Dituduh Dalangi Aksi Mahasiswa, Gatot Nurmantyo: Itu Intelijen Hilang Akal

Mantan Panglima TNI Jend. Gatot Nurmantyo

Jakarta, FNN - Aksi besar-besaran mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) setidaknya telah membuat kalang kabut pemerintah. Maklum aksi ini sudah dimulai sejak bebrapa hari yang lalau dan akan berkahir hingga tuntutan mahasiswa dipenuhi.

Menjelang puncak aksi demonstrasi yang akan digelar pada Senin, 11 April 2022 besok tidak luput dari berbagai ada dumba, pecah belah, 'teror' dan intimidasi. Berbagai informasi hoaks hingga peretasan akun sejumlah petinggi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) pun terjadi.

Salah satu isu yang gencar diserukan adalah bahwa demo 11 April 2022 ini ditunggangi oleh sejumlah pihak. Pihak yang paling sering menjadi korban adalah Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). 

Fitnah terhadap KAMI juga pernah terjadi pada momen demo mahasiswa sebelum-sebelumnya seperti dituding menunggani aksi demonstrasi menolak Omnibus Law beberapa waktu lalu.

Menanggapi seringnya KAMI dituding sebagai 'dalang' aksi demonstrasi mahasiswa, salah satu inisiator KAMI, Gatot Nurmantyo buka suara. Gatot mengaku santai menghadapi fitnah itu, karena dalam demokrasi dicurigai seperti itu merupakan hal yang biasa.

"Dalam alam demokrasi, dicurigai itu biasa, orang curiga kan biasa. Ada yang suami istri saling curiga kan biasa-biasa saja," ujar Gatot Nurmantyo kepada wartawan FNN, Hersubeno Arief dalam kanal Hersubeno Point, Ahad, 10 April 2022.

Mantan Panglima TNI itu  pun mengatakan bahwa orang-orang yang menuding KAMI sebagai dalang demo 11 April 2022 merupakan 'intelijen yang hilang akal'.

"Ya kan ini kan intelijen-intelijen yang mungkin sudah kehilangan akal, supaya bapak senang, bilang aja udah KAMI kan, karena KAMI kan oposisi, dan oposisi dicap oleh mereka," kata Gatot Nurmantyo.

Gatot menegaskan bahwa KAMI tidak pernah asal bicara saat memberikan kritikan kepada Pemerintah. "Saya merasa bahwa yang dilakukan KAMI adalah memberikan masukan-masukan berdasarkan fakta-fakta yang tidak terbantahkan untuk diperbaiki," tuturnya.

Demonstrasi menurut Gatot adalah hak politik rakyat menyampaikan pendapat dan secara konstitusional dilindungi oleh Undang-undang. “Gerakan aksi mahsaswa dan pemuda adalah hak rakyat. Itu tindalak konstitusional. Seharusnya mendapat apresiasi, karena yang disampaikan hal yang bagus,” paparnya.

Menurut Gatot, mahasiswa adalah komponen masyarakat yang paling tahu kondisi riil masyarakat. “Mereka tinggal di masyaraat, makanya dia tahu persis kondisi masyarakat, tetapi dia juga berada di lingkungan kampus, lingkungan inteletual, lingkungan kebenaran  yang paling hakiki. Maka apa yang dia dengar di masyaakat, mereka diskusikan di fakultas masing-masing. Setelah itu mereka pasti mengajak  yang lain juga untuk mencari kebenaran hakiki ke dosen, dekan atau guru besarnya. Setelah itu antarfakultas disiskusikan. Kalau belum puas mereka diskusikan antaruniversitas,” tegasnya.

Gatot mengingatkan bahwa gerakan mahasiswa adalah gerakan mulia yang perlu didukung oleh semua lapisan masyarakat. “Pemuda dan mahasiswa adalah agen perubahan. Mahasiswa adalah pemilik masa depan bangsa. Wajar mereka melakukan koreksi. Mereka tidak mau terkena limbahnya. Inilah mulianya mahasiswa yang peduli terhadap nasib rakyat, bangsa dan negara dalam kondisi tak menentu ini,” pungkasnya.

Besok pagi, mahasiswa yang tergabung dalam aliansi BEM Seluruh Indonesia berencana akan menggelar unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 11 April 2022. Ada enam poin tuntutan yang akan disampaikan mahasiswa dalam unjuk rasa tersebut salah satu di antaranya soal isu perpanjangan masa jabatan presiden maupun penundaan Pemilu 2024.

Aksi unjuk rasa tersebut rencananya diadakan di sekitar kawasan Istana Negara, Jakarta Pusat. Polda Metro Jaya pun akan melakukan rekayasa arus lalu lintas di sekitar kawasan Istana Negara, Monas dan DPR. (ida, sws) 

751

Related Post