pertanian
KKP Tegaskan Tingkatkan Kesejahteraan Pembudidaya Ikan Skala Kecil
Jakarta, FNN - Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Haeru Rahayu menegaskan pemerintah akan berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan skala kecil dengan pengembangan berbasis komoditas unggulan.\"Dalam kurun tiga sampai empat tahun ke depan, perikanan budidaya akan dikembangkan berbasis komoditas unggulan. KKP telah menyiapkan rencana pengembangan budidaya perikanan dalam dua terobosan besar yaitu yang pertama pengembangan perikanan budidaya dengan komoditas yang berorientasi ekspor,\" kata Haeru dalam sambutannya di acara kompetisi inovasi perikanan budidaya AgResult dan WWF Indonesia yang dibacakan oleh Direktur Perbenihan KKP Nono Hartanto di Jakarta, Kamis.Komoditas unggulan yang akan dikembangkan untuk orientasi ekspor adalah udang, lobster, kepiting dan rumput laut. Sementara program prioritas kedua yaitu pengembangan Kampung Perikanan Budidaya berbasis kearifan lokal dengan komoditas unggulan di pedalaman atau air tawar, di pesisir atau air payau, dan di laut.Saat ini sekitar 70 persen dari semua pelaku yang terlibat dalam sektor perikanan budidaya tergolong berskala kecil dengan luasan area, akses terhadap modal, dan penerapan teknologi penerapan budidaya perikanan yang terbatas.\"Ini jadi tantangan bagi sektor perikanan budidaya untuk memenuhi kebutuhan protein dan ketahanan pangan secara nasional,\" kata Haeru.Dia menerangkan saat ini pemerintah sedang menjalankan proyek di enam provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat dengan format kompetisi dan pemberian insentif. Menurutnya hal ini akan sangat bermanfaat di masa pemulihan ekonomi masyarakat akibat pandemi COVID-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia.Sejalan dengan program pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan skala kecil, kata Haeru, pada saat yang sama pemerintah juga berupaya memperbaiki praktik teknologi yang diterapkan dalam proses pembudidaya agar bisa berkelanjutan.\"Keseimbangan antara ekologi dan ekonomi akan menjadi landasan utama dalam pengembangan usaha perikanan budidaya yang berkelanjutan untuk pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat pembudidaya,\" kata Haeru.Haeru menegaskan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus membuka kerjasama dan investasi multi stakeholder dengan mitra pembangunan yang memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan dan pembangunan perikanan budidaya di Indonesia. (mth)
Pupuk Indonesia Perketat Distribusi Pupuk Subsidi Secara Digital
Jakarta, FNN - PT Pupuk Indonesia (Persero) terus memperkuat proses pendistribusian dan pengawasan pupuk bersubsidi ke berbagai daerah, salah satunya dengan melakukan pengawasan distribusi pupuk dari pabrik sampai ke kios setiap saat atau secara real time. “Dengan teknologi digital kami dapat melacak langsung perjalanan produk pupuk subsidi baik yang menggunakan kapal laut maupun angkutan darat. Kami juga dapat mengetahui posisi barang setiap saat, dan dapat lebih dini mengetahui bila ada potensi kekurangan pasokan di daerah tertentu”, kata Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal dalam keterangannya di Jakarta, Kamis. Sistem yang sudah dioperasikan sejak 2020 ini dinamai Distribution Planning & Control System (DPCS). Melalui sistem ini, Pupuk Indonesia dapat mengawasi teknis penyaluran pupuk subsidi secara real time. DPCS dapat mengawasi proses distribusi dari gudang produsen hingga kios-kios resmi, bahkan mampu mengetahui jumlah stok saat dalam perjalanan (intransit), baik darat maupun saat di pelabuhan. Selain data stok, DPCS menyajikan data penjualan, alokasi pupuk subsidi di setiap daerah, kapasitas gudang, informasi distributor dan pengecer, hingga kontak staf distribusi dan pemasaran di masing-masing wilayah. Sehingga sistem ini dapat memberikan gambaran utuh terkait pendistribusian pupuk subsidi ke berbagai daerah. DPCS dilengkapi fitur peringatan dini atau early warning system untuk mendeteksi kondisi stok di daerah yang ditandai dengan indikator warna. Seperti warna hijau yang menggambarkan stok tersedia atau bahkan melebihi ketentuan pemerintah. Warna oranye, menandakan stok mendekati batas ketentuan, hingga warna merah yang berarti stok di bawah ketentuan minimum pemerintah. “Kami senantiasa menjaga agar stok pupuk subsidi selalu berwarna hijau. Walaupun warnanya berubah, maka dengan cepat dapat terdeteksi dan kami bisa mengantisipasinya dengan mengirimkan stok ke wilayah tersebut,” jelas Gusrizal. Dengan demikian, selain dapat memantau penyaluran pupuk subsidi, DPCS juga mampu meningkatkan akurasi perencanaan distribusi. Sistem ini juga menjadi alat bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan operasional distribusi. Sehingga perusahaan dapat memperkuat prinsip 6 tepat, yaitu tepat waktu, tepat tempat, tepat jumlah, tepat mutu, tepat jenis, dan tepat harga. Secara teknis, DPCS merupakan data terintegrasi yang berbasiskan data geospasial. Basis data utama DPCS didapat dari beberapa sistem yang sudah dimiliki Pupuk Indonesia. Data tersebut dikumpulkan pada sebuah warehouse untuk selanjutnya ditampilkan dalam bentuk web berbasis data spasial. “Data tersebut kami dapatkan dari sistem eksisting yang telah dimiliki oleh Pupuk Indonesia grup. Seperti Aplikasi Gudang, Web Commerce, Product Tracking, dan sebagainya,” jelas Gusrizal. DPCS merupakan inovasi digital mandiri buatan Pupuk Indonesia. Sistem ini sangat kompleks karena meliputi wilayah distribusi yang luas, karakter setiap wilayah yang berbeda, hingga melibatkan banyak distributor dan kios. Namun, kompleksitas ini dipermudah melalui Distribution Requirement Planning (DRP), yakni model skenario dan struktur distribusi yang terdiri dari pusat produksi, wilayah provinsi, kabupaten/kota dan gudang yang terbagi pada beberapa kelompok data. (mth)
HKTI Minta Pemda Serius Awasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi
Painan, FNN - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat meminta pemerintah daerah serius mengawasi penyaluran pupuk bersubsidi di daerah itu. Ketua HKTI Pesisir Selatan Eri Nofriadi di Painan, Minggu mengatakan kondisi itu mengakibatkan kelangkaan dan melonjaknya harga pupuk subsidi di tingkat kios pengecer sehingga membebani para petani, khususnya petani tanaman pangan. \"Ini sangat memberatkan petani dan makin lama masalahnya semakin rumit,\" kata dia. Ia melanjutkan saat ini harga pupuk subsidi ditentukan kios pengecer, bahkan sangat jauh di atas Harga Eceran Tertinggi. Pemilik kios hanya mau menjual pupuk asalkan petani tutup mulut soal harga. Penekanan seperti itu telah terjadi di sejumlah kecamatan di Pesisir Selatan. Padahal pupuk bersubsidi adalah milik petani yang diusulkan melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Sedangkan dalam rantai distribusi pihak distributor dan kios pengecer hanyalah sebagai penyambung tangan produsen dan sehingga tidak berhak berspekulasi terkait harga dan ketersediaan. \"Penekanan pada petani dari kios pengecer itu telah kami buktikan, namun di lain sisi petani butuh. Akhirnya mau tak mau mereka setuju saja,\" terangnya. Karena itu dirinya berharap pemerintah kabupaten memperketat pengawasan dengan melibatkan berbagai unsur, baik TNI, Polri, Kejaksaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan unsur-unsur lain. Kemudian memberikan sanksi tegas bagi para distributor dan kios pengecer yang mencoba bermain demi keuntungan pribadi dan kelompok. Memastikan RDKK sesuai dengan kebutuhan wilayah. Kenaikan harga dan kelangkaan pupuk bersubsidi di Pesisir Selatan sudah terjadi sejak pertengahan 2021. Petani menjerit karena hasil pertanian tidak seimbang lagi dengan modal tanam.Salah seorang petani di Kampung Muaro Nagari (desa adat) IV Koto Hilir Kecamatan Batang Kapas Indra Fansuri, (44) mengaku pupuk jeni ZA kini Rp360 ribu per karung (50 Kilogram), melonjak jauh dari harga Maret yang hanya Rp150 ribu per karung. Untuk jenis Ponska, naik dari Rp150 ribu per karung, kini menjadi Rp300 ribu per karung. Sementara keluhan yang disampaikan para petani hingga kini belum mendapat respon dari Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) yang ada di kecamatan itu. Kondisi serupa juga dirasakan salah seorang petani di Nagari IV Koto Mudik Kecamatan Batang Kapas Afrizal (56) mengatakan tak hanya kenaikan harga, ketersediaan pupuk bersubsidi mulai langka sejak dua bulan terakhir. Menurutnya, dari keterangan kios pengecer kekosongan terjadi dari tingkat distributor kabupapaten. Bahkan, kuota yang diterima petani masih separoh dari Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). \"Padahal kini memasuki musim tanam. Akibatnya kini banyak padi petani yang menguning karena kekurangan pupuk,\" ujarnya. Kelangkaan dan lonjakan harga pun dialami petani di Nagari Salido Kecamatan IV Jurai. Maradi, (68), salah seorang petani setempat mengaku phonzka Rp150 ribu per karung, dari Rp135 ribu per karung. Urea Rp150 ribu per karung, dari Rp125 per karung. (mth)
BLST IPB Optimistis Jadi Perusahaan Kepakaran Pertanian Terbaik
Kota Bogor, FNN - PT Bogor Life Science and Technology (BLST), perusahaan induk milik IPB University, optimistis menjadi perusahaan kepakaran pertanian terdepan untuk memajukan industri pertanian, kelautan dan biosains tropika Indonesia yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan mengedepankan inovasi.Hal itu diungkapkan Direktur PT BLST Naufal Mahfudz kepada ANTARA melalui wawancara khusus secara daring, Sabtu, untuk menghadapi dua disrupsi atau perubahan besar-besaran sebagai tantangan bisnis ke depan yakni teknologi digital dan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi akibat pandemi COVID-19.\"Dengan manajemen baru diharapkan akan memberikan semangat baru untuk meningkatkan kinerja yang telah dicapai oleh BLST selama ini,\" kata Naufal. Ia menjelaskan dalam kepemiminannya yang baru saja dimulai pada akhir tahun 2021, visi itu akan diterjemahkab ke dalam misi BLST antara lain menghadirkan dan mengomersialisasikan inovasi dan kepakaran terbaik IPB.Hal ini berguna untuk menciptakan masa depan industri pertanian, kelautan dan biosains tropika Indonesia yang lebih berdaya saing dan berkelanjutan.Jalannya yaitu dengan bekerja sama erat dan bersinergi dengan seluruh institusi IPB dan lembaga lain dalam dan luar negeri, menumbuhkembangkan kewirausahaan civitas akademika dan alumni IPB serta masyarakat Indonesia. Naufal memaparkan, BLST yang merupakan sebuah perusahaan induk (holding company) membawahi 10 perusahaan dan unit strategis bisnis atau strategic business unit (SBU) di berbagai bisnis berbasis kepakaran, berhubungan dengan bidang pertanian, kelautan, dan biosains tropika berpeluang besar untuk bisnis masa depan.Bidang-bidang bisnis yang dijalankan antara lain, obat-obatan hewan (animal pharmaceuticals) pembibitan tanaman dan buah tropis, jasa konsultasi dan pelatihan di bidang pertanian dalam arti luas seperti toko gaya hidup sehat dan alami (healthy & natural life style store), produksi pangan sehat dan fungsional, penerbitan, percetakan dan toko buku (bookstore) tempat rapat atau konvensi berskala internasional (international convention center), hotel dan bank perkreditan rakyat berbasis syariah. Namun, kata Naufal, untuk mencapai visi dan misi itu, perusahaan dan seluruh insan BLST perlu memiliki dan menerapkan nilai-nilai budaya kerja.\"Saya akan menanamkan dan menginternalisasi empat nilai budaya utama perusahaan yaitu Berintegritas, Loyalitas, Satu Hati, dan Tulus Ikhlas yang disingkat BLST yang menjadi pedoman perilaku bekerja sehari-hari bagi seluruh manajemen dan karyawan,\" jelasnya. (mth)
Mentan Pastikan Ketersediaan dan Pasokan Telur Ayam Mencukupi
Jakarta, FNN - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan bahwa ketersediaan telur ayam untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama beberapa bulan ke depan dalam kondisi aman dan cukup. \"Stok telur masih ada dan masih tetap tersedia dengan cukup baik,\" kata Mentan, Syahrul dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu. Mentan yang meninjau perusahaan peternakan ayam petelur di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, mengatakan kenaikan harga telur yang terjadi beberapa waktu lalu disebabkan karena adanya momentum Natal dan Tahun Baru 2022. Kendati demikian, kenaikan yang terjadi masih dalam kendali pemerintah, di mana harga yang ada masih dalam titik batas wajar. \"Sepanjang kenaikan itu dalam batas-batas kendali, pemerintah tentu kita tidak akan mengintervensi. Intervensi baru dilakukan apabila kenaikannya melampaui batas tertentu. Barulah kita lakukan operasi pasar dan pendekatan-pendekatan lain,\" katanya. Mentan mengatakan ketersediaan telur maupun sumber daging lainnya juga dalam kondisi yang cukup dan tidak terjadi kelangkaan. Semua masih tersedia dengan baik dan stok nasional dalam keadaan meningkat. \"Saya bersama para integrator terus memacu penuh agar peternakan ayam, petelur dan pedaging kita terus mengalami peningkatan. Dan hari ini saya berada di tempat ini untuk memastikan bahwa peternakan ayam kita dapat memberikan efektifitas, efisien yang lebih baik dengan cara-cara yang modern,\" katanya. Mentan menegaskan bahwa semua kebutuhan bahan pokok, baik beras, minyak, gula, daging dan telur ayam harus mampu terpenuhi setiap hari. Karena itu, dia mengajak kepada semua pihak yang terlibat di sektor pertanian mampu menjaga momentum ini secara baik. \"Perhatian serius kita sesuai perintah Bapak presiden adalah ketersediaan pangan kita menghadapi kondisi dan cuaca ekstrem yang ada dan tidak saja padi, jagung dan lain-lain, tetapi termasuk daging, ayam dan petelur yang ada harus dalam kondisi cukup. Tidak boleh kurang,\" katanya. (mth)
Pupuk Indonesia Pastikan Stok Pupuk Aman untuk Musim Tanam 2022
Jakarta, FNN - PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan stok pupuk aman untuk kebutuhan musim tanam pertama di tahun 2022 dengan persediaan lebih dari 1 juta ton.\"Kita saat ini punya stok sekitar 1,1 juta ton di seluruh Indonesia, untuk semua jenis pupuk,\" kata Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana saat dihubungi di Jakarta, Minggu.Wijaya menerangkan persediaan pupuk tersebut jumlahnya lebih banyak dua kali lipat dari ketentuan stok yang ditetapkan oleh pemerintah untuk kebutuhan pertanian nasional.\"Kita biasanya stok dua kali lipat dari aturan pemerintah, jadi itu kira-kira cukup untuk keperluan sebulan ke depan, kalau aturan pemerintah itu kan dua minggu,\" kata Wijaya.Untuk menjaga kebutuhan petani, Pupuk Indonesia saat ini memiliki stok pupuk bersubsidi secara nasional pada awal tahun 2022 sebesar 1,13 juta ton. Rinciannya, pupuk Urea sebesar 512 ribu ton, NPK 305 ribu ton, SP-36 103 ribu ton, ZA 135 ribu Ton, dan Organik 80 ribu ton.Wijaya menerangkan ketersediaan pupuk tersebut akan disalurkan kepada petani yang sudah terdaftar sebagai penerima bantuan pupuk bersubsidi dan diberikan sesuai dengan alokasi yang sudah ditentukan.\"Perlu diperhatikan juga petani yang bisa menerima itu adalah yang sudah terdaftar, kemudian juga sesuai alokasi yang sudah ditentukan,\" kata dia.Berdasarkan laporan di lapangan, kata Wijaya, tidak jarang menemukan petani yang mengeluh pupuk langka di daerahnya dikarenakan dua hal. Yang pertama karena petani tersebut belum terdaftar sebagai penerima pupuk bersubsidi, dan yang kedua jatah yang diterima tidak sesuai dengan keinginan.Wijaya menegaskan Pupuk Indonesia tidak bisa mendistribusikan dengan jumlah yang melebihi atau di luar dari ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.Pupuk Indonesia Grup saat ini juga sudah memiliki sistem untuk memastikan distribusi pupuk berjalan baik dan tepat sasaran, seperti sertifikasi antifraud ISO 37001, whistleblowing system yang merupakan bentuk komitmen penerapan good corporate governance, ditambah digitalisasi sistem seperti Distribution Planning & Control System (DPCS). Selain itu juga Aplikasi Gudang, Web Commerce, Product Tracking, hingga saat ini tengah melakukan uji coba aplikasi digital Retail Management System (RMS).Seluruh sistem ini dimanfaatkan untuk memastikan ketersediaan pupuk sesuai dengan prinsip enam tepat yaitu tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu, tepat harga, tepat tempat, dan tepat jenis. (mth)
Listrik Membuat Bertani Menjadi Lebih Produktif dan Lebih Efisien
Jakarta, FNN - Akan lebih baik mendatangi Kebun Naga Poernama saat malam hari, bukannya siang seperti ANTARA lakukan awal Desember lalu. Ini karena mulai sore sampai malam, kebun naga di sebuah dataran tinggi di Kampung Jamban Sari, Desa Bayongbong, Kecamatan Bayongbong, Garut, Jawa Barat, itu akan terlihat lebih indah karena bermandikan sinar lampu listrik.\"Orang menyangka semua ini demi keindahan, padahal yang kami lakukan ada fungsinya,\" kata Melani Biru Apyenta (24), supervisor kebun naga seluas 3 hektar yang juga situs agrowisata populer di Garut tersebut, kepada ANTARA.Sebanyak 700 bohlam bertotal daya 1.400 watt menerangi sekitar 1.400 pohon naga tatkala malam tiba karena saat siang tentu sudah menjadi urusan matahari. Setiap dua pohon dipasangi satu bohlam berdaya 8-10 watt.Semua orang tahu bahwa tanaman tergantung kepada sinar matahari untuk proses fotosintesis agar bisa tumbuh, berbunga dan berbuah.Dan buah naga adalah satu dari sekian jenis flora yang butuh dicahayai hampir 24 jam. Untuk alasan ini pula lampu-lampu listrik dipasang di Kebun Naga Poernama untuk menerangi pohon ini saat malam tiba, agar cepat berbuah.Cuma, tak boleh sembarang lampu karena mesti LED dan warnanya pun mesti kuning demi mempercepat pertumbuhan tanaman.Selain menghasilkan fitur hemat energi yang lebih baik ketimbang sumber cahaya buatan lainnya, LED bisa mengatur warna dan spektrum berbeda serta fleksibel menyesuaikan sumber cahaya sesuai dengan spektrum cahaya yang dibutuhkan tanaman guna mempercepat pertumbuhannya.Dengan cara ini, pohon naga menjadi lebih sering berbuah. \"Kami panen tiap bulan, padahal buah naga biasanya dipanen setiap enam bulan,\" kata Melani kepada ANTARA. \"Pokoknya tidak mengenal musim. Bulan lalu kami panen tiga ton.\"Kebun Naga Poernama adalah satu dari banyak situs pertanian di Indonesia yang merasakan manfaat besar listrik untuk pertanian.Di berbagai tempat di Indonesia, para petani dan pengusaha penggilingan beras sudah lama memakai listrik untuk menghidupkan mesin-mesin mereka sehingga bahan bakar fosil yang sebelum ini mereka konsumsi sudah lama menjadi sejarah karena sudah tak banyak lagi yang menggunakannya.Dari sudut biaya listrik jelas hal ini lebih efisien, sementara dari sudut lingkungan, energi terbarukan seperti listrik adalah kabar bagus bagi kualitas lingkungan yang lebih baik.Tak hanya itu, para petani juga pelan-pelan beralih ke alat pertanian listrik yang mereka rasakan lebih hemat ketimbang bahan bakar minyak.\"Jauh lebih irit dibandingkan dengan traktor biasa,\" kata Usep Kamil, petani di Desa Margaluyu, Kecamatan Campaka, Cianjur, kepada ANTARA awal Desember lalu, tentang alat pertanian listrik yang baru didapatkan kelompok tani pimpinannya dua bulan silam.Energi listrik juga membuat pelaku-pelaku pertanian menjadi memiliki waktu lebih banyak dan kesempatan lebih lapang dalam berinovasi dengan memanfaatkan teknologi.Situasi ini mendongkrak produktivitas serta menekan biaya operasional yang pada akhirnya menaikkan kesejahteraan petani untuk kemudian memacu output pertanian nasional di tengah lahan yang terus menyusut.Metode-metode baru berproduksi komoditas pertanian di mana listrik menjadi komponen pentingnya pun menjamur di mana-mana.Ini termasuk budidaya sayuran dan buah secara hidroponik yang telah membuat pertanian menjadi tidak tergantung kepada musim dan cuaca, selain mengatasi masalah lahan pertanian yang kian menyusut, dan membuat bertani bisa dilakukan siapa pun.Tak heran listrik untuk memacu produktivitas pertanian yang biasa disebut electrifying agriculture menjadi kecenderungan di mana-mana.Adalah PT PLN (Persero) yang menggagas ide ini. Tujuannya adalah membuat sektor pertanian Indonesia modern agar produktivitas naik tiga kali lipat dan beban operasional ditekan sampai 60 persen.Manfaat program ini sendiri sudah dirasakan luas oleh banyak petani Indonesia sehingga tak heran semakin banyak petani, peternak dan pengusaha pertanian beralih ke sistem produksi berbasis listrik. Saat ini saja sudah 124 ribu petani Indonesia yang menjadi pelanggan electrifying agriculture.Program ini juga mendekatkan petani dan peternak ke akses pasar dengan cara yang lebih efisien lewat konsep e-commerce yang sudah menjadi kecenderungan era kini.E-commerce pula yang membuat tempat-tempat seperti Kampung Naga Poernama memiliki pelanggan yang setia menyerap produk mereka.Bagi PLN sendiri, seperti diutarakan Direktur Niaga dan Manajemen PLN Bob Saril dalam bedah buku \"Electrifying Agriculture: Petani Cerdas 4.0 Go Modern, Go Electrifying awal Oktober lalu, efisiensi dan peningkatan produksi akan memudahkan petani dalam mengakrabi ekonomi digital dengan salah satunya menjual produk pertanian via marketplace. Kebutuhan MendesakListrik pertanian jelas menjadi langkah kreatif dalam mengatasi terus berkurangnya lahan pertanian yang menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) sudah berkurang 160 ribu hektar dalam kurun tiga tahun terakhir ini.Alih fungsi lahan pertanian dan tiadanya penambahan lahan baru yang sebenarnya baik bagi lingkungan, adalah dua dari banyak faktor yang membuat lahan pertanian terus menyusut.Menurut BPS, pada 2019 luas lahan pertanian di Indonesia mencapai 10,677 juta hektar, namun menyusut sekitar 20 ribu hektar pada 2020 menjadi 10,657 juta hektar.Pada 2021 angka itu bahkan menyusut lebih dari t ujuh kali dari setahun sebelumnya, mencapai 142 ribu hektar menjadi 10,515 juta hektar.Ironisnya tingkat produktivitas pertanian yang dihitung menurut satuan kuintal per hektar atau ku/ha dan volume produksi per tahun terus naik.Bahkan pada 2021 kenaikannya lebih signifikan, justru ketika luas lahan pertanian menyusut lebih tajam dibandingkan setahun silam.Angka yang ada pada BPS menunjukkan tingkat produktivitas pertanian pada 2019, 2020 dan 2021 masing-masing 51,14 ku/ha, lalu 51,28 ku/ha, dan 52,26 ku/ha.Volume produksi dalam tiga tahun itu juga naik, masing-masing 54,604 juta ton pada 2019, kemudian 54,649 juta ton pada 2020, dan 55,269 juta ton pada 2021.Jika melihat data nasional tiga tahun terakhir itu, kekurangan lahan tak begitu mengganggu produktivitas pertanian.Di antara faktor yang membuat keadaan itu terjadi adalah intervensi teknologi dan inovasi pertanian. Dan energi listrik menjadi salah satu dari sekian faktor yang menciptakan kecenderungan menarik ini.Faktanya pula listrik tidak saja baik untuk pertanian, namun juga menjadi keniscayaan di masa depan karena Indonesia tak selamanya bisa mengandalkan energi fosil.Hal itu bukan cuma karena cadangan energi terus berkurang, melainkan juga karena ada upaya agresif dari dunia guna menekan penggunaan energi fosil dalam rangka memerangi pemanasan global di mana proses pembakaran bahan bakar fosil menjadi penyumbang terbesar bagi terciptanya pemanasan global dan degradasi lingkungan.Kecenderungan itu sendiri sudah dipetakan banyak pihak, salah satunya PT Pertamina (Persero) yang memperkirakan setelah 2046 ketika konsumsi bahan bakar minyak di Indonesia diperkirakan mencapai puncaknya, tingkat konsumsi bahan bakar minyak di Indonesia akan terus turun, dari 780 juta barel setara minyak menjadi 215 juta barel setara minyak.\"Sebaliknya, energi baru terbarukan akan meningkat signifikan,” kata Vice President Pertamina Energy Institute (PEI) Hery Haerudin beberapa waktu lalu.Kecenderungan ini sudah jelas terlihat belakangan ini di mana salah satunya terjadi pada sektor pertanian yang kian luas mengadopsi alat dan metode berbasis listrik sebagai komponen utama dalam proses produksi pertanian.Kecenderungan ini bakal semakin kuat jika melihat penetrasi listrik sudah menerangi semua wilayah dan setiap rumah di Indonesia.Data yang ada menunjukkan rasio elektrifikasi (penggunaan listrik untuk basis rumah tangga), terus naik dari waktu ke waktu. Dalam kurun 2018-2020 saja angkanya meningkat dari 98,3 persen menjadi 98,89 persen dan kemudian menjadi 99,2 persen.Memang hitungan ini untuk tingkat rumah tangga, namun penetrasi listrik seluas itu bisa semakin memicu hadirnya budaya hidup serba listrik yang bisa mendorong sektor-sektor ekonomi semakin masif dikelola oleh sistem berbasis listrik, termasuk sektor pertanian.Pada akhirnya kondisi ini bisa membantu menciptakan ketahanan pangan yang tak saja bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri dan menaikkan porsi pertanian dalam output ekonomi nasional, namun juga dapat meningkatkan kemampuan Indonesia dalam hal ekspor produk pertanian.Dan ini bukan isapan jempol karena dari data BPS untuk triwulan kedua 2021, sektor pertanian Indonesia tumbuh 1,35 persen, sedangkan ekspor pertanian selama periode ini naik 14,85 persen mencapai 1,04 miliar dolar AS.Dari fakta dan data itu terlihat bahwa inovasi dan prakarsa memajukan pertanian seperti electrifying agriculture adalah kebutuhan mendesak di tengah terus berkurangnya lahan pertanian. (mth)
Bulog Luncurkan "Beras Maleo" Andalan Sulteng
Kota Palu, 29/12 (ANTARA) - Perusahaan Umum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Sulawesi Tengah meluncurkan komoditas beras premium lokal, sebagai salah satu produk andalan Sulawesi Tengah yang diberi nama \'beras maleo\', Rabu (29/12).Beras Maleo sendiri telah mengantongi izin resmi dari pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) dengan nomor izin edar Kementan RI PD.72.13-A.I-01-00006-5/2021.Kehadiran beras maleo dinilai menjadi salah satu daya dorong pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan pada kalangan petani-petani lokal.\"Ini adalah beras premium milik masyarakat Sulteng, tentu dengan harga yang semestinya sebagaimana beras premium kita ambil dari petani, sehingga menjadi opsi untuk kita memberdayakan kaum petani lokal, karena memang kualitas beras ini tidak kalah dengan lainnya,\" kata Kepala Kanwil Bulog Sulteng, Basirun kepada ANTARA di Kota Palu, Rabu siang.Ia menjelaskan meski dengan statusnya sebagai beras premium, Bulog Sulteng memasarkan beras maleo dengan harga yang terjangkau, bahkan jauh lebih murah dibanding dengan harga beras premium pada umumnya.Sesuai Peraturan Presiden (Perpres) nomor 48, penyerapan beras milik petani lokal oleh Bulog juga dimaksudkan dalam rangka stabilisasi harga pangan, serta peningkatan kualitas ekonomi masyarakat setempat.\"Hal ini terbukti dalam catatan Bank Indonesia, menyebut stabilisasi harga di wilayah Sulteng sepanjang tahun 2021 dalam batas yang normal, bahkan angka pertumbuhan ekonomi sampai meningkat dua digit,\" jelas Basirun.Selain peluncuran beras premium maleo, Bulog Sulteng turut melakukan penandatanganan kerjasama dengan pemerintah Kota Palu, pemerintah Kabupaten Sigi dan pemerintah Kabupaten Donggala dalam pengadaan beras bagi Aparatur Sipil Negara (ASN).Direktur Bisnis Perum Bulog RI, Febby Novita menyebut kerjasama itu sebagai upaya transformasi bisnis Bulog untuk menjamin ketersediaan cadangan pangan negara, serta ketersediaan pangan guna kepentingan komersil untuk menjaga stabilisasi harga.Hal itu selaras dengan visi yang ada pada Instruksi Presiden (Inpres) nomer 5, mengatur tentang harga serapan beras dari petani oleh Bulog.\"Kita minta kepada Pemprov disini, pemkab/pemkot untuk mensosialisasikan betul-betul tentang Inpres ini, karena didalamnya ada kriteria beras yang harus diserap Bulog, seperti kadar airnya dan beberapa indikator lagi, nah kalau itu tidak terpenuhi maka akan berpengaruh mungkin jumlah yang akan diserap,\" ungkap Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita kepada ANTARA usai peluncuran beras Maleo di Kota Palu, Rabu siang.Pihaknya pun merencanakan, pada tahun 2022 akan memperluas kolaborasi antar Bulog dengan 10 pemerintah daerah yang tersisa, selain dari Kota Palu, Sigi dan Donggala.Ia menambahkan salah satu konsep kolaborasi yang sudah dirancang Bulog, adalah kolaborasi paket pasar murah dan vaksinasi.Sehingga, selain membantu masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dengan harga murah, juga sekaligus membantu pemerintah Kabupaten setempat untuk melangsungkan vaksinasi terhadap warganya. (mth)
Mentan Perkuat Hilirisasi Komoditas Hortikultura
Jakarta, FNN - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berupaya memperkuat pengembangan dan hilirisasi sektor pertanian khususnya komoditas hortikultura untuk mendongkrak nilai ekspor.“Kita harus bisa memperhitungkan offtaker-nya siapa, sehingga produk yang dihasilkan oleh petani sudah jelas market-nya. Saya ingin kita tidak sampai ke budidaya saja tapi juga fokus kepada upaya hilirisasi industri primer,“ kata Mentan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.Mentan Syahrul meminta seluruh jajaran Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian untuk segera melakukan penguatan pengembangan komoditas hortikultura mulai dari aktivitas on farm hingga off farm guna memberikan nilai tambah usaha tani serta mendukung program tiga kali ekspor.Mentan Syahrul mengatakan bahwa hasil panen komoditas hortikultura harus lebih baik, yakni bernilai tambah ekspor. Hal ini sangat penting diwujudkan mengingat permintaan terhadap produk lokal hortikultura sangat banyak, sehingga menjadi peluang besar pengembangan komoditas hortikultura yang lebih fokus dalam skala korporasi dan menghasilkan produk yang berkualitas.\"Ini terbukti dari gelaran One Day with Indonesian Coffee, Fruits, and Floriculture (ODICOFF) tercatat potensi penjualan produk hortikultura senilai Rp378 miliar. Untuk itu menentukan market place dan market retail produk pertanian harus dipikirkan dengan baik,“ katanya.Mentan mengatakan bahwa kemajuan pertanian Indonesia ke depan juga tidak lepas dari peran petani milenial. Pertumbuhan petani milenial harus terus didorong secara masif dengan mengoptimalkan peran Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan yang sudah dikukuhkan. Keterlibatan secara aktif Jaringan Pertanian Nasional (JPN) dalam sektor pertanian dilakukan untuk mengkoordinasikan informasi dan program-program pembangunan di setiap kabupaten agar lebih cepat.“Saya senang ada Jaringan Pertanian Nasional dan saya berharap JPN dapat menjadi pioner di lapangan untuk mengakselerasi pembangunan pertanian di daerah,\" katanya. (mth)
Pupuk Indonesia Libatkan Perguruan Tinggi Dorong Inovasi Pertanian
Jakarta, FNN - PT Pupuk Indonesia (Persero) melibatkan akademisi dari perguruan tinggi di Indonesia dalam mendorong dan mengembangkan riset dan inovasi pertanian, salah satunya dengan menggelar kompetisi Fertinnovation Challenge 2021 guna mendapatkan hasil yang terbaik.Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia, Nugroho Christijanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin, mengatakan pelaksanaan kompetisi riset pertanian Fertinnovation Challenge 2021 menjadi salah satu program Pupuk Indonesia yang saat ini tengah memfokuskan diri dalam bidang riset dan inovasi yang merupakan salah satu pilar strategis dalam program transformasi bisnis.Ajang kompetisi riset pertanian Fertinnovation Challenge 2021 yang digelar oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) kini sudah sampai tahap akhir. Kompetisi yang dimulai pada Oktober tahun ini, telah menetapkan sembilan tim pemenang dan tujuh karya prospektif.Nugroho Christijanto mengatakan bahwa Fertinnovation Challenge merupakan sebuah komitmen Pupuk Indonesia Group untuk menumbuhkan dan mengembangkan inovasi dan kolaborasi secara khusus dengan generani milenial dan civitas akademika dan universitas.\"Tahun 2021 ini menjadi tahun pertama kalinya kompetisi inovasi yang melibatkan seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Kompetisi ini menyasar secara holistik inovasi pertanian dari sistem produksi pupuk, teknologi pertanian presisi bahkan juga aspek rantai nilai pertanian,\" kata Nugroho.Nugroho juga mengungkapkan bahwa Fertinnovation Challenge 2021 ini dapat memperkuat sinergi dan kolaborasi yang positif antara industri dan akademisi ke depannya, serta dapat melahirkan sosok-sosok inspiratif, yang memberikan dampak baik bagi perkembangan dan pertumbuhan Indonesia.\"Kami mengucapkan selamat kepada adik-adik mahasiswa yang menjadi juara maupun kepada seluruh partisipan kegiatan Fertinnovation Challenge 2021. Yang terpenting dari sebuah ide adalah bagaimana mengimplementasikan ide tersebut menjadi karya yang berdampak nyata,\" kata Nugroho.Pemenang kompetisi akan mendapatkan total hadiah hadiah mencapai Rp300 juta. Selain itu, para finalis juga berkesempatan mendapatkan pembiayaan inkubasi riset hingga Rp1,5 miliar dalam bentuk pengembangan ide riset, magang eksklusif, dan coaching.Sebanyak 334 karya meramaikan kompetisi riset pertanian Fertinnovation Challenge 2021 ini. Dari 334 karya, tercatat 99 karya yang lolos tahapan screening awal. Seluruh karya ini berasal dari sekitar 22 perguruan tinggi di seluruh penjuru Indonesia seperti Aceh, Gorontalo, bahkan Sumbawa. Lima universitas penyumbang karya terbanyak dalam ajang ini adalah Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Teknologi Sumbawa, dan Institut Teknologi Sepuluh November.Terdapat tiga kategori yang dilombakan dalam ajang Fertinnovation Challenge 2021. Pertama, Innovation in Smart and Precision Agriculture. Kedua, Innovation in Agriculture Value Chain. Ketiga, Innovation in Fertilizer Production System. Selain itu, Pupuk Indonesia juga memberikan apresiasi kepada tujuh pemenang dengan karya prospektif.Adapun pemenang untuk kategori Innovation in Smart and Precision Agriculture adalah Ni Putu Eka Dwi Yanti dan Oki Trisna Sekar Arum dari Universitas Brawijaya, judul karyanya Pengembangan Sensor Berbasis Spektroskopi Flouresensi untuk Prediksi Kondisi Tanaman Kedelai dan Hubungannya dengan Kebutuhan Pupuk Makro.Sementara kategori Innovation in Agriculture Value Chain dimenangkan oleh Astri Diani Nur Mufihah dan Luvy Dellarosa dari Institut Teknologi Bandung, judul makalahnya Penggunaan Kompos Sampah Organik sebagai Campuran Bahan Baku Produksi Pupuk Organik Komersial untuk Penguatan Ekonomi Sirkuler Pengelolaan Sampah Kota dan Industri Pupuk.Untuk kategori Innovation in Fertilizer Production System dimenangkan oleh Fadhlih Al-Zaki Sitorus dan Alfi Zahraini dari Universitas Gadjah Mada dengan judul karya \"NEOSFER\" Nano Encapsulated Slow Release Fertilizer. Pupuk Slow Release dari Asam Humat Batu Bara Muda Terenkapsulasi Nano Silikakitosan untuk Aplikasi Pertanian Presisi Indonesia.Sementara tujuh tim dengan karya paling prospektif antara lain dimenangkan oleh Melati Julia Rahma dan Jihan Valencia Amily dari Universitas Brawijaya, tim Novandion Rafly Kurniawan dan Muhammad Ainul Yaqin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Sarono dari Universitas Gadjah Mada. (mth)