Emas Menguat Dipicu Prospek Lebih Banyak Sanksi Rusia, Inflasi Tinggi

Ilustrasi - Pramuniaga menunjukkan emas untuk investasi atau batangan Antam di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.

Chicago, FNN - Emas menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena investor mencari aset-aset aman di tengah prospek negara-negara Barat akan memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina dan kemungkinan inflasi lebih tinggi, meskipun kenaikan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS membatasi keuntungan.

 

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terangkat 10,3 dolar AS atau 0,54 persen, menjadi ditutup pada 1.934,00 dolar AS per ounce. Emas berjangka anjlok 30,3 dolar AS atau 1,55 persen menjadi 1.923,70 dolar AS pada Jumat (1/4/2022) dan merosot 1,8 persen untuk minggu lalu.

Ada kemungkinan inflasi menjadi lebih tinggi karena perlambatan pengiriman terkait pandemi di China serta perang di Ukraina, yang menjadi pertanda baik bagi emas, kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Investor juga menantikan rilis risalah dari pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve pada Rabu (6/4/2022) untuk tanda-tanda bahwa bank sentral AS dapat menaikkan suku bunga acuan setengah poin persentase bulan depan.

Mata uang safe-haven dolar naik ke puncak satu minggu, juga didukung oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS di tengah ekspektasi bahwa suku bunga AS akan naik tajam. Pergerakan mata uang dolar menahan kenaikan emas.

Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil sambil meningkatkan dolar.

Kemarahan global menyebar pada Senin (4/4/2022) atas pembunuhan warga sipil di Ukraina utara dan tampaknya akan menggembleng Barat untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Moskow, yang mungkin dapat mencakup ekspor energi Rusia.

"Permintaan safe-haven dapat berkurang jika pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina berhasil, tetapi inflasi tampaknya akan tetap tinggi, yang dapat terus mendukung harga emas," tulis analis di Heraeus Precious Metals dalam sebuah catatan.

Keuntungan di Wall Street pada Senin (4/4/2022) juga meredupkan daya tarik emas, karena indeks Nasdaq dan S&P 500 didorong oleh saham-saham megacap dan lonjakan 20 persen pada saham Twitter.

Pedagang juga mencerna komentar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa negosiasi damai menjadi lebih sulit karena militer Ukraina melaporkan warga sipil yang tewas di kota Bucha, Ukraina.

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Senin (4/4/2022) bahwa pesanan pabrik AS turun 0,5 persen pada Februari setelah melonjak dengan revisi naik 1,5 persen pada Januari. Penurunan pesanan pabrik ini terjadi untuk pertama kalinya dalam 10 bulan.

Untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 6,4 sen atau 0,26 persen, menjadi ditutup pada 24,59 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 2,4 dolar AS atau 0,24 persen, menjadi ditutup pada 991 dolar AS per ounce. (mth/Antara)

316

Related Post