Berapa Pun Air yang Dimasukkan Kendi, Kalau Investornya Minggat, Ya Nggak Ada Gunanya
Jakarta, FNN – Ritual memasukkan air ke dalam Kendi Nusantara dalam acara seremonial di lokasi ibu kota negara baru, Penajam Passer Utara, Kalimantan Timur oleh para gubernur se-Indonesia, tak akan berdampak pada sukses tidaknya pindah ibu kota dan masa depan Kalimantan Timur.
Inilah benang merah yang bisa ditarik dari pembicaraan pengamat politik dan ahli filsafat Rocky Gerung dengan wartawan senior Hersubeno Arief dari FNN dalam kanal Rocky Gerung Official, Selasa (15/03/2022).
Dalam ritual tersebut ada satu gubernur, yakni Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura yang tiba-tiba pingsan karena tak kuat menahan panas. “Kalau mau aman, mereka yang membawa air atau tanah itu lakukan ritual dulu agar ada keyakinan bahwa saya membawa air dan tanah ini untuk dipersembahkan pada pemilik alam di Kalimantan. Jadi, ada ritus di awal dan ritus di akhir. Yang dibawa Anis mungkin belum diritualkan sehingga terjadi pertentang antar-dukun,” paparnya.
Bagaimanapun itu suatu habitat yang baru dan tubuh kita tidak mengenali habitat itu. “Lain kalau kita mulai pelan-pelan dengan cakap-cakapan. Tapi kalau tiba-tiba masuk tenda seluruh adaptasi tubuh kita kacau dan otak kita ngga bisa membaca itu. Jadi pingsan itu adalah perintah otak terhadap tubuh untuk tidak bermetabolisme karena tidak sesuai dengan habitat itu,” paparnya.
Menurut Rocky, tubuh kita akan akrab dengan lingkungan yang pernah dia kenali. “Jadi kalau kita naik 1000 meter, wilayah 1000 meter itu belum kita kenali, sedangkan 900 sudah kita kenali. Kita beristirahat di tempat yang tubuh sudah nyaman, yaitu di 900 meter. Tubuh kita cerdas, tahu kapan sejumlah oksigen diisap oleh hemoglobin dan itu memerlukan pengalaman sekaligus pengetahuan,” terangnya.
Dikatakan Rocky bahwa memang agak rumit menerangkan orang yang tiba-tiba pingsan: kekurangan oksigen atau tubuhnya menolak tempat yang dianggap baru. Kalau tubuh kita masuk ke lingkungan yang tidak dia kenali berbahaya.
Menurut Rocky, air dari manapun asalnya, sama, molekulnya sama secara kimia. “Jadi sebetulnya mitologi diperlukan untuk memperlihatkan keseriusan, kejujuran, dan ketakwaan. Kalau itu tidak dilakukan, maka akan terjadi problem-problem supranatural tadi. Anggap saja kekonyolan. Mungkin 20 atau 30 tahun ke depan akan ada pertanyaan, apa penyebab gagalnya IKN? Lalu orang tidak lagi cari jawaban tentang arsitektur, tapi akan bilang dukunnya salah ilmu,” tegasnya.
Rocky menegaskan bahwa negara tidak bisa diurus hanya dengan ambisi. “Ini sebetulnya karena ambisi presiden. Ambisi itu dipicu oleh ketidaknyaman presiden karena beberapa investor mundur sehingga dia berpikir, ya walaupun investor mundur bisa lakukan sendiri sehingga dilakukan mobilisasi kehadiran para gubernur dan menteri di situ,” katanya.
Sementara gubernur dan menteri yang berpikir rasional kata Rocky menganggap bahwa berapa kilo pun tanah yang kita bawa dan berapa liter pun air yang kita bawa, kalau investornya sudah minggat, ya nggak akan ada gunanya.
“Jadi secara psikologis dukungan sudah nggak ada, tapi Pak Jokowi ingin menunjukkan ambisinya. Ini persis dengan menara babel yang dulu ingin dibuat mencapai langit lalu alam semesta memporak porandakan bahasa di antara mereka dan gagal,” paparnya.
Rocky menegaskan bahwa berbagai peristiwa di ritual IKN membuat orang berpikir bahwa memang IKN belum layak, sehingga dikaitkan dengan mistis, padahal bisa dijelaskan secara akademis. “Jadi, catatan hari ini adalah bahwa ambisi itu jangan ditukar tambah dengan perintah teknokratis untuk membawa air dan tanah,” pungkasnya. (ida, sws)