari.Xi menyampaikan bahwa selama ini China selalu berpihak pada perdamaian dan akan terus mendukung pembicaraan damai. China mendukung dan menantikan dimulainya kembali pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina, dan berharap AS, NATO, dan Uni Eropa (UE) akan menjalin dialog yang komprehensif dengan Rusia.Kedua presiden menganggap pertemuan tersebut sebagai pertemuan yang mendalam, jujur, dan konstruktif. Mereka menginstruksikan tim masing-masing untuk segera menindaklanjuti dan mengimplementasikan sejumlah pemahaman bersama krusial yang dicapai oleh kedua presiden, dan mengambil tindakan konkret guna mengembalikan hubungan China-AS ke jalur pengembangan yang stabil. Kedua presiden sepakat untuk menjaga kontak rutin.(Sof/ANTARA)