Desa LeBetawi di Maluku
Oleh Ridwan Saidi, Budayawan
DESALeBetawi di Maluku Tenggara bukan nama baru. Tembokannya mungkin saja. Nama desa ini fakta yang hancurkan
khayal sementara orang yang menebak Betawi dari Batavia. Betawi artinya gerbang, itu bahasa Armen. Betawi bukan flora. Memang ada pohon beKawi, bukan beTawi
Mester Kornelis (bukan Cornelis), Kebayuran, Tangerang, Bekasi dalam administrasi kolonial termasuk dalam residensi Mester Kornelis. Ini dalam soal administrasi misalnya pengurusan surat tanah atau eigendom verponding.
Dalam soal non administrasi daerah-daerah tadi termasuk Batavia en ommelanden, Jakarta dan sekitarnya.
Batavia meliputi distrik:
1. Batavia Centrum yang diidentikkan dengan Gambir. Padahal termasuk juga Kebon Siri, Tenabang, Petojo, Kramat.
2. Weltevreden dengan Batavia Centrum berbatas sodetan Ciliwung ke barat sampai Jaga Monyet .
Weltevreden meliputi Pasar Baru, Senen, Gunung Sari, Sawah Besar, Mangga Dua, Krukut.
3. Jakarta-Kota. ANEH tidak disebut Batavia-nya. Perbatasannya dengan Weltevreden di bukit-bukit Tambora, kini Jembatan Harco.
Rayonisasi stasion telpon sejak 1930-an cuma Gambir dan Kota. Central telpon di Bandung. Sebelum ada stasion telpon Gambir dan Kota, mau telpon hubungi central di Bandung dulu: Halo halo Bandung.
Ini mengilhami Ismail Marzuki ciptakan lagu Halo halo Bandung. Untuk Jakarta almarhum bikin Bandar Jakarta.
Betawi bukan Batavia. Nama Batavia dipakai mulai tahun 1623 mengganti Jakatra (re: Oud Batavia).
Betawi, atau Le Betawi dengan partikel, bukan nama untuk kota, tapi untuk komunitas native yang berdiam di Kapuk Muara, dimana akses ke kampung itu harus melalui gerbang. Dalam Armenia gerbang itu Le Betawi, dengan partikel.
Nama Desa LeBetawi Maluku Tenggara juga menguatkan fakta bahwa penyebaran bahasa Armenia cukup luas. Bahasa ini dibawa orang-orang asal Asia Minor yang migrasi ke Andunisi pada IX M. Mereka bukan berbahasa Armenia tapi kosa kata Armenia banyak diserap oleh bahasa-bahasa bangsa-bangsa Asia Minor. (*)