olahraga
Mengenang Markis Kido: Kegigihan Ayah dan Kerja Keras Anak
Kegigihan dan pengorbanan Djumharbey akhirnya terbalas dengan melesatnya prestasi Kido bersama Hendra. Mereka juara di berbagai pertandingan regional dan internasional, serta bertengger di papan atas peringkat BWF (Badminton Word Federation). Oleh Rahmi Aries Nova Jakarta, FNN - SEPEKAN telah berlalu, kepergian mendadak Markis Kido, pada Senin (14/6), akibat serangan jantung saat bermain bulutangkis di GOR Petrolin Tangerang, masih menyisakan duka yang mendalam pada rekan-rekannya saat di Pelatnas PBSI Cipayung, lawan-lawannya di berbagai turnamen, terlebih keluarganya. “Duka dan trauma memang tidak bisa sekejap lenyap, kami masih turut merasakan kesedihan dan duka mendalam atas kepergian almarhum Kido yang begitu cepat. Sekali lagi mohon maaf lahir batin untukmu Do dan keluarga almarhum yang ditinggalkan,” ungkap Candra Wijaya, pebulutangkis panutan Kido dalam akun Instagramnya. Pemilik GOR Candra Wijaya International Badminton Center ini mengaku ada beberapa hal yang ia belum sampaikan secara tepat. Oleh karena itu, ia juga memohon maaf, tentang kronologis kepergian Kido mulai saat jatuh di lapangan, saat dibawa ke rumah sakit terdekat, hinga Kido dinyatakan meninggal dunia pada pukul 19.17 WIB oleh pihak rumah sakit. Pihak keluarga sendiri, melalui sang ibu, Yul Asteria, mengatakan telah ikhlas atas kepergian suami dari Richa Sari Pawestri (sesama pemain Pelatnas), ayah dari Quensha dan Quenara. Sepekan ini ibu empat anak ini selalu memposting foto-foto almarhum di akun medsosnya baik saat Kido sedang di lapangan, maupun di luar lapangan bersama keluarga. Penulis sendiri rasanya seperti baru kemarin bertemu ayah Kido, almarhum Djumharbey Anwar, yang terduduk di kursi kayu panjang di pinggir lapangan Pelatnas PBSI. Padahal, peristiwa itu terjadi 20 tahun yang lalu. Kala itu, saya dan beberapa rekan yang sehari-hari meliput di Cipayung, melihat laki-laki paruh baya membawa setumpuk berkas dan kelihatannya seperti menunggu seseorang di pinggir lapangan. Pada saat kami menghampiri laki-laki tersebut, ia mengaku menunggu Ketua Umum PBSI Subagyo HS yang sedang rapat di ruang atas gedung bersama pengurus lain. Seperti sudah tidak sabar ingin curhat, laki-laki yang tak lain ayah Kido itu pun mengaku ingin menghadap langsung Subagyo, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), menyangkut proses promosi di PBSI. Intinya Djumharbey membawa data putranya, Kido, pemain kelahiran 11 Agustus 1984, yang telah mencetak prestasi di berbagai kejuaraan seri (sirkuit) nasional yang menjadi acuan pemilihan pemain untuk masuk ke Pelatnas. Bahkan, data tersebut pun ia lengkapi dengan setumpuk kliping dari berbagai media cetak yang memuat berita dan foto putranya. Seperti jumpa pers terbatas akhirnya kami pun memuat keresahan sang ayah dan mengulas sepak terjang Kido di media kami. Kesimpulannya, Kido wajib mendapat satu kursi di Pelatnas tunggal putra yang ketika itu persaingannya cukup ketat. PBSI pun akhirnya memanggil Kido menjadi penghuni Pelatnas (Pemusatan Latihan Nasional) Cipayung, kawah candra dimuka pebulutangkis Indonesia, sebelum mentas di panggung dunia. Saya salut dengan keberanian sang ayah, karena meski tubuhnya terlihat ringkih, ia tak gentar menghadap Subagyo HS, jenderal berkumis yang menurut saya agak ‘angker’, demi memperjuangkan putranya. Berikutnya Djumharbey juga sukses mengantarkan dua adik Kido, Bona Septano dan Pia Zebadiah Bernadet ke Pelatnas menyusul sang kakak. Sepanjang sejarah Pelatnas mungkin baru keluarga Djumharbey dan keluarga Mainaky (Richard, Rexy, Reony, Marleve) yang menjadi penyumbang anggota keluarga terbanyak ke PBSI. Di Pelatnas ternyata Kido harus memilih tetap bertahan di tunggal putra yang ketika itu masih didominasi oleh Taufik Hidayat, atau pindah ke nomor ganda putra berpasangan dengan rekannya sesama pemain asal Jaya Raya Hendra Setiawan yang menyusul ke Pelatnas di tahun berikutnya. Meski sang ayah lebih menginginkan Kido sukses sebagai pemain tunggal, tetapi akhirnya ia mengalah ketika Kido memilih bergabung dengan tim ganda putra yang dikomandoi pelatih Herry IP dan Sigit Pamungkas. Penulis melihat suasana kekeluargaan di ganda putra menjadi salah satu pertimbangan, selain prestasi dan tradisi emas olimpiadenya. Ketika itu, tim ganda putra Pelatnas mempunyai jadwal makan bersama di luar Pelatnas setiap Rabu siang. Acara ini kerap diisi berenang bersama untuk mengisi waktu luang. Berbeda dengan suasana di tunggal putra yang lebih individualistis. Kegigihan dan pengorbanan Djumharbey akhirnya terbalas dengan melesatnya prestasi Kido bersama Hendra. Mereka juara di berbagai pertandingan regional dan internasional, serta bertengger di papan atas peringkat BWF (Badminton Word Federation). Sayangnya, Djumharbey tidak sempat melihat putra kebanggaannya meraih puncak prestasinya, meraih emas Olimpiade Beijing, pada 16 Agustus 2008. Ia berpulang pada 2 April 2008. Kini Kido, yang dimakamkan satu liang dengan sang ayah. Ia tidak bisa melihat siapa yang akan menjadi penerus tradisi emas ganda putra setelah ia menjadi ganda putra Indonesia terakhir peraih emas Olimpiade, setelah pasangan Rexy Mainaky/Ricky Subagja (Atlanta 1996), Candra Wijaya/Tony Gunawan (Sidney 2000). Ia juga belum sempat mencicipi uang pensiun seumur hidup bagi atlet peraih medali Olimpade yang hanya sebatas janji-janji tanpa realisasi. Apalagi, melihat fakta, APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) terus dikorupsi dan atlet berprestasi tetap gigit jari. ** Penulis adalah wartawan senior FNN.co.id
Italia Libas Wales 1-0, Tapi Keduanya Lolos 16 Besar
Roma, FNN - Tim nasional Italia menundukkan Wales 1-0 dalam laga penutup Grup A Euro 2020 di Stadion Olimpico, Roma, Italia, Minggu waktu setempat (Senin WIB), tetapi keduanya memastikan lolos ke babak 16 besar. Gol tunggal Matteo Pessina menjadi pembeda antara Italia atas Wales yang harus menuntaskan laga dengan 10 pemain lantaran Ethan Ampadu menerima kartu merah pada menit ke-55. Italia lolos ke babak 16 besar sebagai juara Grup A didampingi Wales sebagai runner-up berbekal keunggulan selisih gol atas Swiss. Hal itu tidak lepas dari hasil di Baku, Azerbaijan, di mana Swiss "hanya" meraih kemenangan 3-1 atas Turki, demikian catatan laman resmi UEFA. Kendati terus menekan, Italia tak kunjung mampu menciptakan peluang berbahaya yang mengancam gawang Wales hingga nyaris 40 menit sejak sepak mula. Keadaan berubah ketika Italia memperoleh situasi tendangan bebas di sayap kiri dan umpan Marco Verratti bisa dikonversi oleh Pessina demi memecahkan kebuntuan dan membawa Gli Azzurri memimpin atas Wales pada menit ke-39. Pessina, yang masuk skuad akhir Italia menggantikan Stefano Seni yang cedera, mencetak gol debutnya di turnamen bergengsi dengan pergerakan cermat menyontek umpan tendangan bebas Verratti yang cukup untuk memperdaya kiper Danny Ward. Gol tersebut menyuntik kepercayaan diri para pemain Italia tetapi keunggulan 1-0 tak berubah hingga peluit turun minum. Delapan menit memasuki babak kedua Italia nyaris menggandakan keunggulan mereka saat Federico Bernardechi melepaskan eksekusi tendangan bebas yang keras, sayang bola masih membentur tiang gawang. Tugas Wales untuk bangkit kian dipersulit ketika Ampadu menerima kartu merah langsung dari wasit Ovidiu Hategan pada menit ke-55. Ampadu tampak terlihat telat menjegal Bernardeschi di hadapan Hategan, pelanggaran yang sebetulnya lebih pas hanya menjadi kartu kuning, Namun wasit atas Rumania itu berpendapat lain dan segera memberi kartu merah, membuatnya jadi satu-satunya wasit yang mengeluarkan kartu merah di sepanjang Euro 2020, setelah ia juga mengkartu merah gelandang Polandia Grzegorz Krychowiak. Situasi 11 lawan 10 jelas memberi keleluasaan bagi Roberto Mancini untuk melakukan banyak pergantian dan memberi kesempatan debut Euro 2020 bagi pemain seperti Giacomo Raspadori, Gaetano Castrovilli bahkan kiper Salvatore Sirigu. Di babak 16 besar Italia akan menunggu runner-up Grup C yakni antara Ukraina atau Austria. Sedangkan Wales bakal bertemu runner-up Grup B yang masih bisa diperebutkan keempat tim grup tersebut yakni Belgia, Rusia, Finlandia atau Denmark. (sws)
Sean Gelaell dkk. Awali Balap Ketahanan Portugal dari Posisi Terdepan
Jakarta, FNN - Trio pebalap Sean Gelael, Stoffel Vandorne dan Tom Blomqvist akan memulai balapan FIA World Endurance Championship kelas LMP2 dari barisan terdepan dan hal tersebut bakal memperbesar peluang mereka untuk meraih podium utama pada balapan di Sirkuit Portimao, Portugal, Minggu. Keberhasilan meraih posisi terdepan atau pole position, berdasarkan keterangan resmi dari tim, merupakan pencapaian pertama mereka untuk tim JOTA. Pada sesi kualifikasi Sabtu, Tom dipercaya untuk menggeber mobil nomor 28, mewakili Sean dan Stoffel. Pebalap Inggris berdarah Swedia tersebut dipilih lantaran sejak Free Practice 1 hingga 3 cukup konsisten menjadi yang tercepat di antara tiga pebalap. Tom pun menegaskan kecepatannya itu di babak kualifikasi. "Tom sudah membuktikan bahwa mobil kami cepat. Saya dan Stoffel yang memang diprogramkan untuk lebih banyak fokus di balapan berharap kecepatan itu berlanjut di lomba yang lama dan pastinya melelahkan nanti. Dan, semoga tidak ada insiden apa pun yang menimpa kami," kata Sean Gelael. Kubu JOTA memang sangat tangguh sejak FP1 putaran kedua FIA World Endurance Championship (WEC) di Portimao, Portugal karena selain mobil #28 yang dikemudikan Tom, mobil mereka yang bernomor 38 juga tidak kalah cepat. Pebalap JOTA #38 yang juga juara Formula E, Antonio Felix da Costa berada di posisi dua LMP2 di belakang Tom. Sapu bersih posisi 1-2 tentu jadi modal besar JOTA untuk menyaingi tim kuat, United Autosports USA, dalam balapan 8 jam di Portimao di kelas LMP2. Pebalap Prancis Mathieu Vaxiviere, yang membela tim Alpine Elf Matmut di kelas LMH, menjadi yang tercepat secara keseluruhan. Tom ada di posisi empat, namun pertama buat kelas LMP2. Sean Gelael, Stoffel Vandoorne, dan Tom Blomqvist yang didukung penuh Jagonya Ayam KFC Indonesia, Pertamina dan BNI berharap balapan mereka akan mulus. (mth)
Preview Euro 2020: Inggris vs Kroasia
kesempatan membalas ulah Kroasia dalam turnamen besar sebelumnya ketika Inggris tersingkir dalam semifinal Piala Dunia 2018 setelah balik dihantam 2-1 oleh negara pecahan bekas Yugoslavia itu pada babak perpanjangan waktu. Inggris sebenarnya sudah membalas kekalahan itu, juga dengan skor 2-1, tapi bukan dalam turnamen besar, Nations League 2018-2019, empat bulan setelah nestapa Piala Dunia 2018 itu. Inggris hanya perlu pembalasan itu dikukuhkan di Stadion Wembley nanti malam untuk menunjukkan mereka superior terhadap Kroasia. Three Lions bisa membanggakan rapor selama memainkan turnamen besar di Wembley sebelumnya yang tak pernah kalah. Dan kali ini Wembley lebih istimewa lagi karena jika segalanya mulus Inggris bisa memainkan enam pertandingan di sini, termasuk final. Sempat diliputi kekhawatiran mengenai cedera Harry Maguire, Inggris mendapatkan suntikan semangat setelah kapten Manchester United itu sudah bergabung lagi berlatih dengan tim. Kabar ini menyemangati barisan belakang Inggris sekalipun pelatih Gareth Southgate tak kekurangan opsi dalam posisi ini, termasuk menduetkan bek tengah John Stones dengan bek tengah Aston Villa Tyrone Mings, atau memasang tiga bek tengah yang diapit dua bek sayap. Southgate juga mungkin tak bisa memasukkan Jordan Henderson di tengah karena cedera, tapi dia masih memiliki Declan Rice untuk menambal ketidakhadiran Henderson, baik itu untuk dibiarkan beroperasi sendirian atau disandingkan dengan Kalvin Philips. Lini lainnya seperti aman-aman saja. Kapten Harry Kane tetap memimpin unit serangan, dan kemungkinan bermitra dengan Marcus Rashford dan Raheem Sterling. Yang paling menarik adalah nasib tiga gelandang kreatif mereka; Phil Foden, Mason Mount dan Jack Grealish, apakah dimainkan bersama atau dicicil diturunkan. “Entah kami bermain bersama pemain sayap dalam (formasi) 4-3-3, para nomor 10 dalam 3-4-3, dengan dua pemain sayap dan seorang nomor 10 dalam 4-2-3-1, kami memiliki pemain-pemain yang amat menarik pada slot depan yang bisa memenangi pertandingan,” kata Southgate seperti dikutip Reuters. Yang pasti akhir menyesakkan dada semifinal Piala Dunia 2018 masih menghantui Inggris, apalagi salah satu pemain Kroasia yang membuat luka Inggris siap bermain lagi walau sudah dimakan usia. Luka Modric memang sudah berusia 35 tahun, tapi dia tetap ancaman, bersama dengan mitranya yang gelandang tangguh dari Chelsea, Mateo Kovacic. “Luka itu unik, dia profesional sejati dan dia mendapatkan itu semua baik pada tingkat klub maupun internasional, dengan menjadi gelandang terbaik di dunia,” kata Kovacic. Kovacic, dan skuad Kroasia umumnya, tahu pasti mengulang skenario Moskow tiga tahun lalu di Wembley membutuhkan lebih dari romantisme karena tantangan kali ini berbeda. Tapi seperti Inggris, Kroasia juga tak kekurangan stok pemain bagus, salah satunya adalah yang harus diwaspadai Inggris, gelandang serang Inter Milan Ivan Perisic. Perisic adalah anggota skuad Kroasia yang paling sering terlibat dalam proses gol tim saat turnamen-turnamen besar, dengan tujuh gol dan 4 assist dalam Piala Dunia dan Euro. Dia satu dari tiga pemain Eropa yang selalu mencetak gol atau asisst dalam empat pertandingan turnamen besar sejak Euro 2012 selain Andres Iniesta dan Cristiano Ronaldo. Kemungkinan line-up (dikutip dari laman UEFA) Inggris 4-3-3: Jordan Pickford; Kyle Walker, John Stones, Tyrone Mings, Ben Chilwell; Kalvin Phillips, Declan Rice; Raheem Sterling, Mason Mount, Phil Foden; Harry Kane Kroasia 4-1-4-1: Dominik Livakovic; Sime Vrsaljko, Duje Caleta-Car, Damogaj Vida, Josko Gvardiol; Marcelo Brozovic; Andrej Kramaric, Luka Modric, Mateo Kovacic, Ivan Perisic; Ante Rebic Skenario pertandingan Jika prediksi line-up UEFA itu sejalan dengan yang dipasang Southgate saat kickoff Minggu pukul 20.00 WIB di Wembley nanti, maka Inggris akan tampil ofensif dan secepat mungkin mencetak gol, apalagi empat pemain pada dua per tiga terakhir lapangan mereka rata-rata haus gol. Mereka akan dibuat nyaman oleh susunan bek yang rata-rata aktif menyerang, termasuk Maguire sendiri jika masuk skuad. Seandainya Raheem Sterling, Mason Mount, Phil Foden dan Kane dipasang sebagai empat dari sebelas pemain pertama Inggris, maka Kroasia mesti waspada karena Southgate ingin secepatnya memetik buah dari anugerah dikarunia skuad yang kaya opsi serangan. Untuk menutup ketiadaan Maguire, Southgate bisa saja memasang tiga bek di mana Luke Shaw ditaruh di kiri tapi ini membuat Tyrone Mings keluar menyusul penampilan kurang mengesankan saat melawan Rumania dalam laga persahabatan. Bukayo Saka juga masih menghadapi masalah pada panggul dan ini membuat bos Three Lions harus memilih satu atau dua pemain, antara Rashford, Jadon Sancho, Sterling, Mason Mount, Grealish dan Foden untuk membantu Kane. Sudah menduga Inggris akan ofensif, Kroasia kemungkinan besar membangun sistem blok yang solid dan sekaligus serangan balik mematikan, dengan menaruh Ante Rebic sendirian di ujung depan sistem ini. “Kami tahu Inggris cepat sekali dan sangat agresif dalam serangan, mereka punya pemain-pemain top. Kami mesti merespons dengan blok yang solid, namun juga berusaha menguasai bola dan mencoba menyerang karena bertahan saja tidak bagus bagi kami,” kata pelatih Zlatko Dalic. Mengingat bek berpengalaman Dejan Lovren masih cedera, maka Domagoj Vida dan Duje Caleta-Car akan diduetkan di jantung pertahanan. Dalic juga akan mempertahankan starter melawan Belgia dalam laga persahabatan sebelum Euro 2020, termasuk Mateo Kovacic dan Modric. Tapi pilihan Rebic masih bisa diubah dengan Bruno Petkovic. Sedangkan untuk memotong suplai bola kepada Kane, Kroasia memasang Marcelo Brozovic di tengah untuk berduet dengan Kovacic yang akan membuat striker leluasa menusuk kotak penalti Inggris. Pola ini membuat Modric mendapatkan kebebasan untuk merancang peluang bagi trio serangan di belakang striker utama yang kemungkinan Andrej Kramaric, sedangkan Perisic dan Rebic menyamping mengapit Kramaric. Statistik kedua tim Laga pembuka Grup D ini adalah pertemuan ketiga antara Inggris dan Kroasia dalam Piala Eropa dan Piala Dunia. Three Lions mengalahkan Kroasia 4-2 dalam fase grup Euro 2004, sebaliknya Kroasia membalikkan kedudukan 2-1 dalam semifinal Piala Dunia 2018. Inggris sudah 10 kali lolos ke putaran final Piala Eropa namun tak pernah masuk final setelah memainkan 31 pertandingan. Inggris tidak terkalahkan di Wembley dalam pertandingan turnamen besar, yakni Piala Dunia 1966 dan Euro 1996, dengan menang tujuh kali dan seri empat kali dalam 11 pertandingan di stadion itu sebelumnya (di luar adu penalti). Ini partisipasi keenam Kroasia dalam Piala Eropa dan yang kelima secara beruntun. Sejak keikutsertaan pertama pada 1996, Kroasia tiga kali melewati fase grup dengan pencapaian terbaik mencapai perempat final 1996 dan 2008. Inggris tak pernah menang dalam pertandingan pembuka Piala Eropa, sebaliknya Kroasia tak terkalahkan dalam lima pertandingan pembuka Euro. Di luar adu penalti, Kroasia hanya kalah dua kali dalam 11 pertandingan Euro terakhirnya, dan keduanya melawan tim yang akhirnya juara, yakni Spanyol pada 2012 dan Portugal pada 2016. Inggris memiliki rasio mencetak gol per pertandingan paling tinggi selama kualifikasi Euro 2020 dibandingkan peserta-peserta Euro 2020 lainnya dengan 4,6 gol per laga. (mth)
Preview Euro 2020: Austria vs Makedonia Utara
Jakarta, FNN - Austria mungkin diguyur oleh menumpuknya talenta-talenta Bundesliga, tetapi mereka bakal dihadapkan kepada tekanan saat menghadapi underdog Makedonia Utara di Bucharest, Rumania, Minggu malam pukul 23.00 WIB nanti. Bersama Finlandia, Makedonia Utara adalah debutan Euro, yang masing-masing menjadi negara ke-34 dan ke-35 yang masuk daftar peserta putaran final Piala Eropa. Mereka akan menghadapi tim yang dalam dua edisi Euro sebelumnya pada 2008 dan 2016 mengakhiri putaran final tanpa satu kali pun menang. Tetapi calon lawannya itu dua kali mengalahkan Makedonia Utara dalam babak kualifikasi di mana seperti saat ini mereka berada dalam satu grup. Austria lolos otomatis ke putaran final karena menjadi runner up grup kualifikasi, sedangkan Makedonia Utara harus melewati playoff untuk sampai ke Euro 2020. Tetapi jangan coba-coba meremehkan Makedonia Utara karena Maret lalu mereka membuat gempar setelah menumbangkan juara Eropa tiga kali Jerman dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022. Makedonia Utara juga menang besar 4-0 melawan Kazakhstan dan menahan seri 1-1 Slovenia dalam dua laga persahabatan persis sebelum kickoff Euro 2020. Sebaliknya Austria hanya satu kali menang dalam tiga pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022, termasuk digasak Denmark 0-4. Mereka juga tak bersinar dalam laga persahabatan menjelang Euro 2020 setelah kalah 0-1 dari Inggris dan ditahan seri 0-0 oleh Slowakia. Tetapi itu tidak memupus anggapan skuad Austria yang dilatih Franco Foda difavoritkan memenangkan laga pertama Grup C, sekalipun pada edisi 2008 dan 2016 mereka tak pernah bisa menang dalam laga pembuka. Austria berharap peruntungan berubah Minggu malam nanti ketika beberapa jam kemudian juga dalam Grup C akan bertanding Ukraina melawan Belanda, apalagi jimat mereka David Alaba yang malang melintang bersama Bayern Muenchen dan musim depan membela Real Madrid, 100 persen siap memimpin mereka. Fakta Austria sudah dua kali mengalahkan lawannya dalam kualifikasi Euro 2020, masing-masing 4-1 di Skopje dan 2-2 di Wina, membuat Austria hafal cara menghadapi Makedonia Utara sehingga mungkin bisa mencatat kemenangan ketiga di ibukota Rumania nanti malam itu. “Lebih memudahkan kami karena telah dua kali menghadapi mereka,” kata gelandang Austria Konrad Laimer yang juga pemain RB Leipzig seperti dikutip Reuters. “Karena mengenal lawan kami. Kami termotivasi sekali dan siap bertarung.” Tetapi menjadi debutan Euro jelas bukan status yang diinginkan tim asuhan Igor Angelovski. Makedonia Utara ingin lebih dari sekadar menembus putaran final Piala Eropa. Merdeka pada 1991, Makedonia Utara tak pernah bisa menerobos masuk turnamen besar sebelum menang 1-0 atas Georgia dalam final layoff lewat jalur Nations League yang melontarkan mereka ke turnamen ini. “Saya tak sabar menantikan pertandingan pembuka melawan Austria,” kata gelandang Enis Bardhi. “Kami tak datang ke sini untuk jadi underdog dan hanya menjadi pelengkap turnamen. Kami ada di sini guna menunjukkan kepada dunia bahwa kami mampu memainkan sepakbola yang bagus. Kami yakin bisa mencapai babak knockout.” Kemungkinan line-up (laman Euro 2020 – UEFA) Austria: Daniel Bachmann; Stefan Lainer, Aleksandar Dragovic, Martin Hinteregger, Andreas Ulmer; Konrad Laimer, Alaxander Schlager; Marcel Sabitzer, Julian Baumgartner, David Alaba; Marko Arnautovic Makedonia Utara: Stole Dimitrievski; Stefan Ristovski, Visar Musliu, Darko Velkovski, Ezgjan Alioski; Arijan Ademi, Boban Nikolov, Enis Bardi; Eljif Elmas, Goran Pandev, Aleksandar Trajkovski Skenario pertandingan Austria sering tidak konsisten kala bertanding dalam turnamen-turnamen besar, dan menjadi tugas pelatih Franco Foda untuk memupus catatan buruk itu. Seharusnya Foda mampu karena dia dianugerahi salah satu tim paling menarik dalam Euro 2020. Dipimpin David Alaba, Austria biasanya bermain fleksibel dalam formasi 4-2-3-1 di mana pemain-pemain sayap mereka acap naik membantu striker. Alaba dan mitranya di sayap kanan, Stefan Laine, akan terus mengisi peran itu setelah dimainkan berbeda dari posisinya selama bersama Bayern dengan hampir selalu beroperasi di sayap selama bersama timnas Austria. Tetapi gerak ofensif mereka acap membuat sistem empat bek mereka timpang. Untuk itu, Foda menutup ketimpangan ini dengan memasang gelandang bertahan Florian Grillitsch sebagai pelapis pertahanan sekaligus penyambung lini tengah dan serangan. Grillitsch yang bintang Hoffenheim ini adalah gelandang berorientasi bertahan yang akan melindungi duo bek tengah Martin Hinteregger dan Aleksandar Dragovic untuk membuat sistem salin warna menjadi 3-4-3 begitu tim maju menyerang. Ofensif Austria itu makin ditunjang oleh para penjelajah mumpuni di lapangan tengah seperti Xaver Schlager, Konrad Laimer dan Marcel Sabitzer di mana yang terakhir ini menjadi sosok paling kreatif di lapangan tengah Austria. Dengan formasi dua per tiga pertama lapangan yang di atas kertas kokoh ini, maka seharusnya menjadi lebih gampang bagi Sasa Kalajdzic atau Marko Arnautovic dalam menjalankan tugas sebagai ujung serangan. Bahkan Sabitzer bisa turut meruncingkan serangan Austria sekalipun dia dan Baumgartner lebih ditugaskan menjadi pemasok bola di depan pertahanan lawan. Akan halnya Makedonia Utara, menyadari kualitas lawan yang sudah dua kali mengalahkannya baik tandang maupun kandang, pelatih Igor Angelovski diperkirakan mengadopsi sistem konservatif lewat formasi 5-3-2 dengan menaruh dua sayap guna mendukung baik penyerang maupun bek, tergantung apa yang terjadi di lapangan nanti. Ezgjan Alioski dan Stefan Ristovski biasanya mengisi dua posisi bek sayap. Alioski lebih diberi kebebasan bermanuver mengingat pemain Leeds United ini piawai mengirimkan umpan dari lebar lapangan. Tetapi sepertinya Makedonia Utara akan cenderung ke belakang mengantisipasi agresi Austria dengan memasangkan tiga bek ulet Darko Velkovski, Visar Musliu dan Kire Ristevski, yang dilapis bek kanan Stefan Ristovski yang lebih berpengalaman sebagai bek. Di tengah, Stefan Spirovski dan Arijam Ademi akan berduet melindungi pertahanan dan sekaligus melapis gelandang berorientasi menyerang, Boban Nikolov, untuk akhirnya menyokong Eljif Elmas. Elmas sendiri, bersama Aleksandar Trajkovski, bakal mengapit striker utama Goran Pandev yang walau sudah berusia 37 tahun tetap mengerikan di depan gawang lawan, termasuk saat melawan Jerman dalam kualifikasi Piala Dunia 2022 itu. Statistik kedua tim Austria dan Makedonia Utara berada dalam satu grup kualifikasi Euro 2020. Austria dua kali mengalahkan Makedonia dalam fase ini. Dalam lima pertandingan terakhir masing-masing tim, Austria hanya menang satu kali dan dua kali seri, sedangkan Makedonia Utara lebih baik dengan tiga kemenangan dan sekali seri. Austria tak pernah bisa melewati fase grup dalam putaran final Euro sebelumnya. Ini turnamen besar pertama yang diikuti Makedonia Utara. Bersama Finlandia, mereka berstatus debutan dalam Euro 2020 ini. Austria sudah memainkan enam pertandingan putaran final Euro dalam fase grup tetapi tidak satu kali pun menang sehingga bagi David Alaba dkk turnamen ini juga menjadi episode upaya memecahkan telor yang tak kunjung bisa mereka lakukan sebelum ini. (mth)
CEO Inter Milan: Eriksen Sudah Kirim Pesan ke Rekan Setimnya di Klub
Jakarta, FNN - Christian Eriksen dikabarkan telah mengirim pesan kepada rekan setimnya di Inter setelah pingsan saat timnas Denmark kalah pada Piala Eropa (Euro) 2020 dari Finlandia pada Sabtu, kata CEO klub Giuseppe Marotta. Gelandang tersebut mendapat perawatan medis yang ekstensif di Parken Stadium, Kopenhagen pada penghujung babak pertama pertandingan pembuka Grup B melawan rival nordik mereka. Pertandingan itu sempat ditangguhkan selama dua jam setelah Eriksen dilarikan ke rumah sakit. Gelandang serang Nerazzurri itu kemudian dikatakan sudah dalam kondisi stabil oleh UEFA dan Denmark FU (Persatuan Sepak Bola), dengan rekan setimnya di Inter Romelu Lukaku mendedikasikan gol pembukanya dalam kemenangan 3-0 Belgia atas Rusia untuk Eriksen. “Para pemain sangat dekat dan kami semua segera berkomunikasi satu sama lain setelah melihat gambar-gambar itu,” kata Marotta kepada Rai Sport usai pertandingan yang dikutip Reuters pada Minggu. "Kami tidak ingin menjadi invasif dan mencoba menghormati pemulihannya begitu kami diyakinkan." “Saya hanya bisa mengatakan bahwa 10 menit yang lalu Eriksen sendiri mengirim pesan dalam obrolan internal kami dan ini menegaskan ikatan di antara para pemain.” Pria berusia 64 tahun itu juga dengan cepat menepis anggapan bahwa Eriksen terkena COVID-19, sambil menambahkan bahwa ia dan Inter tidak berhak memberikan rincian lebih lanjut kecuali tim medis Denmark melakukannya terlebih dahulu. “Ia tidak memiliki Covid dan juga tidak divaksinasi,” tambah Marotta. “Saat ini, Eriksen berada di bawah bimbingan staf medis Denmark." "Memang benar mereka merilis informasi, tetapi saya dapat mengatakan bahwa staf medis Inter telah melakukan kontak dengan mereka sejak awal." (mth)
Persib Ditahan Imbang Persikabo pada Laga Uji Coba
Jakarta, FNN - Persib Bandung ditahan imbang dalam laga uji coba melawan Tira Persikabo dengan skor akhir 1-1 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Sabtu. Meski sempat memimpin lewat gol Febri Hariyadi pada menit ke-40, kemenangan Pangeran Biru pupus akibat gol balasan Ciro Alves pada menit ke-56. Pelatih Persib Bandung Robert Rene Alberts mengaku telah memetik sejumlah hal positif dari agenda latihan bersama Tira Persikabo tersebut. "Secara keseluruhan, kami membuat lebih banyak peluang yang bagus ketimbang Persikabo. Kalau melihat hasil, kami terpaksa melakukan kesalahan akibat cedera yang dialami Esteban Vizcarra dan Ezra yang sakit," kata Robert dikutip dari laman resmi klub, Sabtu. Persib berusaha untuk mencetak lebih banyak gol pada babak kedua dengan melakukan pergantian pemain, salah satunya memasukkan gelandang muda Saiful yang menggantikan Esteban Vizcarra. "Kami melakukan perubahan di babak kedua yang membuat permainan kurang nyaman. Saiful bermain baik, sebagai pemain muda yang masuk sebagai pemain pengganti, tapi Anda bisa lihat dia masih punya kekurangan," terang Robert. Namun, Robert lebih mengutamakan kondisi stamina para pemainnya dan bagaimana kerja sama yang terjalin antarpemain. Menurut pelatih asal Belanda itu, hal tersebut setidaknya menjadi sebuah nilai positif tersendiri. "Kami juga melakukan pergantian berkenaan penguasaan bola, tapi memang ada keterbatasan. Tapi di sini kami melihat stamina dan kerja sama antar pemain yang berbeda, dan itu membuat kami memiliki opsi di masa depan," ungkap Robert. Sebelumnya, Persib juga telah menggelar laga uji coba melawan Karawang United dan tim Porda Kota Bandung di Stadion GBLA, Bandung, Sabtu (5/6) lalu. (mth)
Italia Gebuk Turki 3-0 dalam Laga Perdana Euro 2021
Roma, FNN - Menekan sejak kickoff babak pertama dan menggebrak sejak detik pertama babak kedua, Italia yang menciptakan 13 percobaan menjebol gawang Turki akhirnya sukses tiga kali menciptakan gol pada babak kedua saat mengawali kampanye menjuarai Euro kedua kalinya dengan menang 3-0 atas Turki, di Stadion Olimpico, Roma, Jumat waktu setempat (Sabtu dini hari WIB). Dalam pertandingan penyisihan di Grup A Euro 2020 itu, Italia memecahkan kebuntuan pada menit ke-53 setelah manuver gelandang mungil Domenico Berardi memaksa Merih Demiral mencetak gol ke gawang sendiri. Gol ini menjadi buah untuk dominasi nyaris sempurna Italia dalam pertandingan pertama Euro 2020 di Stadion Olimpico di Roma ini. Italia, sebut reporter Paolo Menicucci dalam laman Euro 2020, agaknya dipaksa membutuhkan keberuntungan dari ketidakberuntungan Turki yang solid dalam bertahan selama hampir satu jam laga ini. Namun, justru gol bunuh diri ini menambah liar skuad Italia yang terus mencari cara untuk menjebol kembali gawang Turki, termasuk dari tendangan Ciro Immobile yang melebar dari gawang satu menit selepas gol bunuh diri Demiral. Sebaliknya Turki yang sesekali berusaha bangkit, tetapi selalu menemui solidnya lapangan tengah dan belakang Italia, terlihat syok dan panik. Pada menit ke-58 kiper Uqurcan Cakir terpaksa membuat penyelamatan untuk mementahkan upaya Manuel Locatelli. Delapan menit kemudian, Cakir tak mampu menahan gempuran pemain Italia setelah dia sempat mementahkan upaya Leonardo Spinazzola, tetapi tak bisa melakukan untuk kedua kalinya dalam menahan sepakan Ciro Immobile yang menyambar bola muntah. Italia pun sudah memimpin 2-0 sampai menit ke-66. Turki terus tertekan, dan makin kedodoran, sampai kemudian pada menit 79, giliran Lorenzo Insigne menciptakan gol ketiga Italia yang dirancang rapi lewat pergerakan kolektif pemain-pemain Azzurri dan praktis memupus impian Turki mencuri poin dari tuan rumah. Azzurri kini tak terkalahkan dalam 28 pertandingan dan mengawali kampanye Euro 2020 dengan cantik sehingga membangkitkan harapan memupus petaka tiga tahun lalu dalam Piala Dunia 2018 di mana mereka tidak lolos. Berikut susunan pemain kedua tim yang dirilis 30 menit sebelum kickoff laga yang juga pertandingan pembuka Grup A di Roma ini, seperti dilaporkan Reuters dan laman UEFA. Susunan pemain kedua tim Turki: Ugurcan Cakir; Zeki Celik, Caglar Soyuncu, Merih Demiral, Umut Meras; Okay Yokuslu, Ozan Tufan, Kenan Karaman, Hakan Calhanoglu, Yusuf Yazici; Burak Yilmaz (kapten) locPemain pengganti: Mert Gunok, Altay Bayindir, Cengiz Under, Dorukhan Tokoz, Taylan Antalyali, Ozan Kabak, Enes Unal, Orkun Kokcu, Irfan Can Kahveci, Kaan Ayhan, Mert Muldur, Halil Dervisoglu. Italia: Gianluigi Donnarumma; Alessandro Florenzi, Leonardo Bonucci, Giorgio Chiellini (kapten), Leonardo Spinazzola; Nicolo Barella, Jorginho, Manuel Locatelli; Domenico Berardi, Ciro Immobile, Lorenzo Insigne. (sws)
Kami Bermain Bagus Sekali, Kata Roberto Mancini
Jakarta, FNN - Pelatih timnas Italia Roberto Mancini menyebut skuadnya bermain sangat bagus saat memenangi laga pertama Euro 2020 dengan menaklukkan tim sesolid Turki dengan skor besar 3-0 di Stadion Olimpico di Roma, Sabtu dini hari ini "Kami bermain bagus sekali. Mengingat ini pertandingan pertama, sungguh tak mudah dan kami menghadapi tim yang bagus," kata Mancini setelah laga seperti diwartakan laman Euro 2020, Sabtu. Mancini juga menyanjung dukungan tiada henti dari suporter padahal hanya mengisi stadion yang tidak dalam kapasitas normalnya. "Penonton membantu kami, dan itu penting sekali bagi kami dalam mengalirkan bola dengan cepat," sambung Mancini. Sementara itu mantan bintang Italia, Gianluca Zambrotta, menyebut kemenangan besar Italia itu menunjukkan tingkat kualitas yang tinggi dari skuad Azurri yang menurutnya sudah dia perkirakan. "Mereka terlihat tajam dan percaya diri sepanjang pertandingan itu. Mentalitasnya beda malam ini. sebuah langkah maju pertama yang hebat! Tak sabar menunggu pertandingan Italia berikutnya," kata Zambrotta. Selama 50 menit dada para pendukung Italia berdegup kencang karena khawatir timnya tak diganjar hasil positif dari dominasi lapangan yang nyaris sempurna. Tetapi begitu gol pertama tercipta mereka langsung lega, sebaliknya tim asuhan Mancini makin sengit menekan Turki sampai menciptakan gol kedua dan ketiga dalam turnamen besar sepakbola pertama era pandemi ini. Italia pun memperpanjang catatan tak terkalahkannya menjadi 28 pertandingan. (sws)
Ciro Immobile Ungkap Rahasia Menang Italia Atas Turki
Jakarta, FNN - Salah satu pencetak tiga gol pertama Euro 2020 ketika Italia menang 3-0 atas Turki dalam pertandingan Grup A, Ciro Immobile, mengungkapkan kesabaran, determinasi dan tak henti menekan lawan sebagai kunci Azurri menghantam Turki dalam laga perdana Euro 2020 di Stadion Olimpico, Roma, Sabtu dini hari itu. "Kami menunjukkan kesabaran pada babak pertama," kata Ciro Immobile dalam laman Euro 2020, Sabtu. "Turki adalah tim yang tangguh dan menciptakan masalah pada banyak tim-tim top," sambung Immobile usai pertandingan yang menjadi awal sempurna dan memperpanjang catatan tak terkalahkan Italia menjadi 28 laga itu. "Kami berusaha membuat mereka lelah, menggerakkan bola ke kiri dan ke kanan, berusaha mengurai mereka," kata Immobile. "Sayangnya kami biasanya menghadapi kesulitan dalam menjebol dinding mereka." "Setelah gol itu (gol bunuh diri Merih Demiral) mereka harus membuka ruangnya lebar-lebar, dan dari situlah kualitas kami muncul," kata Immobile lagi. Striker Lazio itu kemudian berterima kasih kepada Ibundanya "karena memberikan saya rasa sudah berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat." "Gol kedua itu adalah dari pergerakan menyerang yang indah," kata dia tentang gol murni Italia kedua atau gol ketiga Italia yang diciptakan Lorenzo Insigne. "Kami menggerakkan bola dengan cepat sekali dari kanan ke kiri dan saya senang Lorenzo (Insigne) melakukan sentuhan akhirnya." Insigne sendiri senang telah menciptakan gol tetapi yang lebih penting menurut dia adalah kekuatan tim. "Kekuatan kami adalah kelompok, pelatih telah menciptakan sebuah kelompok pemain yang hebat yang tidak ada starter dan pemain pengganti dan masing-masing dari kami selalu siap memberikan pengorbanan kepada rekan-rekan kami," kata Insigne. "Menang itu yang paling penting, jika saya mencetak gol, itu makin baik. Ini sungguh malam yang hebat," sambung Insigne. (sws)