Digitalisasi dan Kolaborasi Kunci UMKM Tumbuhkan Ekonomi Inklusif
Jakarta, FNN - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sepakat dengan hasil riset berjudul “Digitalisasi UMKM - Kunci Pertumbuhan Inklusif Perekonomian Indonesia” yang mengungkapkan bahwa digitalisasi dan kolaborasi adalah kunci dalam menumbuhkan ekosistem ekonomi inklusif pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Erick Thohir menyebutkan bahwa riset sejenis itu dibutuhkan untuk menggali potensi UMKM di Tanah Air karena UMKM merupakan tulang punggung dari perekonomian nasional.
“Hadirnya teknologi serta platform digital tentunya akan memudahkan kita untuk mendukung pertumbuhan UMKM. Semua ini sejalan dengan harapan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan ekonomi digital Indonesia,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangan tertulisnya, Sabtu.
UMKM di Indonesia dalam riset itu dibuktikan telah menjadi penyerap hasil produksi dari para penyedia bahan mentah, selain itu UMKM berhasil membuka lapangan kerja bagi komunitas di lingkungan sekitarnya untuk membantu proses produksi dan pengoperasi bisnis.
Kehadiran UMKM menjadi kesempatan usaha baru bagi pedagang eceran dan distributor karena bisa menghadirkan lebih banyak variasi produk di pasar- pasar lokal.
Dalam riset yang dikerjakan oleh Litbang Kompas, Boston Consulting Group (BCG), serta e-commerce besutan anak bangsa yaitu Blibli didapatkan fakta bahwa 77 persen pelaku UMKM memberdayakan orang- orang dari komunitasnya dan merupakan langkah yang baik karena bisa memunculkan lima kesempatan lapangan kerja di lingkungan setempat.
Digitalisasi UMKM juga krusial karena bisa meningkatkan kemampuannya untuk berbisnis mencapai pasar yang lebih luas.
Keberadaan digitalisasi menjadi penting di masa sulit seperti pandemi karena bisa membantu dan menopang UMKM khususnya seperti di masa pandemi yang menyebabkan terjadinya penurunan penjualan, penyusutan sumber permodalan, serta penyumbatan jalur distribusi.
Penting agar kolaborasi antarsektor bisa terjadi dengan maksimal untuk memberikan UMKM literasi digital sehingga digitalisasi bisa dirasakan secara merata oleh puluhan juta pelaku UMKM di Indonesia.
Pelatihan lainnya yang penting bagi UMKM adalah pelatihan mengembangkan produk dan usaha, mulai dari membuat pengemasan yang modern hingga mendapatkan sertifikasi yang relevan, agar memenangkan pelanggan dan kompetisi pasar di platform online.
Peneliti Litbang Kompas BE Satrio menambahkan bahwa mayoritas UMKM saat ini sudah memahami pentingnya teknologi digital, dengan data 74 persen dari UMKM yang disurvei telah familiar dengan kehadiran e-commerce.
Sayangnya baru 20 persen yang memiliki literasi digital memadai untuk memanfaatkan teknologi secara optimal. Terbatasnya literasi digital berakar dari berbagai sumber seperti kurangnya akses ke perangkat teknologi dan pendanaan.
“Sebab itu, meningkatkan literasi digital pun membutuhkan pendekatan multisektoral. Semua pihak juga selayaknya bahu-membahu karena digitalisasi UMKM akan menciptakan multiplier effect yang membawa balik manfaat ke seluruh sektor ekonomi. UMKM yang sudah go online menghasilkan pendapatan 1,1 kali lebih tinggi dibanding yang offline dan penghasilan yang lebih baik ini memungkinkan UMKM online untuk semakin memperluas bisnis, dengan demikian menyerap lebih banyak sumber daya,” kata Satrio.
Riset ini pun merekam bahwa UMKM daring, dalam mengoptimalkan kapasitas usaha, mempekerjakan 1,4 kali lebih banyak orang dibanding UMKM tradisional.
President Director PT Boston Consulting Indonesia Haikal Siregar menyatakan bahwa multiplier effect yang dihasilkan oleh digitalisasi UMKM pada akhirnya akan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi inklusif Indonesia di masa depan.
“Peningkatan digital literacy UMKM hingga menyentuh 50 persen akan berdampak pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dengan nilai yang diperkirakan sebesar 38 miliar dolar AS. Selain menghadirkan kanal penjualan, teknologi digital juga membantu UMKM dengan memperluas akses ke permodalan karena data dari platform digital dapat digunakan sebagai insights saat merancang program peminjaman yang sesuai dengan sektor tersebut,” tambah Haikal.
Riset juga menyimpulkan bahwa perampingan kebijakan usaha, termasuk menghadirkan program untuk mempermudah pengurusan izin bagi UMKM yang ingin go digital, diperlukan untuk mendukung pertumbuhan UMKM. (mth)