Deklarasi Anies Kembali Disambut Euforia Massa, Yogyakarta Tidak Mau Kalah dengan Medan
Jakarta, FNN - Seperti tak mau kalah dengan Medan, penyambutan calon presiden dari Partai Nasdem, Anies Baswedan, di kota Yogyakarta juga sangat meriah. Seperti penyambutan di Medan, penyambutan Anies di Yogyakarta juga dilakukan sejak Anies turun di Bandara Yogyakarta. Begitu Anis mendarat di Bandara Yogyakarta, ribuan massa berdesakan menyambutnya sambil meriakkan kata “Presiden” berulang-ulang, seperti terlihat dalam unggahan video yang beredar di jagad Maya.
“Sambutan kepada Anies di Bandara Yogyakarta ini mengingatkan kita pada penyambutan massa saat Anies tiba di Bandara Medan, ketika dia melakukan kunjungan ke Sumatera Utara, beberapa waktu yang lalu,” ujar Hersubeno Arif, wartawan senior FNN, dalam kanal YouTube Hersubeno Point, Rabu (16/11/22) .
Saat itu, sambutan terhadap Anies di Medan memang luar biasa meriahnya, dimulai dari bandara, lalu sepanjang perjalanan, bahkan sampai di berbagai pelaksanaan acara di kota Medan.
Memang, bagi Anies Baswedan, ke Yogyakarta berarti pulang kampung, karena Anies Baswedan dibesarkan dan merampungkan perkuliahannya di kota ini, yaitu di Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Namun, kehadiran Anies Baswedan di kota Yogyakarta kali ini dalam rangka menghadiri Deklarasi Forum Ka'bah Membangun sebuah organisasi yang diinisiasi oleh sejumlah tokoh dan mantan anggota DPR RI dari PPP yang dipimpin oleh Habil Marathi, yang pernah menjadi bendahara umum PPP dan anggota DPR RI sampai beberapa periode.
Selain penyambutan di bandara, penyambutan dengan kemeriahan yang sama juga dilakukan di sekitar lokasi deklarasi Forum Ka'bah Membangun, di Gedung Grand Pacific Hall, Sleman, Yogyakarta. “Kalau melihat antusiasme, bahkan saya menyebutnya euforia warga, setidaknya sementara ini di dua kota tadi, yakni dari Yogyakarta dan Medan, para capres pesaing Anies Baswedan ini harus benar-benar bersiap dan waspada,” ujar Hersu. “Karena, fakta di lapangan sementara ini menunjukkan bahwa Anies Baswedan menjadi calon presiden terkuat untuk menduduki kursi presiden berikutnya,” lanjutnya.
Masalahnya, apakah Anies akan benar-benar mendapat tiket pencapresan? Saat ini baru Nasdem yang sudah mendeklarasi Anies sebagai calon presiden, sedangkan keputusan PKS dan Demokrat masih ditunggu untuk memastikan Anies Baswedan benar-benar telah mendapatkan tiket dan bisa berlaga pada Pilpres tahun 2024.
Akan tetapi, lanjut Hersu, dari peristiwa di Yogya ini, kita mengetahui bahwa ceruk-ceruk suara Anies Baswedan, kalaupun jadi diusung oleh Nasdem, PKS, dan Demokrat, juga akan muncul dari partai-partai pendukung pemerintah yang lain, seperti dari Forum Ka'bah Membangun misalnya, sebuah forum yang sebenarnya dimaksudkan untuk menyelamatkan PPP. Seperti kita ketahui bahwa PPP tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu bersama Golkar dan PAN.
Lebih lanjut, Hersu menjelaskan bahwa kalau kita melihat antusiasme warga seperti yang terjadi di Yogyakarta ini, terutama pada Deklarasi Forum Ka’bah Membangun kita yakin dan tidak terlalu berlebihan klaim dari Habil Marathi, pimpinan Forum Ka'bah Mandiri, yang mengatakan bahwa 90% dari massa pendukung PPP akan memilih Anies Baswedan, kendati nantinya secara resmi PPP mendukung calon presiden lain. Sejauh ini, kita juga tahu bahwa bersama dengan PAN, PPP sudah menyatakan akan mengusung Ganjar Pranowo. Sementara, partner koalisi yang lain, yaitu Golkar, sampai saat ini belum sepakat dan mereka tetap ngotot bahwa yang harus diusung menjadi calon presiden adalah Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.(ida)